Chereads / The Dorm / Chapter 2 - Kenangan 2

Chapter 2 - Kenangan 2

Valen menatap nanar kertas didepannya, tertegun dan sedikit terisak kala nama lengkapnya tertulis disana bersama dengan kata "PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA". Kantor tempat ia menggantungkan hidupnya setelah kasus korupsi raksasa dari perusahaan orangtuanya membuat ia terpaksa putus kuliah dan pergi jauh dari kota tempat ia besar. 5 tahun semenjak kejadian itu dan saingan terberat di kantornya justru membuka aib besar ayahnya disaat ibunya menghadapi fase kritis dari penyakit TBC yang diderita ibunya itu. Tangannya meremas keras kertas tersebut sambil mendengar tawa keras dari Vita, sang real-life Queen, dari ruangan kecil milik manajernya. Tanpa keraguan, dialah yang membocorkan berita buruk tersebut disaat yang tidak mungkin lebih buruk ini.

"hahahaha, siap pak, proyek dengan PT Artha akan saya selesaikan besok malam, Mr Hugo akan datang di pesta ulang tahun ayah saya dan akan saya pastikan kita dapat tanda tangan beliau seusai acara!" tawanya semakin keras bersamaan dengan terbukanya pintu ruangan manajer.

"bye bye losers!" ejek wanita itu keras sambil melirik kearah valen yang masih terdiam

"Valen, ke ruangan saya" panggil Pak Adi, sang manajer SDM

"kamu tahu, ini adalah perusahaan multinasional yang sangat menjaga nama baiknya Valen? Jika kamu tahu, maka bukan hal aneh jika kami sangat selektif memilih pegawai dan rekrutan. Seleksi sangat ketat kami jalankan untuk memilih pegawai berkualitas dengan latar belakang yang sesuai dengan kebutuhan kantor. Jadi saya harap kamu memahami mengapa perusahaan ini begitu solid dalam mempertahankan prinsipnya.

"nah, kabar yang kami dengar ini bukan kabar yang baik. Salah satu pegawai memalsukan atau menyembunyikan identitasnya sehingga lolos dari seleksi internal bagian SDM, beruntung banyak orang baik yang masih peduli dengan integritas perusahaan dan melaporkannya pada kami.

"sekarang kami bertanya, apakah layak kriminal dengan track record penjara untuk bekerja di perusahaan kita?" cecarnya

"tidak pak, tapi…"

"berarti kamu memahami jika ada kriminal menyatakan ia berkelakuan baik adalah penipuan?" potong Pak Adi

"saya paham pak, namun bukankah…"

"artinya kamu paham jika kamu sendiri telah melakukan hal ilegal itu?"

"saya tidak melakukan tindak kriminal apapun pak, saya sendiri belum pernah berurusan dengan kepolisian" bela Valen

"saya menyukai kamu valen, semenjak kamu memegang proyek, progres perusahaan ini sangat baik. Namun sayang, kami tidak mentolerir kebohongan dan penipuan."

"apa salah saya pak? Mengapa tiba tiba saya dipecat?" air mata valen mulai tak terbendung

"saya mengagumi kinerja kamu valen, namun sekali lagi, jika kamu tidak dikeluarkan maka saya yang harus diberhentikan. Perusahaan ini sangat ketat dalam menjalankan integritasnya dan memiliki pegawai yang tidak berintegritas jelas merusak nama baik perusahaan kita valen. Saya harap kamu mengerti, dengan kinerja sebaik dirimu saya yakin kamu akan sukses diluar sana. Namun untuk kali ini, saya tidak bisa membantu banyak. Saya beri waktu sampai esok hari untuk membereskan barang barangmu. Jujur, saya sedikit kecewa. Padahal kamu adalah kandidat terkuat scouting talent terakhir kami. Saya sangat mengharapkan kamu untuk berkembang namun ternyata memang harus disayangkan jika kamu ternyata tidak bisa melanjutkan karirmu disini." Tutup manajer berambut klimis ini.

"apa tidak ada kesempatan lagi pak? Saya bersedia diturunkan jabatan pak. Kondisi saya saat ini sedang sangat membutuhkan dana pak." Suara valen semakin melemah

"sayangnya tidak valen. Seperti yang saya katakan, integritas adalah hal utama. Selamat siang, semoga sukses ke depannya." Pak Adi kemudian mempersilahkan Valen untuk keluar, bersama sebuah amplop pemutusan hubungan kerja.

Valen melangkah gontai ke arah meja kerjanya yang masih penuh dengan lembar kertas kerja dari proyek terakhirnya yang sukses luar biasa. Namun, pada akhirnya hal itu tetap tidak bisa membantunya kali ini.

"Guys! Selamat buat Vita yang sukses tembus tes manajer supervisi! Makan makan kita siang ini! Hahahaha" teriak Rava, salah seorang BFF Vita

"yoi! Gua mah orangnya bener kali, ortu gua juga gak aneh aneh gak kayak putri pojok itu, makanya gua pasti lolos hahaha" balas Vita

Air mata Valen kembali mengalir, buru buru ia mengelap dengan jarinya sambil kembali berpura pura sibuk membereskan berkasnya. Sejenak ia melirik ke arah komputer kerjanya dan sebuah notifikasi email berinisial S muncul.

"hey Sovereign! Hampir 10 tahun kita berpisah, apa kabarnya disana? Masih ingatkah kenangan kita dulu?

Memperingati 10 tahun kelulusan, dan keberhasilan beberapa teman angkatan dalam berbagai bidang, saya selaku ketua alumni dan mewakili dewan alumni CANS mengundang kalian semua dalam acara temu kangen di kota kembang. Mungkin ini saatnya untuk kembali berkumpul sebagai keluarga. Siapa tahu ada yang saling butuh bantuan. Jangan ada yang tidak datang ya! Apapun masalahmu, pasti akan kami bantu! Karena 100 punggawa adalah kata sempurna, and sovereign always a supreme!

Berikut waktu dan tempatnya

The Supreme Villa, Lembang, Bandung

Sabtu, 8 Agustus 20xx

Pick up point: Husein Sastranegara airport, Leuwipanjang Bus terminal, Bandung Station, Alun Alun Bandung

And Remember! Only us, no exception! Cause we're the only one who can rule the world ultimately! See you there!"

Siapa juga yang terpikir untuk datang ke pesta reuni di saat seperti ini. Belum lagi pasti Vita akan datang bersama seluruh kesombongannya, pikir Valen sambil kembali merapikan mejanya.

Ting Ring Ting

"nak, jangan lupa besok temani ibu ke Dr Rana ya nak. Sudah waktunya, kata dokter bulan depan ibu sudah bisa selesai pengobatan"

Valen hanya bisa menghela nafas pendek. Biaya pengobatan ibunya bukan hal mudah. Mungkin ia masih bisa membayar biaya Dokter Rana bulan ini, tapi jelas akan sangat menekan pengeluaran mereka. Dan disaat seperti ini, itu adalah masalah. Ia hanya bisa menatap pelan keluar jendela kantornya di pinggir kerasnya kota metropolitan ini.

Tunggu, bukankah kemarin di grup whatsapp angkatan banyak yang bercerita mereka sedang mencari posisi baru? Mungkin saja justru ini kesempatan terbaik untuk keluar dari bayang-bayang the archenemy, queen Vita. Apalagi mayoritas mereka berada diluar kota. Tentu mereka tidak akan banyak mengetahui mengenai kasus orangtuanya.

Vita tidak peduli dengan tatapan sinis dan bisik bisik di bilik sekitarnya, ia segera membereskan seluruh barangnya dan segera pergi dari perusahaan terkutuk ini. Ia sengaja menyenggol keras meja Vita hingga menumpahkan gelas Employee Of The Month dan membuat basah seluruh meja kerjanya. Lalu ia segera turun, pergi ke halte bus dan bersiap pamit kepada ibunya. Semoga rencanaku berjalan baik!