"Paman, jika kalian ingin bermesraan mohon jangan menghalangi jalan kami!"
Seorang gadis gemuk mendorong Han Yexi untuk membuka jalan. Nampaknya ia agak iri ketika melihat Han Yexi.
"Qingqing, jangan kasar!" Kata gadis yang pertama berbicara tadi. "Maaf paman, temanku agak sedikit tidak sabaran." Sebelumnya dia memanggil Choi Jiho dengan sebuatan 'Tuan', sekarang dia ikut memanggilnya paman.
Huh, PAMAN! Siapa yang mereka sebut paman?
"Kakak, kau sangat cantik. Apakah kau seorang artis atau idol?" seorang gadis lainnya masih terpaku saat memandangi wajah Han Yexi.
Meskipun malam sudah larut, namun dengan bantuan pencahayaan dari lampu mini market, dia bisa melihat wajah cantik Han Yexi dengan jelas.
Wajah Han Yexi merona malu, "tidak aku bukan, aku bahkan tidak secantik yang kau katakan."
"Kami berbica jujur, kak. Kau memang secantik idol yang baru saja kami tonton." Gadis lainnya juga tidak pelit untuk memuji Han Yexi. Mereka begitu baik dengan mulut mereka.
"Kalian anak kecil, apakah kalian mabuk dan berbicara omong kosong?" Choi Jiho mencibir anak-anak itu.
"Paman, kami masih muda dan sangat bertanggung jawab. Jadi kami tidak mungkin menyentuh minuman keras sebelum waktunya." Si gadis pertama berseru dengan marah karena di tuduh mabuk.
"Kami benar-benar sadar saat memuji kakak cantik-mu ini."
"Lalu mengapa kalian berkeliaran pada larut malam seperti ini?"
"Itu urusan kami paman. Apakah kami perlu melapor padamu kalau kami baru selesai menonton konser?"
Perdebatan ini sungguh tidak berguna. Kepala Han Yexi terus berdenyut tidak nyaman. Dia ingin segera pulang.
"Dengan apa apa kalian akan pulang? Apakah masih ada bus beroperasi?"
Yexi mencoba memecahkan ketegangan itu.
"Ya, masih satu malam ini dan kami akan naik bus terakhir."
"Syukurlah," Han Yexi merasa lega karena masih ada kendaraannya untuk pulang.
Han Yexi dengan cepat akrab dengan para gadis. Dia dengan cepat menanyakan tujuan mereka dan segera tahu kalau ada salah satu dari mereka yang menuju ke arah yang sama.
"Kupikir aku akan pulang sendirian malam ini."
"Siapa yang mengatakan kalau kau akan pulang sendiri?"
Choi Jiho benar-benar hampir diabaikan oleh para gadis.
"Bukankah kau hanya akan mengantarkan aku sampai di sini?" Yexi bertanya dengan polos.
Baiklah itu ide Choi Jiho sebelumnya. Tapi tidak setelah mereka hampir kecelakaan. Pria itu sepertinya merasa sedikit bertanggung jawab pada Han Yexi.
"Kau – pulang – denganku!" Choi Jiho dengan segera menarik Han Yexi ke mobilnya.
Seperti segerombolan fans fanatik, para gadis remaja itu mengikuti Choi Jiho dan Han Yexi. Mereka dapat merasakan kebencian Choi Jiho pada 'idola' baru mereka.
"Paman! Apa hubunganmu dengan kakak cantik kami. Kenapa kau begitu kasar padanya?" Si gadis yang pertama itu sepertinya sedikit plin-plan. Dia terus mengubah apa yang keluar dari mulutnya.
Tadi kakak Cantik-mu. Sekarang kakak cantik-kami. Entah bagimana itu mengusik Choi Jiho.
"Kakak, jangan mau dengannya bahkan jika dia adalah pria terakhir yang ada di dunia."
Si gadis gendut itu membuka mulutnya dengan sinis. Meskipun dia iri pada Yexi, dia masih tahu berperilaku baik dan dia jelas tahu seperti apa pria baik-baik memperlakukan seorang wanita.
Choi Jiho jelas bukan gambaran seorang pria baik-baik yang biasa mereka lihat dalam drama.
Mereka mengungkit bagaimana dia mencabut plester di kepala Han Yexi, cara dia bertindak dan caranya berbicara. Hingga kedengarannya dia seperti pria yang kejam. Para gadis itu terus berkomentar dan menghakimi Choi Jiho.
"Dia memang bukan kekasihku, dia hanya asisten kekasihku, kalian punya masalah dengan itu?" Choi Jiho sendiri tidak mengerti mengapa dia perlu menjelaskan dirinya kepada para gadis muda.
"Oh, baguslah. Kakak cantik kami pantas untuk mendapatkan seorang pria yang seribu kali lebih baik daripada paman. Hanya wanita bodoh yang mau menjadi kekasihmu!"
Choi Jiho selalu mendengar dirinya sebut sebagai pria impian. Dia selalu memperlakukan Fang Muxiu dengan lembut dan membuat iri semua orang (dalam catatan wanita itu tidak menguji kesabarannya). Jadi dia tidak terima dengan pendapat para gadis muda itu.
Pikirnya Han Yexi bukan siapa-siapa untuknya, mengapa dia perlu bersikap lembut pada wanita itu. Namun ego nya yang belum dewasa meluap tanpa bisa dia kendalikan.
Bukan tentang para gadis yang menyebutkan hanya 'wanita bodoh' yang mau denganya. Yang jelas mengarah pada Fang Muxiu. Para gadis itu tentu tidak tahu Fang Muxiu. Ini masalah pernyataan terselubung dalam kata-kata mereka. Bahwa dia bahkan tidak pantas untuk Han Yexi.
"Cih! Perlu kalian tahu, kakak cantik-mu ini yang bahkan mememaksaku untuk mengantarkannya pulang di tempat pertama. Dia yang naik ke mobilku tanpa undangan." Begitulah Choi Jiho mengekspos Han Yexi.
Itu terdengar aneh. Para gadis tidak mengerti dan tidak ingin memahaminya juga. Yang mereka ketahui kalau sekarang Choi Jiho yang memaksa Han Yexi untuk mengikutinya.
Sebelum perdebatan mereka berlanjut dan Choi Jiho mengekspos dirinya lebih jauh, Han Yexi segera mengambil tindakan. "Cukup, jika kita terus melakukan hal ini. Para gadis akan segera tertinggal bus terakhir. Aku hanya akan ikut denganmu!"
Kau puas dengan itu?
24 Desember 2020