(POV ANTARA)
"Nekat juga ada batasnya, Antara."
Sepertinya aku pingsan setelah pertarungan ku tadi. Sekarang aku bangun di alam sadarku dan Lana sedang berdiri di depanku. Dia tampak marah kepadaku karena menggunakan kemampuan unik Absolute sebanyak dua kali dalam satu hari.
Iya aku memang nekat menggunakan kemampuan unik yang mematikan ini, tapi itu adalah bayaran yang pantas untuk membunuh Joker walaupun yang kubunuh hanyalah bayangan.
"Apa kau tau berapa banyak nyawamu berkurang setelah menggunakan Absolute?," Tanya Lana.
"Be-Berapa?".
"4 tahun."
"Bukankah seharusnya 2 tahun?!".
Lana mendekatiku lalu dia memukul wajahku. "Absolute adalah kemampuan yang menguras kehidupan manusia!! Jika kau memakainya lewat dari batas yang seharusnya maka Absolute meminta lebih banyak bayaran dari pada yang seharusnya!".
Aku sudah menggunakan Absolute sebanyak dua kali dan sudah 5 tahun nyawaku berkurang. Kali ini 4 tahun nyawaku berkurang demi mengalahkan bayangan Joker, dan aku menarik kata-kata ku kalau harga nyawaku setimpal dengan mengalahkan bayangan Joker.
"Jika Joker muncul kembali, aku yang akan melawannya." Lana mengeluarkan sebyah aura hitam disekitar nya.
"Aku juga punya kekuatan sendiri sekarang. Phantasma, ini adalah kekuatan Joker yang dia suntik kan kepadamu waktu itu," ucap Lana.
Lana mengalirkan kekuatan Phantasma di seluruh alam bawah sadar hingga banyak sekali bayangan yang bergentayangan.
Lana mendekatiku lalu dia menbantuku berdiri. "Kau juga dapat menggunakan kekuatan ini Antara asalkan kau menggunakannya seijin ku."
"Jangan bilang kekuatanmu sama kuatnya dengan Byakko?".
Tiba-tiba Byakko muncul di sampingku. "Aku benci mengakuinya, tapi kekuatan Lana sama kuatnya dengan aku."
"Sebenarnya kekuatan Phantasma itu apa Lana? Kok bisa sekiat dengan kekuatan dewa petir Byakko?".
"Phantasma adalah nama dewa yang mencuri bayangan manusia. Dewa Phantasma ini sama sekali tidak dikenal oleh siapapun karena dia selalu berada di dunia bayangan. Namun dewa Phantasma selalu memberikan berkah kekuatannya kepada manusia untuk membantu manusia melawan kerusakan dunia."
Aku melihat kesrah Byakko. "Melawan kerusakan dunia? Apakah dewa Phantasma sama seperti roh penjaga mata angin?".
"Iya. Jika aku, Suzaku, Seiryu, dan Genbu adalah roh penjaga mata angin maka Phantasma adalah dewa penjaga alam," balas Byakko.
"Benar. Jumlah mereka sama banyaknya dengan roh penjaga mata angin," jawab Lana.
Tiba-tiba aku merasakan kehangatan yang luar biasa menjalar keseluruh tubuhku. Lana dan Byakko melihatku dengan wajah yang tenang. "Kembalilah Antara, ada yang sedang menunggumu."
...
...
...
"Sudah sadar, Antara?".
Theresa sedang menyembuhkan aku menggunakan bulu domba emas. Pantas saja tadi aku merasakan kehangatan yang sangat nyaman di dalam bawah sadsrku tadi.
Theresa sedang memegang sesuatu di tangan kanannya. Sepertinya yang dia pegang itu adalah berkas yang bersikan data-data... Ada tulisan 'Chimera Project' diberkas itu.
Chimera? Mahluk hasil penggabungan manusia dengan hewan atau hewan dengan hewan. Setahuku Chimera itu adalah eksperimen ilegal yang ditentang oleh banyak negara karena eksperimen ini mempermainkan kehidupan suatu mahluk hidup.
"Apakah masih ada mutan yang tersisa di tempat ini," tanyaku kepada Theresa.
"Masih, dan Marco sedang membersihkannya."
Aku bangun dan memegang berkas Chimera Project yang dipegang Theresa. "Chimera Project?".
"Akan kuceritakan ini nanti, sekarang ada mahluk berbahaya yang mendiami tempat ini."
"Mahluk apa?".
Theresa berdiri lalu melipat kembali bulu domba emasnya. "Chimera!".
"Chimera?! Apakah ini ada hubungannya dengan berkas yang kau bawa itu?!".
Theresa mengangguk. "Kalau kamu sudah baikkan ayo kita periksa tempat lebih dalam. Kita harus menemukan Chimera yang ada disini agar dia tidak pergi keluar."
Lalu aku dan Theresa pergi ke lantai 3 dimana itu adalah lantai terakhir di tempat ini.
Tidak seperti di lantai satu dan lantai dua yang penuh dengan mutan, lantai tiga tidak ada mutan sama sekali. Yang ada hanyalah darah yang menempel di dinding-dinding serta bau busuk yang menyengat.
"Jangan-jangan di lantai ini ada Chimera?!," Ucap Theresa.
Theresa memegang tombaknya lalu dia memanggil Spriggan.
Theresa langsung super waspada dan dia merangkul tanganku. Aku tidak tahu apa tujuannya dia merangkul tanganku, tapi dia gemeteran ketakutan.
"Ayo kita jelajahi dulu tempat mengerikan ini."
Aku dan Theresa memulai memeriksa satu persatu ruangan yang ada. Tapi yang kami tidak sangka adalah disetiap ruangan ada mayat manusia yang tidak memiliki kepala.
Setiap masuk dan keluar ruangan Theresa pasti mual dan muntah karena melihat mayat-mayat tanpa kepala.
Karena tidak tahan, akhirnya aku sendiri saja yang memeriksa satu-persatu ruangan dan Theresa menungguku bersama Spriggan disampingnya di tangga.
"Ini adalah ruangan terakhir… walaupun aku tahan tapi melihat mayat-mayat kepala digantung di langit-langit membuatku ngeri."
Tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki yang aneh. Suaranya seperti seseorang berjalan di air… namun diruangan ini sama sekali tidak ada air. Jika itu Theresa maka aku bisa mendengar langkah kaki Spriggan yang seperti suara ranting patah.
…
…
"Dibelakang!".
Aku menarik Sukogenyu dipunggung ku lalu menebas mahluk yang tak terlihat di belakangku.
Ada cairan biru di Sukogenyu. "Siapa kau?".
Mahluk yang tak terlihat itu menujukan wujudnya.
"Ci-Cicak?!".
Wajahnya seperti cicak, tangan nya berselaput, matanya seperti bunglon, kulitnya seperti buaya, dan dia memiliki ekor buaya.
Dia melihatku dengan kepala mengarah kesamping. Lalu dia mengeluarkan lidahnya seperti ular.
Apakah ini Chimera yang disebut Theresa?! Wujudnya sangat mengerikan tapi jujur, mahluk ini keren juga.
"Bau manusia…"
"Huh?".
Tiba-tiba dia menghilang lagi dan dia muncul di belakangku. Namun aku mendengar suara nafasnya dan dengan cepat aku menusuk matanya dengan Sukogenyu.
Saat aku menusuk matanya, ada cairan biru yang muncrat dan sepertinya cairan biru itu darahnya.
Namun saat mengenai tanganku, aku merasakan panas yang luar biasa.
"Sial! Sebenarnya cairan apa ini??."
Aku mendengar suara berlari dan sepertinya itu Theresa bersama Spriggan.
Chimera itu hendak mencakar ku dengan tangannya, namun dengan cepat aku menebas tangannya dengan Sukogenyu.
Setelah tangannya ku tebas, banyak sekali cairan biru yang keluar dari tangan nya yang ku tebas. Aku langsung mundur kebelakang untuk menghindari cairan biru itu.
"Antara!".
Spriggan mendatangiku lalu dengan cekatan dia mengikat tubuh Chimera itu hingga dia tidak bergerak.
Setelah itu Theresa langsung mendatangiku dan mengeluarkan bulu domba emas untuk menyembuhkan tanganku yang terkena cairan biru itu.
"Kita harus membawa mahluk itu," ucap Theresa.
Chimera itu berusaha melepaskan dirinya dari ikatan Spriggan tapi dia tidak bisa melepasnya karena akar Spriggan dari akar pohon Yggdrasil.
"Namanya Lizardman, Chimera pertama yang dibuat Aliansi Dystopia."
*To be continued-
———