Han Yexi bergerak otomatis menjauh dari Choi Jiho, sayang sekali dia terkepung oleh dinding kaca, meja dan lemari. Jalan keluarnya telah diblokir oleh Choi Jiho.
Choi Jiho menarik Han Yexi, mendorong wanita itu merapat ke lemari di belakangnya. Choi Jiho tahu ada kamera pengawas di ruangan ini dan itu ada tepat diatas kepalanya saat ini. Seharusnya ini sudah titik buta kamera pengawas.
Satu tangan Choi Jiho meremas pundak Han Yexi. Sebelah tangannya yang lain menyapu kulit Han Yexi dengan perlahan. Dia terkejut sendiri dengan sensasi yang dia rasakan. Choi Jiho pernah mencekik Han Yexi tapi tidak pernah menyadari betapa lembutnya kulit wanita ini.
"Kamu tahu, sudah berapa kali kamu menghalangiku?" Choi Jiho mengangkat rahang Han Yexi agar wanita itu menatapnya.
Han Yexi menghindari tatapan Choi Jiho. Dia tidak pernah menghitungnya.
"Tuan Choi, kamu berada tepat di depan ruangan Nona Fang. Apa yang kamu pikirkan?"
Han Yexi mencoba menakuti pria itu, bagaimana kalau Fang Muxiu tiba-tiba keluar? Tidakkah Choi Jiho takut dengan apa yang akan Fang Muxiu pikirkan. Mereka mungkin akan segera berakhir.
Sial. Memang itu yang Fang Muxiu inginkan saat ini. Fang Muxiu akan sangat senang kalau berhasil menangkap Choi Jiho dalam adegan seperti ini. Tetap saja rasanya aneh bagi Han Yexi.
Choi Jiho melirik ke belakang dengan ekor matanya. "Dia tidak akan keluar jika kamu tidak berisik." Choi Jiho tentu tidak ingin hal merepotkan seperti itu terjadi.
Ini benar-benar menarik dan mendebarkan. Disatu sisi Choi Jiho memang takut dengan kemunculan Fang Muxiu dan disisi lain dia menikmati setiap pengalaman menyentuh Han Yexi. Wanita ini terlalu menggiurkan untuk diabaikan, seharusnya Choi Jiho
Apakah begini yang dirasakan oleh semua pria yang mendua?
Pengalaman ini patut untuk dicoba.
Choi Jiho berbisik di telinga Han Yexi. "Pastikan saja Fang Muxiu pergi ke acara undangannya atau kamu akan tahu akibatnya…"
Han Yexi mengepalkan tangannya, berharap punya cukup keberanian untuk melawan. Namun seolah ada suara Fang Muxiu di kepalanya untuk menyuruhnya menahan diri. Perintah Fang Muxiu itu terekam dalam kepala Han Yexi dan melemahkan semua perlawanannya.
Curilah Choi Jiho dariku, buat dia tertarik padamu! Jadi dia akan segera meninggalkanku.
Han Yexi harus menurutinya demi menebus 5 juta yuan sialan itu.
Tanpa ada perlawanan dari Han Yexi, Choi Jiho menikmati dirinya dan menjadi semakin berani. Dia menempelkan bibirnya ke cuping telinga Han Yexi. Awalnya berpikir hanya untuk menciumnya lantas menggigitnya.
"Ugh—" Han Yexi begitu terkejut dengan aksi Choi Jiho. Hampir memekik dengan keras, untungnya tangan Choi Jiho segera membekap mulutnya.
Choi Jiho cukup berpengalaman menggoda wanita di masa lalu. Dia tahu di titik ini Han Yexi seharusnya melenguh menikmati aksinya. Sayang sekali mereka ada di depan ruangan Fang Muxiu. Alangkah indahnya kalau bisa mendengar Han Yexi memekik namanya.
Choi Jiho juga tak boleh meninggalkan jejak yang terlalu kentara. Dia mencium leher Han Yexi sebelum menjauhkan diri dan melepaskan wanita itu dari cengkramannya. Dia menyeringai melihat Han Yexi yang tampak payah mengatur nafasnya.
Pemandangan itu indah dan menggoda. "Kamu benar-benar menarik kalau seperti ini." Choi Jiho mengacungkan tanganya sekali lagi mencoba mengelus pipi Han Yexi. Kali ini wanita itu punya keberanian untuk menepisnya.
Yah, keberanian yang tak berarti. Choi Jiho malah tertawa kecil saat mendapatkan penolakan. Bukankah seharusnya Han Yexi bersikap seperti ini sejak tadi? Mengapa wanita ini begitu lambat?
Jika menurut Choi Jiho itu tadi pengalaman yang luar biasa, menurut Han Yexi tadi itu tindakan gila. Tangan Choi Jiho tadi membekapnya rapat dan membuat Han Yexi tak bisa bernapas. Pria itu bisa saja membunuhnya.
"Jadilah gadis manis dan lakukan seperti apa yang kukatakan."
Semakin intens dan tajam tatapan Han Yexi padanya semakin baik dimata Choi Jiho. Wanita ini mungkin akan memusuhinya setelah ini dengan kata lain Choi Jiho akan semakin menginginkannya berlutut di kakinya.
"Sampai jumpa nanti malam." Choi Jiho berpamitan lalu melenggang pergi.
Pria itu pergi dengan perasaan bahagia. Perasaan puas yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Choi Jiho pikir dia tidak akan bisa menikmati menggoda wanita lain dibelakang Fang Muxiu, rupanya menggoda Han Yexi bisa se-asik ini.
Hm… Apa yang harus dia lakukan malam ini?
…
Choi Jiho berpikir tindakan kotornya hari ini tertutupi rapat-rapat. Kamera pengawas tidak mungkin merekamnya dan tidak ada siapapun yang menjadi saksi. Dia juga tidak khawatir Han Yexi mengadu, melihat betapa takutnya wanita itu.
Selama ini Han Yexi selalu menunduk padanya. Wanita bodoh itu belum pernah mengadukan apapun pada Fang Muxiu. Bahkan setelah insiden Choi Jiho hampir membunuhnya, wanita itu pun tidak mengatakan apa-apa.
Semuanya sempurna.
Hampir sempurna… karena Choi Jiho tidak tahu kalau Ketua Fang berada di koridor dan menyaksikan apa yang dilakukan pria itu.
Ketua Fang bisa saja menghentikannya. Kegiatan nakal Choi Jiho itu adalah celah sempurna untuk menjatuhkan pria itu karena bertentangan dengan kata-katanya. Anak itu pernah bersumpah setia di hadapannya untuk setiap pada Fang Muxiu. Nyatanya apa… dia hanya bocah yang belum terlepas dari kenakalan.
Ketua Fang sengaja tidak menghentikannya. Apa yang dia lihat hari ini masih belum cukup kuat untuk membuat tuduhan dan menjadikannya alasan untuk memutuskan pertunangan Choi Jiho dan Fang Muxiu. Mereka butuh sesuatu yang lebih kuat lagi yang tak mungkin bisa Choi Jiho sangkal.