Setelah mandi, wajah Ye Fei merona merah akibat efek air hangat. Ia melirik Su Mohan yang masih sibuk mengurus dokumen, kemudian menuangkan secangkir air hangat untuknya. Ye Fei tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluh, "Apakah semua orang yang ada di perusahaanmu pemalas? Sehingga harus membuatmu mengerjakan segalanya."
Su Mohan memeluk Ye Fei dan meletakkannya di pangkuan. "Apakah kamu merindukanku?"
Ye Fei tersenyum dan mencium dagunya. "Tentu saja aku merindukanmu."
Su Mohan memandang Ye Fei dan jelas suasana hatinya menjadi lebih baik, tidak seperti penampilannya sebelum ini. Jadi ia pun berkata, "Apa yang membuatmu begitu bahagia hari ini?"
"Aku bahagia selama melihatmu bahagia," kata Ye Fei lembut, matanya yang menawan tersenyum seperti dua bulan sabit.
Su Mohan langsung mencium bibir cerinya dan tidak mau melepaskan ciuman sampai seluruh tubuh Ye Fei menjadi rileks.