Chereads / The Dorm / Chapter 4 - The Meetup

Chapter 4 - The Meetup

Bandara Husein Sastranegara, Bandung.

"tadinya kupikir surel itu mengada ada. Bandara ini kan sudah tidak bisa dipakai oleh pesaat biasa. Ternyata mereka menyiapkan jet pribadi! Mantap kali Dewan Alumni kita!" Teriak Aris diantara segerombolan pemuda itu.

"weh, santai lahh. Norak kali kawan kita satu ini" toyor sosok pemuda berkaus tee berwarna abu polos.

"apalah kau keluar semua logat aslinya yak, mentang mentang biasa orang kaya hahaha" sambut kris

"mana ada ku orang kaya, lama gak jumpa makin jelek kali kau yak hehehe"lanjut pemuda ini

"alaaah diam kau dik, ngerusak suasana saja" tutup aris "pahami lah kami anak rantau jarang lihat pesawat jet macam ini"

Hendra Andika Nainggolan, anak asli medan yang dulu juga merupakan kawan satu SMA Aris dan Kris ini memang dikenal sama ceplas ceplosnya. Berkawan lama dengan para bocah badung sekolah termasuk Aris dan Kris membuat ia tak segan bercanda dengan kawan kawannya. Dika memang dikenal sebagai salah satu anak terkaya di sekolahnya. Sebenarnya kualitas otak anak ini memang tinggi, terbukti ia menjadi salah satu lulusan terbaik saat berkuliah di Singapura, sebelum kembali ke Indonesia dan melanjutkan perusahaan keluarganya. Namun jika ia sudah berkumpul dengan rekan sepermainannya, hilang sudah citra kecerdasan pemuda satu ini.

"sori guys, kalian duluan saja ya. Travel sudah menunggu di bagian depan lobby, nanti ada Fatah yang mengatur trip ke villa. Gua harus ngecek semua anak sampai, soalnya kawan kita yang diluar naik komersial sampai Soetta" jelas Dika

"wokeh! Gua sama Kris duluan yak! Eh, si Deva datang kan?" Canda Aris

"Waduuu, mantan terindah belum kelar ini ya wahahaha" tawa Kris dan Dika menutup perjumpaan mereka. Aris dan Kris kemudian menyeret koper mereka dan bergabung bersama beberapa rekan mereka di lobby bandara yang dulu merupakan pintu masuk kota kembang itu.

Alun Alun Bandung

Sesosok pria berambut sedikit cepak itu agak gelisah melihat jam tangannya. Sudah lewat 20 menit dari jadwal semula. Maklum saja, ibukota jawa barat ini akan penuh disaat akhir pekan. Membuatnya terlambat untuk sampai di tempat perjanjiannya. Memang tugas ia relatif ringan, hanya 4 orang yang ia jemput siang ini. Meski begitu, ia diamanahkan membawa salah satu Toyota Alphard untuk penjemputan itu.

"duh, bisa kena marah bagas ini. Udah dikasih mobil bagus malahan telat. Tadi katanya cuman Vita, Valen, Nada, sama Robby kan yang dijemput disini?" gumam pria yang bekerja sebagai PNS di salah satu kementerian itu.

Bergegas ia parkir di basement alun alun sekaligus masjid dan ikon kota itu. Meeting point mereka adalah pintu timur masjid itu. Sedikit berlari kecil, ia mengejar ketertinggalannya, hanya untuk melihat baru ada satu wajah familiar yang menunggu disana

"hey val, baru sendiri? Yang lain kemana?" sapanya sambil mengatur nafas

"oh nggak, Nada lagi ke toilet, ini barang barangnya. Robby bilang ia mencari minum sebentar. Hanya kita berempat saja Ren?" jawab wanita cantik berambut sebahu ini.

"iya, kalian berempat. Vita mana? Belum datang?" lanjut Renal sambil melirik ke sekitar.

Dirgahayu Renaldi Pasi, pemuda kelahiran salah satu daerah di Sumatera Utara ini sejatinya tidak terlalu tahu mengenai rencana reuni SMAnya. Ia baru menyadari kala sebuah telpon masuk menjelaskan tentang undangan acara kumpul sekolahnya itu. Lokasi kerjanya yang memang berada di bandung membuat ia ditugaskan menjadi salah satu panitia dewan Alumni.

"Vita? Dia disini?" kaget Valen

"iya, aku juga heran. Biasanya dia kumpul bersama geng dia di bandara. Mungkin dia lagi bosan?" terang Renal

Andai aku tahu Vita disini aku memilih untuk mencari jalan lain, gumam Valen dalam hati.

Pertanyaan mereka terjawab, sebuah Ferrari merah melambat dan berhenti sejenak. Keluarlah seorang gadis dengan rambut pirang terurai dan tas LV ditangan. Sejenak sesosok pemuda yang menemaninya membantunya menurunkan dua buah koper, mengecupnya di kening, lalu melanjutkan perjalanan sambil sedikit memainkan gas mobilnya. Dari sekilas kelihatan, Valen dan Renal mengenali sosok itu sebagai salah satu artis pendatang baru di ibukota.

"haiiii Renal, apa kabar? Duuuh, tahu disini sepi aku kumpul dengan dane-sky di Bandara. Mana ada loser disini, hei ngapain kamu ikut acara ini? Merusak suasana tahu? Perlu aku cerita kelakuanmu di kantor? Gak disana gak disini selalu saja buat masalah, menyebalkan" cerocos Vita sambil melempar muka melihat Valen

"wah queen, tumben gak naik pesawat? Bosen kaya? Hahaha" sapa Robby, salah satu rekan SMAnya dulu

"nggak biyy, Cuma my bebeb maksa nganterin. Katanya sekalian manasin F8 nya katanya"

"hey, sudah yuk, sudah terlambat setengah jam. Perjalanan agak jauh nih. Tenang aja, bagas ngasih Alphard kok" potong Renal sambil membantu membawa koper dan tas para wanita. Tak lama, mereka kemudian bergegas berangkat ke Villa tempat acara kumpul bersama itu. Tanpa mengetahui ada salah satu senyuman penuh makna dari seseorang diantara mereka.