"Kakak apakah tidak apa-apa kau ikut dengannya?" Para wanita bertanya dengan khawatir. Han Yexi baru saja bertemu dengan mereka tetapi sudah memenangkan hati mereka.
"Tidak apa-apa, bos ku akan melindungi ku."
"Tapi bos mu tidak ada di sini. Bagaimana jika dia melakukan sesuatu padamu?"
Para gadis ini sungguh lucu. Apa yang mungkin Choi Jiho lakukan padanya? Membunuh Han Yexi, yang benar saja? Meskipun mungkin Choi Jiho punya beberapa alasan dari masa lalu. Tapi mereka semua tidak cukup kuat untuk menjadi alasan Choi Jiho harus membunuh Han Yexi.
Para gadis itu akhirnya melepaskan Han Yexi untuk pergi dengan Choi Jiho. Pria itu mengantar Han Yexi sampai depan kompleks flatnya.
Choi Jiho pernah mengantar Han Yexi. Itu terjadi saat kondisi memaksanya atau atas permintaan Fang Muxiu yang sulit untuk ditolak. Choi Jiho tidak pernah sampai di sana tanpa Fang Muxiu. Kali ini rasanya aneh. Fang Muxiu selalu jadi wanita yang duduk di kursi disebelah Choi Jiho.
"Terima kasih untuk tumpangannya." Han Yexi selalu menjadi wanita yang cekatan untuk menghindari Choi Jiho. Dia tidak memberi waktu bagi pria itu untuk menanggapi rasa terima kasihnya.
Han Yexi kira dia telah lepas dari Choi Jiho saat mendengar mobil pria itu bergerak menjauh di belakangnya. Han Yexi menekan tombol lift, menunggu lift turun. Saat itu lah dia ditarik ke pojok, menuju tangga darurat yang biasanya sepi peminat.
"Apa yang sebenarnya coba kau lakukan malam ini?" Choi Jiho tepat berada di depan hidung Han Yexi. Menghimpit dan memblokir semua jalan keluar baginya.
Terakhir kali Choi Jiho begitu takut saat berhadap dengan Han Yexi. Kali ini rasa penasarannya begitu kuat. Ini kali kedua mereka bertatap begitu dekat. Ornamen wajah Han Yexi sebenarnya tampak lebih lembut dari milik Fang Muxiu.
Jika Fang Muxiu tampak cerah dan menggoda maka Han Yexi sebaliknya. Dia sama sekali tidak menarik di mata Choi Jiho, tidak sampai malam ini.
Sialnya, para remaja di mini market itu benar. Han Yexi memang secantik yang mereka katakan. Parasanya mungkin cocok untuk menjadi seorang idol remaja. Bukankah Han Yexi jauh lebih muda dari pada Fang Muxiu? Usia Han Yexi mungkin tidak jauh darinya.
"Apa yang kau maksud Choi Jiho?" Han Yexi mencoba mempertahankan dirinya. Dia tidak ingin terlihat lemah dan takut.
"Choi Jiho?" Pria itu mengulang namanya sendiri. Malam ini Han Yexi memang terus memanggil namanya secara langsung. Tidak ada nada hormat dalam panggilannya. Choi Jiho menilai, apa yang coba Han Yexi lakukan?
Apa wanita itu pikir dia bisa memanggilnya seenaknya karena mereka sedang diluar? Lagi pula mereka tidak pernah begitu akrab sebelumnya. Mengapa begitu tiba-tiba?
"Sepertinya kau sedang meremehkan aku." Tangan Choi Jiho berada di rahang Han Yexi, menekan kepala wanita itu ke dinding.
Bagian belakang kepala Han Yexi berdenyut sakit karena terantuk dinding dibelakangnya. Yexi pikir Choi Jiho bisa melembut. Dia memakaikan plester untuknya dan mengantarnya pulang. Kenyataannya Choi Jiho hanya setan yang tahu cara menipu orang-orang luar dengan penampilannya.
"Kupikir kau masih perlu memahami beberapa hal!" Choi Jiho menekan lebih keras.
Han Yexi tidak menghiraukannya dia terlalu takut untuk bergerak di bawah ancaman Choi Jiho. Kepalanya juga terus berdenyut tidak nyaman. Pertama akibat kecelakaan kecil itu ditambah dengan perlakuan Choi Jiho yang terakhir. Apa Choi Jiho berpikiran untuk mencoba membunuh Han Yexi ?
Yang tidak Han Yexi tahu, pria didepannya harus melalui pertentangan diri saat dia memaksa merapat pada Han Yexi. Gejolak aneh dalam dirinya menyerang akal sehat Choi Jiho.
Sebuah keinginan tiba-tiba timbul dalam dirinya. Choi Jiho menginginkan wanita ini. Dia menginginkan Han Yexi, setidaknya secara seksual untuk menenuhi hasrat terkutuknya itu.
Choi Jiho hampir mencapai bibir Han Yexi saat ponselnya berdering.
Datang disaat-saat yang sangat tidak diperlukan. Siapa yang berani meneleponnya di tengah malam seperti itu? Teleponnya terus berdering menggangu konsentrasi Choi Jiho.
Akhirnya Choi Jiho melepaskan cengkramannya pada Han Yexi dan menggangkat telepon itu.
"Choi Jiho! dimana nomor nona Han yang kau janjikan? Ini sudah hampir tengah malam. Apakah kau berniat mengingkari kata-katamu?" suara di telepon lebih menyebalkan dari apapun yang pernah Choi Jiho dengar.
"Apakah itu Nona Fang?" Han Yexi bertanya dengan takut, apakah Fang Muxiu sedang memeriksa pekerjaannya sekarang.
Suara Han Yexi cukup jelas untuk di dengar oleh si penelepon. Yang pada kenyataannya bukan Fang Muxiu, melainkan Liu Ran.
Sesuai janjinya, seharusnya Choi Jiho memberikan nomor Han Yexi setelah menjemput dan mengantar Fang Muxiu. Tetapi Choi Jiho sama sekali tidak mengingatnya, pikirannya telah buyar sejak di menghirup aroma tubuh Han Yexi di mobil.
"Sialan kau Choi Jiho! Apakah aku baru saja mendengar suara Nona Han?"
Liu Ran baru mendengarnya sekali. Tapi suara lembut Han Yexi terekam jelas dalam ingatannya. Melalui telepon dia berhasil mendeteksi suara itu di sekitar Choi Jiho.
25 Desember 2020