Mengangguk dengan yakin kembali.
"Tentu saja! Kenapa tidak? Bukankah kau adalah pria paling dicari dan didambakan oleh banyak wanita di negaramu? Bahkan beberapa wanita di negaraku, sempat membicarakan kejantananmu!"
Belhart bergidik.
"Kejantanku?"
Lalu menambahkan.
"Wanita di negaramu?"
Terkekeh dengan separuh jahil dan geli.
"Maaf. Bukan bermaksud menyinggungmu. Tapi seperti itulah, kenyataanmu. Karena aku yakin kau tidak lupa jika negaramu dan negaraku bertetangga. Jadi rakyat negeriku sering berbicang-bincang dengan rakyat negerimu. Dan membicarkan banyak hal,"
Belhart hanya mengusap pelan pelipisnya.
"Lalu kau tenang saja! Mungkin kejantanan yang mereka bicarakan adalah hal lain yang tidak seperti kau pikirkan,"
Belhart mempertanyakan lain.
"Lalu, bagaimana kau bisa tahu itu semua?"
Mengangkat sebelah alis dengan acuh.
"Kau, berkumpul dengan orang-orang itu?"