Abra mulai mendekatkan wajahnya, sedang Shila semakin memajukan tubuhnya. Mereka semakin mengikis jarak yang ada di antara mereka hingga bibir keduanya bertaut. Ya, itu, Abra mulai mengecupnya lalu melumat bibir bawah dan atas Shila bergantian, namun napas gadis itu sudah memberat. Ya tuhan, saat gadis itu sadar dan pingsan ternyata rasanya benar-benar berbeda.
Shila yang pasifpun mulai membuka mulutnya dan membalas serangan Abra yang semakin memburu. Entah bagai mana mereka saling memangut, hingga pasokan napas meraka habis barulah mereka menjauhkan wajah mereka, dan saling melempar senyum.
Lalu Abra kembali memangut bibir Shila, kesempatan yang ia dapat dengan cara yang breksek ini harus ia gunakan dengan baik. Hingga menit ke 30 menit mereka gunakan untuk bercumbu. Pria itu mulai menggerakan tanganya menelusuri punggung Shila, menelusurinya pelan. Sedangkan tangan satunya mulai meraba gundukan kenyal milik gadis itu yang masih di tutupi kemeja miliknya. Jemarinya bergerak menggoda. Bibirnya terus aktif memberikan kecupan kecupan basah di sepanjang garis rahang gadis itu, tubuh gadis itu bergetar pelan, terangsang hingga mengeluarkan erangan pelan. Tapi dengan cepat ia menutup mulutnya.
Abra menyadarinya lalu menghentikan aktifitasnya, "singkirkan tanganmu Shila, aku ingin mendengar suaramu," ujarnya.
Shila menggelengkan pelan. Abra tersenyum menatap gadis itu lalu meraba puncak payudara Shila dengan jemarinya, dan meraba tulang belakangnya lembut hingga kebagian tulang ekor gadis itu. Abra mengelus pelan bersamaan dengan itu bibirnya mengulum gundukan kenyal yang satunya. Gadis itu menggerang pelan.
"Ahh..nnggh," desahnya tak tertahankan, kalah akan godaan yang diberikan Abra.
Shila meraih kepala Abra, memasukan jemarinya disela-sela rambut, mengelusnya pelan dan menariknya semakin mendekat pada dadanya.
Abra mersa senang dengan respon Shila padanya lalu ia melanjutkan eksplorasinya di dada Shila yang masih terbalut kemeja miliknya. Bertatapan sebentar mereka melanjutkan ciuman penuh hasrat, sedikit menjauhkan tubuh Shila dari dirinya ia menatap dada Shila. Ia membuat kemeja itu basah disekitar payudara Shila terlihat saliva miliknya membuat kemeja itu menerawang.
Abra meramas bokong mungil Shila gemas, Shila yang bergerak gelisah diatasnya membuat boxer yang di kenakannya mengetat.
"putar badanmu saying, permainan akan dilanjutkan," bisik Abra di depan telinga Shila lalu menjilatnya dengan ujung lidahnya.
Tak ingin ketinggalan gadis itu mengecup bahu polos mikik Abra lalu tersenyum malu. Abra mendorong gadis itu terlentang di ranjang. Mengambil tangan Shila dan mengecupnya lalu menjilatinya.
"kau hanya perlu menurut padaku, kau mengerti," uajar Abra dengan suara yang memberat.
Wajah gadis itu memerah dan menganguk pasrah saat tangan Abra bergerak menuju pahanya. Gadis itu bergerak gelisah, perutnya bagai dihinggapi ribuan kupu-kupu.
Masih menjilati jemari Shila pria itu berbisik rendah, "kau harus jadi miliku, saying,".
Flasback...
Abra duduk di sebuah sofa ruang tamu, di sebuah rumah yang tidak terlalu besar namu juga tidak kecil. Dan didepannya sekarang sudah ada seorang pria bernama Mike, pria yang Abra tau adalah kekasih Shila.
"Halo, aku Mike, Mike Eldebaran" ujarnya sambil tersenyum.
Abra membalas jabatan Mike, menampilkan senyum singkatnya.
"Abraham Bronson"
"Bronson? Sepertinya nama yang cukup terkenal disini," ujar Mike menimpali.
"tentu, dan namamu juga cukup terkenal di Jerman,"
"Wow, kau kenal aku?" Tanya Mike.
"Ya, Mr. Seniman. Beberap hari lalu aku menghadiri pameranmu," jawabnya.
Mike mengusap tengkuknya kikuk, sedikit tertawa dan setelah itu Bella datang, membawa nampan dengan satu cangkir kopi di atasnya.
"Kalian tampak akrab," ujar Bella sambil meletakan cangkir kopi di depan Mike.
"Em, dimana Shila?," Tanya Mike.
"Dia didalam dan aku tidak akan membiarkan kau menggangunya. Dia sedang istirahat" .
"Oh.. kau tau tujuanku ternyata,"
"Jangan mencuri kecupan lagi darinya" ujar Bella memperingati.
"Aku harus memperingatkannya agar dia tidak selingkuh dariku. Pria di sampingku ini tipe nya sekali. Aku sedang cemburu,"
"Aku?" Ujar Abra bertanya.
"Dia sudah dewasa dan aku kira adikku bisa melakukan itu," ujar Bella lalu memperhatikan Abra. "Kau memang benar-benar tipenya." Sela Bella.
"Pria idamannya" ujar Mike membenarkan.
"Oke kalian mulai membuatku tidak nyaman" ujar Abra datar.
"Baiklah.. mari kita pindah topik, kepulanganmu kali ini, apa kau akan melakukan pameran disini?"
"Begitulah Bella, dan aku juga ingin memberi kejutan pada kekasihku," jawab Mike dengan senyum lebar di bibirnya.
"Hahah apa itu?, Kau ingin melamarnya?" Tanya Bella.
"Pesta pertunangan kejutan sebenarnya, hari ulangtahun pernikahan orang tua ku," jelas Mike.
"Oke kau akan berada disini cukup lama jika begitu, dua bulan bukan?" Seru Bella terlihat bahagia.
Flashback off
'kau harus jadi milikku sayang, sebelum pria itu memberikan pesta kejutan untukmu,' batin Abra. Ia menyunggingkan senyum simpul.
Abra mulai membuka kancing kemeja dan ia memulai dari yang paling bawah, saat sedang membuka ia disuguhi pemandangan perut rata milik Shila membuat dadanya bergemuruh.
Ya tuhan. Dia benar-benar menggoda.
Abra memfokuskan matanya untuk tetep diperut gadis itu, dan itu sangat sulit. Ia gagal!. Matanya mencari-cari, memfokuskan matanya pada bagian tubuh bawah gadis itu. Gadis yang terlentang dibawahnya ini hanya mengenakan celana dalam renda bertali yang tentu saja tidak bisa menutupi seluruhnya.
Mencoba menenangkan diri, ia berujar "nanti itu yang akan ku goda terakhir_ paling akhir."
Mendekatkan wajahnya pada perut Shila, mengendusi dengan hidung mancungnya lalu berlanjut dengan kecupan basah bibirnya dan jilatan dari bawah menuju kebelahan payudara gadis lemon itu. Ia membuat kissmark sebanyak-banyaknya, gairahnya semakin meningkat saat ia mendengar desah lirih Shila di bawahnya.
Pandangan Abra mulai mengabut, sudah dipenuhi oleh gairah saat tangannya dengan lincah membuka seluruh kancing kemeja yang dikenakan oleh Shila. Disuguhkan payudara yang pucuknya menegang.
Menatap gadis dihadapannya, Shila mencoba mengalihkan pandangannya, namun pria itu menggerakkan tangannya memilin puncak yang menegang itu.
"Ahhh.. Abra,"
Oh god..! Gadis ini benar-benar cantik saat bergairah.
Abra kembali mendekatkan wajahnya pada dada Shila. Melihat puncak itu menegang, menjulang, meminta perhatian. Mengecup bagian bawah payudara Shila sedang tangannya aktif meremas bagian satunya. Gadis itu mendesah, menyebut namanya berkali-kali. Abra meninggal bekas kemerahan lalu menjilati menuju puting Shila, mengulum lalu menariknya hingga menimbulkan bunyi. Plop.
Shila meremas-remas rambut Abra, ia meracau lalu tubuhnya melengkung dan bergetar. Gadis itu mendapatkan orgasmenya yang pertama.
Abra mulai menarik tali yang menjadi perlindungan terakhir gadis dibawahnya itu, meraba pelan paha Shila. Bergerak cepat berada diantara kaki shila dan menarik celana dalam gadis itu dalam satu sentakan yang lembut dan cepat.
Abra hanya dapat terkesima, pandangan fokusnya menyebabkan dadanya bergemuruh dan kejantanan nya menegang, menyiksa.
Gadis itu berusaha menutupi little missy nya dan tanganya segera diraih oleh Abra.
"Tidak akan berhasil sayang, aku sudah melihatnya" ujar Abra dengan suara serak. Ia mulai menjilati jemari Shila.
Tidak membuang waktu, Abra mulai menuruni kecupannya menuju pusat Shila yang terlihat berkilau. " Kau sangat menyiksaku sayang, aku akan menghukummu" ujarnya.
Pria itu dapat mincium bau kahas Shila. Sangat manis.
Abra mulai memasuki satu jarinya dengan lembut. Begitu mudah dengan lubang Shila yang basah dan licin. Shila begitu panas, dengan tidak sabar lidahnya membelai klitorisnya dan tidak membutuhkan waktu lama shila mendapatkan orgasmenya yang kedua. Tanpa di masuki.
Dan jeritan kepuasan Shila yang ketiga menjadi sebuah kode bagi juniornya. Dengan pelan Abra mengeluarkan jemarinya dan Abra masih bisa merasakan dinding kewanitaan Shila masih mencengkeram kuat.
"Dia begitu lembut dan ketat".
^^^^^^^
Abra mulai melepaskan celana nya, desahan Shila membuat ujung juniornya sudah mengeluarkan cairan. Mendekatkan tubuhnya pada Shila, Abra mulai menciumi bibir gadis itu lagi. Menurunkan tangannya untuk meraih benda panjang yang sudah tegang miliknya, lalu menggesekkannya dari atas kebawah. Dari klitorisnya sampai ke lubang surgawinya, lagi dan lagi.
Melepas ciumannya dari abra, shila mulai meracau, "ahh.. abra, aku mohonhh".
"Kau memohon kepadaku? Untuk apa, sayang?" Bisik abra parau.
Mengecilkan matanya terlihat ragu dan sayu, lalu mengigit bibirnya "kau.. di dalamku,"
Pemandangan didepannya membuat abra membuncah, debaran didadanya terasa tiga kali lebih cepat. Bersama itu, abra mulai menurunkan juniornya pada liang surgawi Shila yang basah. Bahkan dengan semua usahanya, liang Shila masih begitu sempit.
Abra membuka kaki Shila, agar lebih lebar dan mendorong kejantanan nya lebih keras . Jeritan gadis itu membuat abra berhenti seketika dan terkejut. Ia baru saja merobek hymennya.
"Shila, ka_u ... Perawan?" Tanya Abra tidak percaya.
Shila mengangguk pelan lalu melingkar kakinya pada pinggang Abra, menguncinya. Tidak membiarkan Abra melepaskan penyatuan mereka.
"Tolong maafkan aku, aku tidak memberi tahu, please just have sex with me," ujarnya hampir menangis.
Abra tersenyum lembut lalu mencium mata Shila. "Aku ingin mendapatkan puncak kita bersama-sama sayang, jadi jangan lakukan ini," ia berhenti berkata. Liang surgawi Shila meremas kuat kejantanan Abra hingga dia menggeram." Kau bisa membuatku cepat datang,"
Shila mencium bibir Abra, "aku tidak keberatan. Aku membuatmu merasa nikmat, seperti yang kau lakukan padaku" .
Abra menggerakkan juniornya beberapa kali, begitu pelan, menggoda shila. "Aku akan menyiksamu, sayang. Hingga kau memohon agar aku tidak bermain lembut".
Shila tersenyum tipis, "jangan. Kau bisa bermain kasar" ucap Shila.
Abra menyeringai, mulai menggoda dada Shila lagi. Tempat itu salah satu kelemahan Shila. Apalagi dirinya sudah mendapatkan ijin untuk bermain kasar dan itu sebuah janji yang menyesatkan.
^^^^^
Abra bergerak pelan, maju mundur, maju mundur, junior nya sudah seperti mendapatkan rumahnya. Gadis yang terbaring dibawahnya menikmati ritme yang dibuatnya.
Abra merasakan denyutan yang menggenggam panas tubuhnya yang tertanam jauh disana, menarik Abra, lebih dan lebih dekat lagi.
"Ngghh.. ahh.. Abra!" Shila memejamkan ketika kenikmatan itu meledak membanjiri tubuh nya dengan kenikmatan.
"Kau datang lagi Shila." Bisik Abra parau. Abra merasakan kedutan di bawah sana semakin cepat dan liar.
"Ohh shila, kau membuatku gila," desahnya lagi, itu membuat ereksinya semakin bertambah dan Shila semakin bergairah.
"Shila.." erangnya. panas, halus, dan membungkusnya begitu erat, menggodanya untuk mendapatkan kepuasan secepat mungkin.
Abra bergerak teratur, pelan lalu cepat. Terengah menahan kenikmatan yang sulit untuk dilukiskan.
"Ngg... Ahh... Ah... Abra" orgasme Shila mengiringi Abra hingga ke ambang batas kesadarannya. Ia mulai memper cepat iramanyadan merasakan dirinya meledak di dalam tubuh Shila, terbenam dalam puncak kenikmatan. "Shila, agghh" erangnya saat merasakan dirinya meledak didalam gadis itu.
Abra ambruk diatas tubuh Shila denga peluh yang membasahi tubub keduanya, dada mereka naik turun tidak beraturan. Merangkul tubuh Shila Abra berguling, sekarang posisinya Shila ada di atas tubhunya. Tanpa melepas penyatuan mereka yang masih terkoneksi dengan erat.
Abra merasa sangat senang mengetahui shila masih perawan dan dirinyalah yang memerawaninya, senang karena Mike menjaga Shila. Karena jika dirinyalah yang menjadi kekasih Shila, tak ada satu hari pun yang terlewat untuk ada di dalam Shila.
Dia sudah terlanjur jatuh cinta pada gadis itu, terlalu menggilainya sampai sulit untuk bernapas.
Shila menggeliat, gumpalan daging kenyal penuh sensasi itu tanpa sengaja bergesekan dengan dada bidangnya. Membangkitkan Gairahnya lagi.
Shila terduduk di atas Abra, meletakan kedua tangannya di dada bidang abra, ia menggigit bibirnya, "sekarang emmm bolehkah aku untuk ... Bergerak,"
'sialan dia sangat sexy dengan posisinya saat ini' pikir Abra.
Bersambing !