Chereads / Love Secret Identity / Chapter 17 - Bad Boy

Chapter 17 - Bad Boy

Hai, kalian pasti tau dong namaku. Yap, kali ini yang pegang adalah Bad Boy atau kalian bisa panggil aku Adrian saja. Karena Marry yang meminta ini jadi aku menuliskannya tentang arti dan maksud kenapa aku memberi nama superheroku adalah Bad Boy.

Aku terlahir di keluarga yang sangat kaya. Dulu, keluargaku baik-baik saja tapi kecelakaan menimpa ibuku. Semenjak ibu dinyatakan meninggal oleh pihak rumah sakit, ayahku depresi dan stress karena ayahku paling sayang dengan ibuku.

Ibuku adalah seorang penerus dari Velos jadi, ayahku bisa menggunakan kekuatan Velos demi membangkitkan ibuku. Itu waktu aku umur 4 tahun jadi, aku tidak tahu apa-apa. Aku beberapa kali menghibur ayah tapi, ayah tak meresponnya dan malah cuek denganku.

Karena aku kurang mendapat kasih sayang dan perhatian dari orang tua, waktu aku SD aku bakal banget banyak anak yang menjauh dari aku karena ya aku nakal. Akibat itu ayahku marah padaku dan memintaku agar dirumah saja.

Ayahku tidak memperbolehkan aku untuk keluar rumah, kecuali waktu aku ada photo shoot saja. Waktu photo shoot saja aku ditemani oleh supir pribadiku dan sekertaris ayahku. Diwaktu itu aku malah stress.

Aku sangat sedih, waktu di taman aku photo shoot. Aku melihat banyak anak-anak yang bermain kesana kesini dan banyak keluarga yang keluar untuk rekreasi. Aku iri dengan mereka. Aku memang kaya tapi, hal itu membuatku bosan. Setiap hari aku harus dirumah, les dirumah, Bermain dirumah, dan tanpa ditemani oleh ayahku.

Ayahku sibuk dengan perkerjaannya. Aku tidak tahu apa perkerjaannya jadi ya aku tidak ikut campur. Waktu aku bermain, aku juga tak punya teman yang diajak bermain. Sekertaris ayahku menemani ayahku setiap hari sedangkan, supir pribadiku harus mengantar ayahku kemana-mana.

Aku juga punya seorang pembantu yang sayang banget sama aku. Namanya bibi Tessa. Bibi Tessa sangat baik denganku. Dia orangnya penyayang dan kalau aku butuh dia menemani aku. Aku paling dekat lah dengan bibi Tessa.

Tapi, tidak lama Bibi Tessa dipecat oleh ayahku. Aku menanyakan kenapa ayah memecat bibi Tessa tapi ayah cuek dan dingin. Aku merasa kesepian lagi dan mencari perhatian dan berusaha untuk sabar dari ayahku.

Hingga dimana waktu itu aku benar-benar depresi. Aku menemukan beberapa foto ibu di kamar. Aku menangis setiap malam dan tidak mau berhenti. Kadang, waktu makan aku tidak mau makan kalau makanannya tidak enak. Meskipun makanan yang disajikan oleh ayahku itu makanan mewah dan makanannya lezat semua.

Entah kenapa ayah begitu cuek dan melihatku saja seperti mainan. Ayah juga membayar beberapa pengawas dan penjaga yang profesional untuk diriku. Aku yang tahu kalau ayah membayar penjaga dan pengawas berusaha untuk kabur dari rumah.

Memang aku kabur dari rumah membawa tas berisi pakian, buku, alat tulis, dan foto ibuku. Aku dulu mandi ya di toilet umum dan makan itu harus membeli jajan yang murah banget. Aku membawa uang juga tidak banyak jadi ya aku bisanya beli cuma jajan yang murah itu.

Setelah setahun aku hidup kayak gitu aku mulai bosan jadi aku menggambar apa saja yang aku lihat. Sehingga banyak orang yang tertarik dengan gambaran ku. Ada satu orang yang iba dan suka dengan gambaranku namanya Ira Tewana dan anaknya Ghany Ferro. Aku diadopsi oleh mereka dan aku membuat keluarga baru.

Keluarga itu sangat bahagia dan menerima aku dengan baik. Aku dirawat dan disekolahkan di sekolah dasar yang baik. Disana aku juga memiliki sahabat namanya Yaya. Yaya anaknya imut dan pengertian.

Tak disangka, hari itu adalah acara fashion show. Aku memakai baju yang rapi dan bagus bersama Ghany. Aku sekolah bersama Ghany. Aku sengaja sih tidak kasih tahu mereka latar belakang keluargaku. Ayahku datang di acara itu sebagai juri fashion show.

Kalian tau kan? Ayahku adalah seorang fashionista yang terkenal dan sukses banget. Banyak orang yang iri dan banyak orang yang bermusuhan dengan ayahku. Disana guruku mendatangkan tamu istimewa ayahku dan sekertarisnya.

Aku tak menyangka dan takut untuk maju kedepan. Yaya mengajakku untuk menjadi partnernya dan aku mengiyakan saja. Sekarang giliran aku dan Yaya. Aku maju kedepan bersama Yaya dan memberikan pose yang bagus. Aku tahu wajah ayahku sangat kaget dan marah karena aku kabur malah buat sekolah yang beginian.

Setelah acara selesai, juri memberikan pengumuman. Aku juara satu bersama dengan Yaya. Aku tahu kenapa, karena itu adalah ayahku. Sekertaris ayahku memang baru dan tidak tahu kalau aku adalah anak ayahku. Karena, sekertaris ayahku baru melamar menjadi sekertaris waktu aku kabur dari rumah.

Disaat acara mau selesai karena akan pulang, ayahku mengajakku untuk pergi ke lapangan. Disana ayahku memarahiku habis-habisan. Aku hanya pasrah dan mengikuti ayahku saja. Aku tidak tahu mau bagaimana lagi.

Yaya yang mengikuti aku dari belakang kaget karena ayahku bilang begitu dan aku menangis. Setelah aku kembali dan menghapus air mataku, aku disuruh oleh banyak teman dan guru untuk menjelaskan apa yang terjadi dengan diriku.

Aku meminta maaf kepada Ghany, Yaya, dan guruku karena aku akan berhenti dari sekolah. Dan aku meminta barang-barang yang aku bawa dari rumah ke tempat rumah Ghany. Aku berterimakasih kepada Ghany karena sudah memberiku tumpangan sementara.

Aku mengemas beberapa barangku dan mengucapkan salam perpisahan. Disitu aku sedih dan mulai trauma akan pesta disekolah. Aku diberi hukuman oleh ayahku tidak boleh keluar dari rumah. Pintu kamarku dikunci dan jendela juga dikunci.

Dikamar aku seperti seorang narapidana yang berbuat kesalahan dan harus dihukum. Ayahku takut kalau aku kenapa-kenapa tapi hal itu memang tidak nyaman buatku. Dikamar, aku sering banget merusak barang-barang yang berharga.

Aku juga mulai marah-marah sendiri, mulai berhalusinasi apa-apa, mulai bertingkah layaknya psikopat disana. Aku merasa stress karena ayahku itu. Setiap kali ada acara pesta atau acara penting gitu aku pasti menolak dan bertingkah aneh agar ayahku membolehkan aku untuk tidak mengikuti acara itu.

Sekarang aku sudah SMA. Masa hukumanku sudah selesai. Waktu pertama kali aku masuk, aku seperti orang gila yang ada di jalanan. Ngomongku juga tidak biasa dan aku seperti pembully pada biasanya. Kepala sekolah juga bingung karena ada anak baru yang kayak orang gila dilepasin gitu. Aku tidak merasa malu pada awalnya tapi, disaat aku bertemu Marry itu rasanya beda.

Marry mengajakku untuk pergi ke kantin bersama, ke perpustakaan bersama, dan belajar bersama. Kadang, dia membuat lelucon yang aneh dan itu membuatku tertawa. Dia memang mengenaliku karena aku adalah artis dan model terkenal.

Aku serasa dekat dengannya dan mulai berubah. Aku merasa nyaman dekat Marry. Dan itu membuatku berubah total. Aku mengubah penampilanku, cara bicaraku, dan kebiasaanku. Guru-guru juga mulai suka dengan sikapku yang sekarang ini.

Dan itulah mengapa aku menamai superheroku adalah Bad Boy. Itu cerita yang unik menurutku dan aku tidak tahu kalian suka apa enggak. Tapi karena aku disuruh oleh Marry jadi aku terpaksa menceritakan kenapa aku menamai superheroku adalah Bad Boy. Kayaknya, Marry juga membuat hal yang sama seperti ini.

Itu aku cerita seperti aku cerita tentang diriku yang dulu. Back story gitu hehehe.