Chapter 8 - secret

langit telah berganti warna, bulan telah menggantikan matahari. seorang gadis berjalan di terotoar ibukota dengan tas sekolah masih bertengger dipunggungnya.

suara hembusan napas kasar terdengar saat tak sengaja matanya melihat seorang gadis muda seusianya keluar dari toko pakaian ternama.

"enak ya jadi orang kaya gak usah mikirin nyari duit udah bisa makan" keluhnya dengan mencebikan bibirnya.

namanya Raya hidup sebatang kara di ibu kota yang kejam ini, ayahnya menjadi korban tabrak lari yang kasusnya tidak di usut sampai saat ini. saat ini Raya masih sekolah berkat beasiswa yang diterimanya, bermodal ijazah SMP ia melamar kerja di sebuah bar. uang yang dihasilkan nya dari bekerja digunakannya untuk kebutuhannya sehari-hari.

"hai Raya.. kamu mau pulang? ayo masuk biar om antar sampai rumah". ini yang paling ia benci dari pekerjaannya. sering kali pelanggan bar tempatnya bekerja menggoda nya menawarkan kencan satu malam dengan bayaran yang sangat mahal untuk Raya yang masih remaja.

dan yang paling ia muak adalah saat dia harus tetap membalas sikap keparat-keparat itu dengan sopan demi kelangsungan pekerjaannya. "ohhh gak usah om, dikit lagi udah sampe kok".

"oh ya ? kalo gitu bisa dong om numpang bobo di tempat mu? pasti kita bisa main-main sebentar hahahah" Raya memutar matanya jengah, meladeni orang setengah sadar memang sangat menuakan.

dengan senyum dipaksakan Raya mendekat ke arah kaca mobil yang di buka lebar. "besok-besok ajahya om sekarang saya udah ada janji". dan bohong adalah keputusan terbaik untuk saat ini.

"sayang sekali Raya, padahal aku sudah menyiapkan bayaran yang sangat besar untuk service mu yang katanya sangat menakjupkan itu" kata-kata kotor seperti itu sudah seperti lagu bagi Raya. balas lah itu dengan senyum manis maka semua itu akan selesai dengan baik.

semua yang di jalaninya saat ini tidak sertamerta membuatnya menjadi pribadi yang pemurung dan tertutup. Raya selalu melakukan semua hal dengan penuh semangat dan harapan agar kelak hidupnya bisa berjalan seperti kehidupan orang lain yang normal.

#####

di sebuah ruangan yang terdapat banyak monitor pelacak. terlihat seorang laki-laki yang sibuk mendengarkan sebuah arahan dari seorang jendral besar. matanya terus terarah kesebuah monitor yang manampilkan foto dari target yang dibicarakan. seorang gadis remaja dengan rambut sebahu dan masih terlihat sangat muda.

"jadi aku memintamu untuk mengambil sebuah koin kuno yang ada padanya". ujar jendral besar yang ada dihadapannya.

"hanya itu? kita bisa mencurinya" seru laki-laki itu dengan santai.

"tidak bisa. bukan hanya kita yang menginginkan koin itu"

sudut bibir laki-laki itu terangkat sangat samar "jadi dia targer utama kita?"

"ya, berhati-hati lah. pastikan semua baik-baik saja"  dan pembicaraan seleai .

sang jendrak meninggalkan sebuah koper dan sebuah note kecil bertuliskan.

secret

semirk dibibirnya tercetak jelas. "kurasa misi kali ini akan sangat mudah".