Chereads / TOLONG CURI TUNANGANKU / Chapter 30 - Ya, Han Yexi bisa ikut

Chapter 30 - Ya, Han Yexi bisa ikut

"Choi Jiho! Aku mengatakan hal ini sebagai seorang kakak yang baik untukmu. Jangan terlalu sering menemui Fang Muxiu, wanita itu akan bosan padamu. Tidakkah kau takut hal itu akan terjadi?"

"Hanya karena hal itu terjadi pada mu, tidak berarti hal yang sama akan terjadi kepadaku. Fang Muxiu bukan wanita seperti itu dan aku tidak bodoh sepertimu."

"Kau hanya beruntung karena Fang Muxiu lebih dewasa dari kamu. Jika saja dia sedikit lebih muda atau seusia denganmu maka dia tidak akan tahan denganmu."

"Ya, terima kasih itu memang sebuah keuntungan bagiku. Kenapa kamu tidak mencari seorang nyonya dengan pikiran yang sudah "dewasa" untuk kau milikki? Dengan begitu kau punya seorang wanita untuk kau urus daripada mencampuri urusanku dengan Fang Muxiu."

Choi Jian Heeng bangkit dari kursinya karena marah. Apa-apaan maksud Choi Jiho itu?

"Aku tidak pernah mengganggu mu. Jadi berhenti mengomentari aku dan Fang Muxiu. Kami baik-baik saja !"

"Oh ya ? Tunggu dan liat saja, seberapa lama Fang Muxiu akan tahan dengan sikapmu ini. Kau tidak berbeda dariku. Kita berbagi DNA yang sama, jadi aku tahu betul bagaimana kau dan Fang Muxiu akan berakhir."

Choi Jian Heeng meninggalkan kantor Choi Jiho setelah memberikan kutukan padanya.

Mereka memang berbagi DNA yang sama dan tidak bisa dipungkiri kalau kedua kakak beradik itu punya semacam sikap dominan yang akut terhadap pasangan mereka.

Choi Jian Heeng telah melajang untuk setahun terakhir karena sikapnya. Dia memang pemuja wanita yang setia tapi sikapnya terlalu menakutkan, kecemburuannya berada luar batas kewajaran, sehingga kekasihnya memilih untuk melarikan diri setelah beberapa bulan berkencan.

Itu memang pengalaman yang mengerikan. Choi Jian Heeng bukan contoh yang baik. Choi Jiho memang perlu mengambil pelajaran dari apa yang terjadi pada kakaknya. Sayangnya pria ini pikir dirinya leih baik cari Choi Jian Heeng.

Tidak ada pilihan lain, selain membuat Choi Jiho mencicipi kenyataan pahit di depan.

***

Sore harinya, Choi Jiho kembali bersiap untuk menjemput Fang Muxiu.

Langit gelap karena dua alasan. Sang mentari telah kembali ke peradabannya dan awan kelabu menutupi seluruh kota. Hujan siang tadi masih berjatuhan membasahi bumi.

Dengan kondisi seperti itu, mobil Choi Jiho tidak akan di tarik keluar dari bengkel cuci untuk hari ini. Setidaknya dia tidak kekurangan mobil di parkiran.

"Ini kunci mobil anda, Tuan." Sang supir memberikan sebuah kunci mobil Aston Martin.

Choi Jiho terdiam sejenak untuk menatap mobilnya. Itu mobil kesukaan Fang Muxiu, wanita itu yang memilihkannya untuk Choi Jiho. Fang Muxiu menyukai mobil-mobil luar dan Aston Martin itu sangat cocok untuk Choi Jiho.

Itu mobil sport dengan dua kursi. Hanya ada dua kursi. Hmm, yang berarti hanya akan dua penumpang. Mobil itu sangat pas di pakai untuk berduaan dengan Fang Muxiu.

"Bawakan aku mobil lainnya!"

"Mobil lainnya tuan?" Tuan Chu, sang supir mengkonfrimasi. Takut kalau dia salah mendengar.

Aston martin itu selalu jadi pilihan utama Choi Jiho. Dia tidak pernah meminta mobil lain, selain BMW S8 yang sedang di cuci itu. Kali ini pria itu menolak Aston Martin nya mentah-mentah.

Mungkinkah Choi Jiho bosan dan ingin mengendarai mobil lain?

"Ya, carikan aku sesuatu yang lebih luas." Maksudnya mobil yang lebih besar.

Tuan Chu segera mengerti permintaan tuan mudanya itu. "Saya akan membawakan mobil lain, tuan."

Sesuai dengan permintaan Choi Jiho, tuan Chu kembali dengan mobil yang lebih besar. "Mari tuan, silahkan." Tuan Chun membukakan pintu untuk Choi Jiho.

Namun Choi Jiho tidak bergeming. Dia tampak seperti memikirkan sesuatu. Adakah yang salah?

"Tuan Chu, saya dengar putri anda hari ini berulang tahun, benar?"

"Oh, itu benar tuanku. Sebuah kehormatan bagi saya bahwa anda mendengarnya." Tuan Chu tidak pernah membahas apa pun tentang keluarganya apalagi ulang tahun putrinya. Dia tidak mengira Choi Jiho akan menyebutkannya.

"Pulanglah lebih awal dan rayakanlah ulang tahun putri anda." Choi Jiho mengeluarkan sebuah kartu dari dompetnya dan memberikannya kepada tuan Chu.

"Tuan, ini terlalu berlebihan," Tuan Chu ingin menjelaskan sesuatu tetapi Choi Jiho tidak ingin mendengarnya.

"Pergilah dan buat sebuah perayaan besar. Jangan khawatirkan tagihannya. Anggaplah ini sebuah hadiah. Saya jamin putri anda akan senang bisa merayakan ulang tahun bersama dengan ayahnya."

"Tapi Tuan…" Tuan Chu tidak ingin menipu Choi Jiho, putrinya yang berulang tahun ini baru berusia 2 tahun. Putri tuan Chu tidak akan mengerti tentang perayaan ulang tahun.

***

"Kau membawa Lambo ini sendirian?" Fang Muxiu agak keheranan saat menyambut Choi Jiho di pakiran.

Pria itu datang dengan mobil SUV Lamborgini Urus. Dengan catatan dia mengemudikan mobil itu dengan tangannya sendiri.

Itu cukup aneh bagi Fang Muxiu. Karena mobil besar bukan pilihan Choi Jiho. Dia hanya akan memakainya sesekali jika harus melakukan pekerjaan dinas lapangan. Telebih lagi, Choi Jiho tidak akan membawa mobil itu sendiri. Seorang supir yang akan membawanya.

"Cuacanya tidak cukup baik, penghangat dalam SUV akan lebih baik. Aku tidak ingin kau kedinginan." Itu masuk akal tetapi tetap saja ada keganjilan di sana.

Apa mobil sport lainnya tidak memiliki penghangat? Aneh. Lalu dimana supirnya?

Mulut Choi Jiho bekerja lebih cepat dari Fang Muxiu, wanita itu bahkan tidak perlu mengajukan pertanyaan.

"Tuan Chu harus pulang lebih awal dan tidak ada yang lain yang bisa kupercaya untuk mengemudikan mobil ini. Jadi kupikir lebih baik membawanya sendiri." Dengan begitu Choi Jiho sudah menjawab pertanyaan di dalam kepala Fang Muxiu.

Benarkah demikian? Fang Muxiu tidak punya keberataan lainnya untuk diajukan. Dia melirik Han Yexi yang ada di sebelahnya,

"Oh iya, izinkanlah Han Yexi akan menumpang hari ini. Taxi tidak aman untuknya dan aku tidak akan membiarkannya hujan-hujanan setelah turun dari bus."

Begitulah cara Fang Muxiu memaksa Choi Jiho. Di masa lalu, Choi Jiho beberapa kali berusaha berkelit karena tak ingin Han Yexi ikut dalam mobilnya. Maka mobil dengan dua kursi adalah caranya untuk menolak Han Yexi dengan halus.

Kali ini Choi Jiho sendiri yang membuka peluang bagi Han Yexi untuk ikut bersama dengan dia dan Fang Muxiu.

"Ya, dia bisa ikut. Ada banyak tempat di mobil."

Menurutmu mengapa Choi Jiho memilih mobil yang lebih besar?