Memangnya Pei Xiuyuan boleh menciumnya sesuka hatinya tanpa meminta izin?
Lu Man sedikit marah saat berjalan bersama Pei Xiuyuan. Dia mencoba menarik tangannya, tapi Pei Xiuyuan memegang tangannya dengan erat.
Rumah itu dirancang dengan gaya Eropa, yang terlihat mewah namun sederhana. Lu Man sangat meyukai jendela yang besar dan balkon. Dia berjalan ke sana.
Dia berdiri di balkon dan memandang ke kejauhan sambil menikmati pemandangan yang indah di Kota Hai.
"Pemandangan di sini benar-benar bagus." Lu Man memejamkan matanya dan mengambil napas dalam-dalam. Di ketinggian ini, udaranya terasa lebih segar.
"Aku senang kau menyukai rumah kita." Meski ia masih berdiri di sana dan melihat pemandangan yang sama, pemandangan saat ini tampak begitu menggoda.
Rumah kita...
Pei Xiuyuan selalu mengatakan 'kita' seolah-olah mereka sudah menjadi satu bagian yang tak bisa terpisahkan.
Sekarang, mereka adalah suami dan istri yang sah. Pei Xiuyuan sangat serius tentang pernikahan ini, jadi Lu Man juga harus menerimanya dan menganggapnya serius.
Pei Xiuyuan membawa Lu Man berkeliling dan memperkenalkan rumah mereka.
Rumah ini memiliki tiga kamar dan dua ruang tamu. Tiga kamar tersebut terdiri dari satu kamar tidur utama, satu kamar tamu, dan satu ruang belajar.
Rumah ini sangat bersih, dan semua perabotannya masih baru, sepertinya tidak ada yang pernah tinggal di sini sebelumnya.
"Kau tidak pernah tinggal di sini sebelumnya?"
"Aku dulu tinggal di rumah tua."
"Oh." Lu Man pun menyadari bahwa rumah tua yang dimaksud Pei Xiuyuan adalah rumah tempat tinggal untuk sekeluarga.
Tiba-tiba Lu Man sakit kepala. Dia tidak pernah memikirkan kehidupan pernikahan setelah menikah. Dia juga tidak berpikir tentang bagaimana cara bergaul dengan keluarganya. Dia tidak tahu apa yang akan dipikirkan oleh keluarga Pei Xiuyuan tentang dia...
"Kau... apakah kau sudah memberitahu keluargamu kalau kau sudah menikah?" Keluarga orang kaya sepertinya pasti tidak setuju, bukan?
"Belum."
"Apakah mereka akan setuju dengan pernikahan kita?" Ini adalah hal yang merepotkan!
"Kita berhak memutuskan pernikahan kita sendiri." Dialah yang menikahi istrinya, bukan keluarganya.
"Kau tidak boleh berkata begitu, karena pernikahan kita juga membutuhkan restu dari keluargamu..."
Pei Xiuyuan meletakkan tangannya di pundak Lu Man, lalu menatapnya dengan fokus dan serius, "Lu Man, aku sangat senang saat kau berpikir untuk bergaul dengan keluargaku. Tapi kau tidak harus memikirkannya saat ini. Kau juga tidak perlu khawatir tentang hal ini. Aku sendiri yang akan menangani semuanya. Kau hanya perlu memikirkanku saja."
Ketika Lu Man menatap Pei Xiuyuan, kegelisahannya tiba-tiba menghilang. Pei Xiuyuan seolah mampu menguatkannya. Lu Man tidak perlu takut apa pun dan tidak perlu melakukan apa pun. Da hanya cukup untuk bersandar di bahu Pei Xiuyuan saja.
Pria ini terlalu menggoda!
Jika dia tidak menahan hatinya, dia takut dia akan segera jatuh cinta pada pria itu.
"Ayo cepat berkemas, lalu kita akan makan malam di luar. Hari ini adalah hari pertama kita hidup bersama, jadi kita harus merayakannya." Pei Xiuyuan melepaskannya dan membantunya merapikan pakaiannya.
Tiba-tiba, Lu Man teringat akan isi kopernya, lalu ia bergegas ke depan, "Biar aku yang melakukannya sendiri. Keluarlah dan urus pekerjaanmu saja!"
"Aku tidak ada pekerjaan lain."
"Kalau begitu, pergilah menonton TV di luar."
"TV tidak menarik jika dibandingkan denganmu," kata Pei Xiuyuan.
Wajah Lu Man memerah. Orang ini...
Pei Xiuyuan menyadari bahwa wajah Lu Man sering memerah. Wajahnya yang berwarna merah muda dan lembut itu membuat Pei Xiuyuan ingin memeluknya!
Tapi dia khawatir akan membuat Lu Man takut, jadi dia menahannya.
"Kalau begitu bersiaplah, aku akan menonton TV."
Lu Man tidak tahu mengapa Pei Xiuyuan tiba-tiba berubah pikiran dan pergi. Entah mengapa, kepergiannya membuat Lu Man merasa jauh lebih tenang.
Setelah membuka pintu lemari, Lu Man melihat pakaian Pei Xiuyuan ditata dengan rapi di sana. Setelah menggantung pakaiannya di sana juga, ia merasa bahwa pemandangan di depannya ini terlihat harmonis...
Terakhir, dia mengeluarkan pakaian dalam dan piyama yang dibeli beberapa hari yang lalu. Ia melipatnya dengan rapi, meletakkannya dalam kotak, dan menaruhnya di kabinet bawah.
"Apa kau sudah siap?" Pei Xiuyuan tidak suka menonton TV. Setelah duduk sebentar di luar, dia merasa bosan.
Tiba-tiba, suara Pei Xiuyuan mengejutkan Lu Man. Kotak di tangannya jatuh ke lantai, dan isinya pun berhamburan.
Pei Xiuyuan melihat sekeliling...
Lu Man bergegas memasukkan piyamanya ke dalam kotak.
"Kau... aku..." Lu Man malu dan tidak tahu harus berkata apa.
"Aku suka yang merah, bagaimana denganmu?"
"Ah?" Lu Man membeku. 'Apa maksudnya?' pikir Lu Man.
"Yang hitam juga bagus."
"Ini... bukan aku yang membelinya, aku..." Lu Man tidak tahu bagaimana menjelaskannya.
"Aku sangat menyukainya."
Lu Man berkata, "Aku tidak bermaksud seperti itu..."
Sepertinya mereka memikirkan hal yang berbeda.
Pei Xiuyuan menghampirinya. Ia meraihnya dan mengeluarkan piyama yang telah Lu Man masukkan ke dalam kotak.
"Bukankah kau ingin berterima kasih padaku? Aku pasti bisa merasakan terima kasihmu yang paling tulus."
Lu Man meraih piyamanya dan menariknya kembali, "Dasar mesum!"
Pei Xiuyuan juga membalasnya, "Seorang pria yang tidak mesum dengan istrinya bukanlah seorang pria."
Lu Man terdiam.
Lu Man benar-benar sangat kagum padanya, "Kau benar-benar membuatku mengenal hal baru tentang dirimu lagi!"
"Jadi, apa yang kau ketahui tentangku?" Pei Xiuyuan mengangkat alisnya. Apakah Lu Man memperhatikannya sebelumnya dan ingin mengenalnya?
"Sebelumnya, kupikir kau adalah orang kaya yang berkelas tinggi, sombong, dan acuh tak acuh." Seharusnya seperti ini, bukan orang mesum seperti tadi...
Tiba-tiba, Pei Xiuyuan meraih tangan Lu Man dan meletakkannya ke dadanya sendiri.