Chu Yichen duduk di sudut jendela kaca bergaya Prancis. Meskipun ada orang lain di area istirahat, Gu Xiaoxiao sekilas bisa melihatnya. Pria itu mengenakan jas hitam dan kemeja putih. Pakaian yang sederhana, namun terlihat berbeda dari yang lain dan sangat menarik perhatian jika Chu Yichen yang mengenakannya. Gu Xiaoxiao mengakui bahwa ia adalah orang yang kurang berpengalaman. Lagi pula, pria tampan dan wanita cantik kini banyak bertebaran di internet, namun pria ini masih bisa membuat Gu Xiaoxiao menghela napas dalam hati. Sungguh sangat luar biasa.
Pertemuan terakhir mereka di kampus merupakan kejadian yang tak terhindarkan. Saat itu, sudah terlambat bagi Gu Xiaoxiao untuk bersembunyi dari Chu Yichen. Ada Chu Xiaoxi di dekat mereka sehingga Gu Xiaoxiao tidak berani terlalu sering melihat Chu Yichen karena takut Chu Xiaoxi akan curiga. Namun, sekarang Chu Yichen berdiri tidak jauh darinya dan ia pun menatap pria itu dengan saksama.
Chu Yichen memandangi beberapa dokumen. Ada secangkir kopi di atas meja dan ia tampak sedang sibuk mengerjakan pekerjaannya. Tiba-tiba, Chu Yichen seolah-olah merasakan sesuatu hingga membuatnya mendongak dan melihat ke arah Gu Xiaoxiao.
Gu Xiaoxiao tidak bisa kabur dan hanya bisa berdiri di sana menatap Chu Yichen. Chu Yichen menatap Gu Xiaoxiao yang tampak sedang malu dan memberi isyarat padanya untuk berbicara. Setelah tertangkap basah, Gu Xiaoxiao tidak punya pilihan selain mendekat. Ia pun menghampiri Chu Yichen, duduk di seberangnya, dan bertanya dengan lembut, "Apakah kamu memiliki urusan bisnis dengan perusahaan kami?"
"Urusan bisnis? Mungkin saja. Apakah kamu magang di sini?"
"Ya, belum lama ini," Gu Xiaoxiao mengangguk sambil menatap langsung ke mata Chu Yichen yang dalam. Setelah sejenak diliputi keraguan, ia mengumpulkan keberaniannya dan membuka mulutnya, "Kapan kamu punya waktu? Ayo kita... urus perceraian kita."
Begitu Gu Xiaoxiao selesai berbicara, ia bisa merasakan dinginnya tatapan Chu Yichen hingga membuatnya bergidik dan nyalinya tiba-tiba menciut. Chu Yichen memandang Gu Xiaoxiao tanpa ekspresi dan bertanya dengan suara rendah, "Apakah pernikahan itu sebuah permainan di matamu?"
"Tidak. Aku tidak bermaksud begitu dan aku juga tidak berpikir begitu," jawab Gu Xiaoxiao sedikit gugup, "Tapi, kamu adalah kakaknya Xiaoxi, aku tidak bisa..."
"Tidak bisa kenapa?" tanya Chu Yichen sambil memandang Gu Xiaoxiao yang berhenti bicara di tengah-tengah kalimatnya.
Gu Xiaoxiao bingung dan tidak tahu bagaimana caranya ia bisa menjelaskan maksud pikirannya pada Chu Yichen. Meskipun Chu Xiaoxi tidak pernah menyinggung soal latar belakang keluarganya, Gu Xiaoxiao juga bisa melihat bahwa dirinya dan Chu Xiaoxi berasal dari dua dunia yang benar-benar berbeda. Semua orang tahu bahwa Chu Xiaoxi fasih berbahasa Inggris dengan aksen Amerika karena ia tumbuh dan besar di luar negeri. Sementara, Gu Xiaoxiao hanyalah seorang anak tidak mampu yang berhasil mendapatkan kursi untuk bersekolah di sekolah asing yang terkenal tapi tidak mampu untuk membayar biayanya. Selain itu, Gu Xiaoxiao sangat miskin dan fakta yang tidak terbantahkan itu menjadi alasan lain baginya.
Mulanya, Gu Xiaoxiao dan Chu Xiaoxi mulai berbincang karena sama-sama memiliki kata 'Xiao' dalam nama mereka. Lalu, tanpa sadar mereka mulai menjadi sahabat. Chu Xiaoxi telah banyak membantunya dalam beberapa tahun terakhir dan ia selalu mengingat semua kebaikan Chu Xiaoxi. Karenanya, Gu Xiaoxiao tidak ingin Chu Xiaoxi mengira bahwa ia ingin terbang dari cabang ke cabang untuk berubah menjadi burung phoenix sebelum mendekati keluarga Chu. Ia pun tidak tahu bagaimana caranya menjelaskan hubungan yang terjadi antara dirinya dan Chu Yichen kepada Chu Xiaoxi. Bahkan, ia takut kalau Chu Xiaoxi mengetahuinya.
"Jalan kehidupan kita berbeda. Aku tidak pantas untukmu," Gu Xiaoxiao perlahan menundukkan kepalanya dan menjawab dengan suara pelan yang hampir tak bisa didengar oleh Chu Yichen, "Kamu pasti memiliki keluarga yang baik, bukan? Jika kamu bukan pria bayaran, gadis seperti apa yang tidak bisa kamu dapatkan? Kamu tidak perlu menghabiskan waktu seumur hidup denganku."