Chereads / Tutorial Menjadi Istri / Chapter 2 - Mabuk

Chapter 2 - Mabuk

Gu Xiaoxiao menghabiskan segelas anggur itu dengan sekali tegukan, lalu meletakkan gelas itu kembali di atas nampan yang dibawa pelayan. Ia menoleh ke arah Mu Yunfan, kemudian menatap matanya lurus-lurus dan bertanya, "Apakah ada lagi yang ingin kamu katakan? Jika tidak ada, aku pergi dulu."

"Kamu baru bersulang satu gelas untuk Yunfan. Apa kamu tidak berencana untuk bersulang untukku?" Jin Jing tidak berencana untuk membiarkan Gu Xiaoxiao pergi begitu saja, "Bukankah tidak baik jika seperti itu pada sesama alumni?"

"Ha," Gu Xiaoxiao tertawa pelan. Memang benar bahwa mereka merupakan sesama alumni sehingga ia sudah tahu orang seperti apa Jin Jing sebenarnya.

Di tahun pertama perkuliahan, Jin Jing membawa Ferrari yang mengkilap ke kampus untuk melaporkan bahwa nama Bai Fumei telah tersebar ke seluruh Kampus B. Pertemuan Mu Yunfan dengan Jin Jing merupakan pertemuan yang tak diharapkan namun tetap terduga dan tak bisa dihindari.

Mereka adalah mahasiswa tahun ketiga dan di kota metropolitan internasional seperti Kota B, tidak mudah untuk mendapatkan pijakan yang kuat dan langsung mengembangkan prospek karir setelah lulus. Semua orang ingin memperbaiki taraf hidup mereka, namun Mu Yunfan memilih jalan pintas dan Gu Xiaoxiao tidak akan menyalahkan kekuatan yang dimiliki Mu Yunfan. Bisa dibilang, pria itu hanya perlu membayar untuk dirinya sendiri karena telah bertemu dengan orang-orang yang buruk.

"Baiklah." Gu Xiaoxiao mengambil segelas anggur lagi, lalu sedikit mengangkat dagunya dan berkata kepada Jin Jing, "Semoga kalian semua hidup bahagia."

Itu baru gelas kedua anggur merah yang Gu Xiaoxiao minum, namun ia sudah mulai merasa sedikit pusing. Karena ia tahu seberapa banyak Mu Yunfan bisa minum, ia segera mundur dua langkah dan mengucapkan selamat tinggal pada keduanya.

"Mu Yunfan, aku harap tidak ada orang-orang di sekitarmu yang nantinya menjadi Gu Xiaoxiao kedua," kata Gu Xiaoxiao.

Gu Xiaoxiao menyelesaikan kalimat terakhirnya sambil menggertakkan gigi, kemudian berputar balik dan berjalan menuju pintu keluar. Kepalanya kini terasa berat. Ia tahu bahwa ia tidak pandai minum alkohol, tapi ia tidak pernah berpikir bahwa jadinya akan seburuk ini. Apakah aku tidak tahan hanya karena dua gelas anggur merah? batinnya.

"Ah, seorang gadis dengan gigi dan mulut yang tajam," gumam Jin Jing sambil menatap punggung Gu Xiaoxiao yang menjauh. Kemudian, ia membisikkan sesuatu kepada pelayan, "Beritahu General Manager Shi bahwa semua sudah siap di kamar 1102."

"Baik, Nona. Saya mengerti."

———

Gu Xiaoxiao tidak dapat melanjutkan langkahnya setelah keluar dari ruang perjamuan. Ia segera mencari pegangan dan menyandarkan tubuhnya di dinding. Entah kenapa, ia merasa ada suhu panas yang mengalir di tubuhnya. Ia belum pernah merasakan hal ini sebelumnya. Bahkan, saat terakhir kali ia minum alkohol, ia tidak merasakan efek samping selain muntah.

Keringat dingin perlahan mengalir di dahinya. Gu Xiaoxiao menepuk pipinya kuat-kuat, kemudian ia melihat dua pria yang keluar dari ruang perjamuan dan menghampirinya. Kedua pria itu menghimpitnya dari samping kiri dan kanannya dan menopang tubuhnya.

"Nona Gu, tolong ikutlah dengan kami."

"Lepaskan aku!" Gu Xiaoxiao memberontak, tetapi tubuhnya yang lemah hanya memiliki sedikit kekuatan untuk melawan dan napasnya menjadi semakin berat. Suasana hatinya yang sedih dan gelisah membuatnya mendadak menangis meraung-raung. "Aku tidak mengenal kalian! Ke mana kalian mau membawaku? Lepaskan aku! Jika tidak kalian lepaskan, aku akan berteriak!"

Kedua pelayan hanya saling bertukar senyum saat mendengarkan suara lemah Gu Xiaoxiao yang lebih terdengar seperti bisikan. Mereka memegang tubuhnya yang lemah dan berjalan cepat menuju lift. Gu Xiaoxiao yang masih diliputi kebingungan tetap berusaha untuk melawan meskipun dirinya nyaris kehilangan kesadaran. Aku tidak akan pergi dengan kedua orang ini! begitulah satu-satunya pikiran yang melintas di sedikit sisa akal sehat Gu Xiaoxiao.

Mereka terus berjalan maju hingga Gu Xiaoxiao menabrak lengan seseorang. Napas pria asing itu mengepung Gu Xiaoxiao dengan erat. Sebelum ia tidak sadarkan diri, ia seperti mendengar pria itu membisikkan namanya...