(POV ANTARA)
Sekarang Aku, Theresa, dan Marco sedang menuju kearah utara dari kota Kediri untuk menyerang markas Baratayudha.
Seperti yang sudah dikatakan Marco jika Baratayudha sedang melakukan Aliansi dengan mutan-mutan kelas atas dan tujuan aliansi itu masih belum diketahui secara pasti. Kami menyerang markas Baratayudha untuk menggali informasi tentang aliansi ini serta membersihkan mutan dan anggota Baratayudha.
"Kenapa kita tidak membawa pasukan Garuda?," Tanya Theresa.
"Kita bertiga saja cukup," Balas Marco.
"Kenapa kau yakin kita bertiga dapat meratakan markas Baratayudha?," Tanyaku.
Marco melihat kearah aku dan Theresa. "Theresa, Agen Europe Defense Unit yang terkenal dengan julukan [Summoner Queen]," ucap Marco.
Aku baru tau jika Theresa punya julukan sekeren itu. Ini berarti dari kami bertiga hanya aku saja yang tidak memiliki julykan yang keren?!.
"Lalu Antara, salah satu Earthmate yang sudah membangkitkan kekuatan petir suci serta pemegang pedang Sukogenyu," ucap Marco.
Tadi dia juga mengatakan 'Petir Sucu Dewa Byakko' dan sekarang dia tau tentang Earthmate dan pedang Sukogenyu. Sebenarnya Marco ini siapa? Bagaimana dia tau tentang Earthmate?.
"Mungkin kamu kaget kalau aku tau tentang Earthmate dan pedang Sukogenyu, tapi sekarang bukan saatnya menjelaskan itu. Karena... Kita kedatangan tamu."
Segerombolan mutan berlari menuju kearah kami. Seperti itu muntan-mutan kelas rendah yang dapat ku sucikan dengan api suci ini.
"Laskara Summon : Salaman—".
Aku menghalang tombak Theresa yang hendak memanggil mahluk panggilan.
"Serahkan saja kepadaku Theresa!".
Aku membuka baju ku lalu mengigit jempol ku hingga berdarah. Lalu darah itu ku goreskan ke lambang Byakko yang ada didadaku.
"Api Suci!".
Dengan api sekecil ini tidak mungkin aku bisa membuat muntan-mutan itu kembali normal.
"Laskara Mode Barbarian : Power Up!!".
Dengan kemampuan power up Barbarian, api suci langsung berkobar hebat tapi tidak terasa panas namun terasa hangat.
Aku mengulurkan tanganku kearah gerombolan mutan itu lalu meluncurkan api suci itu kearah mereka. Segerombolan mutan itu langsung terbakar oleh api suci dan mereka berteriak-teriak kesakitan.
Sebelum aku mengetahui tentang api suci ini aku menganggap teriakan mutan itu adalah balasan atas perbuatan mereka yang keji. Namun setelah mengenal api suci ini, aku tidak tahan mendengar suara kesakitan mereka yang tidak salah apa-apa. Jika tidak ada virus mutan ini maka mereka tidak akan merasakan kesakitan ini.
"A-Api apa itu Antara?," Tanya Theresa.
"Itu api suci, atau bisa dibilang jiwa Earthmate yang dapat mensucikan kejahatan yang ada didunia," jawab Marco.
Aku semakin curiga dengan Marco. Sepertinya dia sangat mengetahui tentang Earthmate lebih dari pada aku.
Aku tidak punya waktu untuk memikirkan Marco yang mengetahui tentang Earthmate. Sekarang aku harus membuat sebuah pelindung untuk para mutan yang sedang dalam proses penyucian karena kami tidak punya waktu untuk menunggu mutan ini kembali jadi manusia.
"Mode Change Alchemy : Iron Wall!!".
Aku memasang 4 tembok besi yang mengelilingi para mutan. Tembok besi ini tidak mudah dihancurkan karena besi ini bukan sembarang besi.
"Buat apa kamu membuat pelindung untuk pada mutan itu Antara?," Tanya Theresa.
"Setelah kita meratakan markas Baratayudha maka para mutan itu akan kembali jadi manusia," Jawabku.
Aku mengambil kembali baju ku yang tergeletak ditanah lalu memakainya lagi. Namun saat hendak mengancing baju, kerahku ditarik Theresa hingga aku terduduk.
"Pokonya setelah kita selesai urusan disini kamu harus menjelaskan semuanya ya Antara!!," Ucap Theresa dengan nada yang marah.
Yah ini cukup mendadak baginya. Tiba-tiba aku dapat mengeluarkan api lalu api itu dapat membuat mutan kembali jadi manusia... Kalau aku di posisi Theresa yang tidak tahu apa-apa maka aku bisa saja mengamuk.
... Aku mendengar suara perbincangan dari arah utara. Suaranya terdengar samar-samar karena yang berbicara sepertinya bukan manusia.
Walaupun aku bisa mendengar suara yang jauh tapi kalau suara yang kudengar bukan dari manusia dan hewan maka suara itu terdengar samar-samar. Walaupun cuman samar-samar tapi aku bisa mengetahui arah suaranya datang dari mana.
"Kita sampai," ucap Marco.
"Lebih besar dibandingkan markas GajahMada Logistic," ucapku.
Theresa bersiap memanggil mahluk panggilan dengan tombaknya. "Apakah saatnya kita membuat keributan?".
"Ladies First," ucap Marco.
Theresa tersenyum laku dia membuat lingkaran di udara menggunakan tombaknya. "Laskara Summon : Tiamat!".
Naga berkepala lima yang pernah kukalahkan saat sparring dengan Theresa keluar dari lingkaran yang di buat Theresa. Namun kali ini Tiamat tampak sangat berbeda dibandingkan dengan yang dulu, kekuatan Tiamat sangat dahsyat hingga aku dapat merasakannya.
"Serang tempat itu! Tiamat!'.
Mendengar perintah Theresa untuk menyerang markas Baratayudha, kelima kepala tiamat membuka mulutnya dan mengeluarkan semburan api, air, petir, tanah, dan angin secara bersamaan yang langsung mengarah ke markas Baratayudha.
"Pemburuan dimulai!".
*To be continued-
———