"Wah, wanita aneh. Rupanya kau mahir juga menggoda seorang pria."
"Tuan Choi! Sejak kapan anda di sini?" Han Yexi bertanya tapi dia sepenuhnya mengabaikan Choi Jiho dan duduk di kursinya.
"Bukankah pria yang barusan itu asisten tuan Fang?"
"Ya, itu dia." Han Yexi menjawab sambil menyalahkan kembali komputernya.
"Jadi pria seperti itu yang kau sukai?" Choi Jiho bertanya lagi.
Han Yexi benar-benar mengabaikannya tuan muda Choi itu. Pertanyaannya bukan sesuatu yang baik untuk dia jawab.
"Kau mengabaikan aku?" Choi Jiho meletakan tanganya di atas meja kerja Han Yexi. Itu bukan gebrakan, tapi cukup mengalihkan perhatian Han Yexi.
Han Yexi tidak tahu kalau Choi Jiho adalah pria yang banyak bicaranya. Biasanya dia hanya berbicara seadanya. Choi Jiho bahkan tidak perlu permisi saat masuk ke ruangan Fang Muxi. Siapa pria yang ada di depannya sekarang ini?
Han Yexi berdiri dan menundukan kepalanya penuh hormat lalu tersenyum dengan formalitas. "Maaf tuan, tapi saya memang tidak memiliki jawaban untuk sesuatu yang anda tanyakan tadi." Intonasi suara yang dia gunakan hampir seperti operator telepon yang memberikan jawaban.
Choi Jiho terkejut, itu memang gaya yang biasa Han Yexi gunakan saat berbicara dengannya. Choi Jiho baru benar-benar menyadarinya hari ini. Han Yexi, wanita ini sebenarnya sedang memperolok dia atau apa?
"Wah! Kau membuat banyak kemajuan akhir-akhir ini. Kau menipu aku tadi malam dan kau berani bersikap begitu sombong sekarang. Apa Fang Muxiu memberimu semacam obat pertumbuhan?"
Obat apanya, apakah Choi Jiho berubah jadi pria gila? Lalu tentang menipunya, ah, bagian itu. Han Yexi tidak berharap Choi Jiho akan mengetahuinya. Bagaimana pria itu bisa tahu?
"Maaf tuan Choi, saya tidak mengerti apa yang anda katakan." Han Yexi kembali duduk dan mengambil seseuatu untuk dikerjakan oleh tangannya. Berharap Choi Jiho tidak membahas penipuan kecil yang telah dia lakukan.
Ralat, itu bukan penipuan. Itu hanya sebentuk mekanisme pertahanan diri. Jika Han Yexi tidak berbohong soal telepon dari Fang Muxiu, dia tidak tahu apakah dia masih akan hidup hari ini.
"Aku tahu kau menipuku. Telepon itu bukan dari Fang Muxi, kan?"
Han Yexi masih berusaha tersenyum saat menjawab Choi Jiho, "Tuan Choi, siapa pun yang telah menelepon saya tadi malam sama sekali tidak ada hubungannya dengan anda. Sejujurnya saya pun tidak tahu siapa itu, tapi saya sangat berterima kasih karena dia telah menelepon. Terima kasih juga telah melepaskan saya tadi malam."
Terima kasih yang terakhir sangat jelas sebagai olokan. Wajah Choi Jiho menggelap mendengarnya. Matanya menatap tajam Han Yexi, wanita itu bertingkah seperti seekor rusa yang telah dilepaskan oleh kawanan singa. Ada setitik kebahagian di matanya dan itu cukup indah untuk dipandang.
Ah, abaikan itu!
Setelah tadi malam, bukankah seharusnya Han Yexi takut padanya? Wanita itu malah berani memperolok Choi Jiho.
"Jadi kau tidak takut padaku?"
Han Yexi menggangkat pandangannya, menatap Choi Jiho langsung di matanya. Sejujurnya pria itu menakutkan. Dia hampir mati di tangan Choi Jiho tadi malam, bagaimana mungkin Han Yexi tidak takut?
Hanya saja setelah beberapa lama mengenal karakter CHoi Jiho, Han Yexi tahu masih ada sisi kemanusiaan Choi Jiho dalam dirinya. Choi Jiho adalah pria romantis yang penuh perhatian pada Fang Muxiu. Han Yexi hanya berharap sisi baik pria itu juga sedikit bekerja padanya.
Mata Han Yexi yang Choi Jiho lihat bukan sepasang mata penuh keberanian. Mata itu lebih menyorot dengan sayu, seolah Han Yexi sedang memelas padanya dan memohon pengampunan. Ya, jawabannya ada di sana. Han Yexi takut padanya.
"Choi Jiho, kau masih di sini?"
Choi Jiho berbalik ketika namanya disebut. Ada Fang Muxiu yang berdiri di depan pintu, sepertinya dia baru saja keluar dari ruangnya.
Wanita itu telah berdiri untuk beberapa saat untuk menemukan Choi Jiho dan Han Yexi saling bertatapan. Apa yang sedang mereka lakukan?
18 Januari 2021