Berhart bertanya dengan perasaan yang sedikit tidak senang.
"Apa kau kecewa dengan jawabannya?" tanya Belhart dengan berharap Cattarina bisa mengungkapkan kecewaannya secara langsung, walaupun itu akan menyakitkan.
hanya di w.e.b.n.o.v.e.l
Monna menggeleng dengan cepat merespon pertanyaan Belhart.
"Tidak, Yang Mulia. Saya tahu Anda pasti sudah berusaha. Hanya saja masalah ini mungkin lebih rumit dari apa yang saya bayangkan," terang Monna tergesa-gesa agar Belhart tidak salah paham padanya.
"Ya. Tapi walaupun aku belum berhasil menemukan dalang utama dalam kasusmu. Aku telah berhasil menemukan pengikutnya," ujar Belhart dengan tiba-tiba yang seketika langsung membuat Cattarina menatapnya tanpa berkedip.
"Benarkah itu?" tanyanya tak percaya.
"Ya. Hanya saja, sampai detik ini dia masih belum mau mengaku dan terus menutup mulutnya rapat-rapat untuk menyembunyikan identitas tuannya," tambah Belhart tak terlalu puas juga tidak terlalu senang.
Monna terus menatap Belhart dengan tidak percaya. Jadi benar Belhart tidak ada hubungannya dalam penyebaran rumor miring itu? Dan Monna telah sangat salah dalam mencurigainya selama ini? Benarkah itu?
Ada semacam perasaan aneh dalam benak Monna.
Jika bukan Belhart yang menjadi dalang atas semua kejadian ini, lalu siapa? Keluarga Bouston tidak pernah bersitenggung dengan siapapun. Lalu siapa orang yang menyuruh pengikutnya itu untuk menyebarkan isu?
Monna menatap Belhart dengan sangat terlampau serius.
"Kalau begitu, Siapa dia? Apa aku boleh mengetahui identitasnya?" tanya Monna ingin tahu dan Belhart menjelaskan dengan tenang.
"Berdten Argentio. Seorang pesuruh bayaran yang sering melakukan pekerjaan kotor dan membantu banyak bangsawan untuk mencuci tangan mereka. Sehingga sulit untuk kami langsung mengetahui dengan tepat, bangsawan mana yang memperkerjakannya saat ini."
Monna nampak terkejut ketika ia mendengar nama tersebut.
"Berdten Argentio??" Monna berucap dengan tanpa sadar dan bingung. Nama itu seolah tidak asing tapi juga asing baginya. Mungkinkah ia pernah mendengar nama itu di suatu tempat?
"Kenapa. Apa kau mengenalnya?" tanya Belhart menyadari perubahan sikap Cattarina.
Monna menggeleng.
"Tidak, hanya saja..."
Monna terdiam sejenak. Cattarina yang Monna tahu jelas tidak mungkin mengenal pria itu karena bayangan wajahnya saja Monna tidak bisa mengingatnya. Tapi entah mengapa nama itu terasa tidak asing di pikirannya.
Seolah dalam novel yang ia baca dulu, nama itu pernah ada dan disebutkan dalam cerita. Tapi siapa dan apa perannya, Monna tidak bisa mengingatnya.
"..nama itu terdengar tidak asing di telingaku. Tapi mungkin juga aku salah," lanjut Monna beralasan dan berusaha mengingat kembali peran juga karakter orang itu di dalam novel.
Monna masih belum kunjung juga bisa mengingatnya.
Dan anehnya jika pria itu memang memiliki peran yang cukup penting dalam novel, bukankah Monna seharusnya bisa mengingatnya dengan lebih baik?
Tapi ini? Jangankan mengingat sepenggal saja bagian kecil soal nama yang tidak asing itu. Bayangan tentang nama yang aneh itu ada hubungannya dengan permasalahan isu keluarga Cattarina saja, Monna tidak bisa membayangkannya.
Jadi darimana Monna bisa menarik kesimpulan tentang sesuatu yang tidak ia ketahui? Mungkinkah karena terlalu lama berjalan dalam kehidupan ini, ingatan Monna samar-samar mulai menghilang?
Belhart menyandarkan tubuhnya dengan santai di sandaran kursinya. Merespon jawaban Cattarina dengan beberapa penggal kalimatnya.
"Mungkin kau pernah mendengar itu dari beberapa orang yang menyebutkannya secara tidak sengaja," terang Belhart memberikan kemungkinan yang paling masuk akal, "Seperti yang kukatakan, dia cukup terkenal di kalangan para bangsawan. Jadi wajar jika kau mungkin saja pernah mendengar nama itu dari seseorang. Atau mungkin ayahmu pernah bercerita soal dirinya?"
Cattarina menggeleng dengan cepat tapi juga tidak yakin.
"Entahlah. Aku tidak yakin. Tapi aku akan menanyakannya nanti pada Ayah melalui suratku. Dan, mengenai pria itu. Apa benar dia begitu setia pada tuannya dan tidak mau mengakui siapa orang yang menyuruhnya?"
Monna masih sangat tak mengerti dengan jalan pikiran seorang pesuruh bayaran.
Bukankah di saat mereka terdesak, mereka seharusnya akan mengatakan hal yang sebenarnya untuk menyelamatkan diri mereka sendiri dari bahaya tanpa peduli pada kesulitan orang lain? Tapi mengapa, pria ini justru bersikukuh dengan tetap setia pada kepercayaannya yang bodoh?
Monna meruntuk dalam hatinya mengingat kembali keluarganya yang akan dikorbankan jika pria itu masih juga keras kepala. Apa kali ini ia harus turun tangan sendiri untuk menemuinya? Sehingga mungkin saja Monna bisa mengingat sesuatu tentang pria itu dalam cerita novel?
Monna tanpa sadar mengepal tangannya kuat-kuat karena marah. Dan Belhart yang memperhatikan kegelisahannya, mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangannya.
Monna spontan terkejut.
Ia yang terlalu asyik dengan pemikirannya sendiri tidak menyadari tatapan Belhart yang terus menjurus ke arahnya dengan begitu memperhatikan. Sehingga ketika Belhart menjulurkan tangannya padanya, Monna yang terkejut hanya bisa terdiam untuk beberapa saat.
Belhart sudah menyebutkan dua patah katanya.
"Aku sudah berjanji akan melindungi keluargamu. Jadi percayalah hanya padaku," Belhart berucap dengan sangat dalam dan serius. Hingga saking seriusnya, sampai-sampai Monna merasakan ucapan itu diucapkannya sangat tulus tanpa embel-embel buruk dibelakangnya seperti yang selama ini ia pikirkan.
Tapi benarkah itu?
Dengan perasaan yang tidak nyaman, Monna menarik tangannya secara perlahan lepas dari genggaman Belhart. Ini memang bukan pertama kalinya Belhart berinisiatif untuk menyentuhnya. Tapi mungkinkah otaknya kali ini sedikit terbentur?
Monna sudah mulai tidak mengerti dengan jalan pikiran Belhart yang terkadang sering tidak menjadi sama dengan apa yang semestinya ada dalam ingatan dan ceritanya. Mulai menemukan banyak sekali keanehan pada diri Belhart.
Sehingga kali ini, haruskah ia mempercayai kenyataan yang dia lihat sekarang dan meragukan ingatan di masa lalunya yang merupakan masa depannya yang buruk tentang pria itu?
Tidak! Monna terlalu takut untuk menerima resiko. Itu sebabnya, ia tidak mau terlalu berharap dan berkeinginan yang tidak-tidak!
Cukup satu kali Cattarina terjatuh ke dalam daya pesona pria yang tidak pernah mencintainya. Kali ini, Monna harus bisa lepas dari genggaman Belhart ketika pria itu masih bersikap baik padanya. Dengan begini, Monna bisa menjalani kehidupannya yang lebih bahagia di kesempatannya yang kedua sebagai Cattarina begitu ia terbebas nantinya.
Untuk sementara ini , Monna hanya bisa melakukan itu. Sehingga berapa kali pun Monna berusaha mendekatkan Belhart pada Alliesia sebagaimana mestinya. Pria itu terus saja merasa tidak senang dan puas.
Entah apakah karena ia benci dengan segala campur tangan dan sikap mengaturnya. Atau dia memang begitu membenci segala inisiatif Cattarina untuknya. Monna lebih memilih untuk menjaga jarak darinya, setelah Belhart yang marah besar padanya karena sikap Cattarina yang semakin seenaknya menurut dia.
Belhart kala itu benar-benar marah dan kesal padanya.
***