Jika Monna bisa merubah kondisi tubuhnya yang rentan menjadi kebal. Itu artinya, Monna juga bisa merubah sesuatu dalam skenario hidupnya. Kematiannya. Pemfitnahan atas tuduhan pemberontakan yang dilakukan keluarganya. Dan juga pernikahannya. Itu semua jelas bisa dirubahnya sepenuhnya. Ia yakin.
Ya. Monna berkeyakinan kuat bahwa ia bisa merubah itu semua, karena kini ia bukan sekedar tokoh fiktif yang ditulis oleh seorang penulis. Tapi ia bagai manusia nyata yang bisa bergerak dan berpikir sesuai dengan kehendaknya sendiri.
Soal takdir yang harus dijalaninya berdasarkan alur cerita yang sudah ditentukan, Monna jelas bisa merubah itu dengan berbagai cara tertentu. Misalnya saja, ia tinggal tidak mengikuti saja satu per satu semua alur yang telah disediakan untuknya.
Dan yang paling penting diantara itu semua, Monna hanya tinggal perlu menghindari diri dari segala sumber yang menjadi malapetakanya. Belhart Dominic. Sang tokoh utama pria yang menjadi pusat kesengsaraan Cattarina di masa depan.
Ya. Hanya orang itu satu-satunya yang perlu Monna waspadai.
Cattarina tidak perlu mencintai Belhart dan menikah dengan pria itu. Ia hanya perlu menolak perjodohan itu dengan sekali bicara. Ia yakin tidak hanya ayahnya yang akan setuju karena selama ini ia selalu mendengarkan putrinya, tapi juga putra mahkota sendiri.
Pangeran Belhart tentu akan senang dan langsung setuju dengan semua ide cemerlang Cattarina, yang akan secara resmi mengumumkan pembatalan pertunangan yang dilakukan keluarga Count Bourtson dengan keluarga kekaisaran miliknya.
Bukankah sekali mendayung dua tiga pulau bisa terlampaui?
Cattarina tidak hanya akan bebas dari belenggu kebencian putra mahkota, tapi ia juga akan bebas dari belenggu ketidakbahagiaan sepanjang hidupnya karena obsesinya pada pria yang tidak pernah mencintai dan juga menghargainya satu kali pun ini.
Putra mahkota sendiri, nantinya akan bertemu dengan Alliesia, wanita yang menjadi pujaan hatinya tidak lama setelah Cattarina menolak pernikahan itu dan hidup bahagia. Lalu setelahnya, mereka akan memiliki dua orang putra dan putri yang sangat cerdas dan juga cantik, persis seperti mereka berdua sesuai dengan alurnya.
Lantas, tunggu apa lagi??
***
Monna yang sangat bersemangat dengan ide cemerlangnya yang luar biasa, menjadikan dirinya sangat tidak sabaran dalam menantikan kepulangan putra mahkota ke istana.
Ia bahkan tidak peduli dengan segala anggapan seluruh anggota keluarganya tentang dirinya yang menjadi terlalu antusias dan tidak sabaran, lantaran ingin sekali bertemu dengan putra mahkota yang selama ini sudah sangat dirindukannya itu.
Apapun sketsa pemikiran mereka, Monna hanya bisa mengikutinya saja. Biarlah mereka beranggapan seperti apa yang mereka inginkan. Karena 'toh sebentar lagi, Monna akan mengungkapkan apa yang sebenarnya ingin ia katakan pada putra mahkota begitu mereka mengadakan pertemuan kembali.
Monna ingin sekali melihat bagaimana reaksi dari kedua orangtuanya setelah mendengar keputusan Monna yang mengejutkan ini. Monna yakin kedua orangtuanya, pasti akan sangat heboh dan terkejut.
Hingga tanpa terasa, waktu bergulir dengan sangat cepat. Telah lewat satu minggu sejak hari dimana ia mendengar kepulangan Dominic muda. Dan kini tiba saatnya hari yang ditunggu-tunggu telah datang. Jantung Monna bahkan sampai berdebar semakin tidak karuan karena hal tersebut.
Bukan berdebar tak karuan karena jatuh cinta. Melainkan berdebar karena terlalu tegang menantikan hari kebebasan yang sebentar lagi akan menyongsongnya.
Berita kepulangan Dominic telah disebarkan ke seluruh penjuru negeri. Dan karenanya sejak pagi, Monna telah disibukkan dengan berbagai macam rutinitas yang harus ia lakukan untuk menyambut kedatangan Putra Mahkota yang diagungkan.
Segala bentuk kegiatan kecantikan dan merias diri, sibuk dilakukan oleh para dayangnya untuk memperindah dirinya. Cattarina kini tampil bagai boneka cantik yang penuh dengan riasan.
Walaupun tidak ada banyak hal yang diperlukan untuk mempercantik diri Cattarina yang memang sudah cantik sejak awal, semua dayang tetap sibuk memaksanya untuk berdandan cantik, secantik mungkin demi kepuasan hati sang pemilik wajah dan tubuh itu.
Jika diingat kembali, Cattarina yang asli sejak dulu memang senang bersolek. Dia yang dulu, bahkan sering kali memarahi para dayangnya yang tidak becus dalam merias penampilannya. Ia juga kelap kali akan tega menghukum mereka, jika mereka melakukan kesalahan yang kecil sekalipun yang tidak disukainya.
Ya. Itu memang benar-benar kejadian dulu, saat Cattarina yang asli masih berada di dalam tubuh Cattarina-nya yang dulu.
Tapi sekarang, Cattarina baru yang berjiwa Monna sudah banyak melakukan perubahan yang bahkan tidak disangka-sangka oleh orang-orang di sekitarnya.
Ia telah mengurangi banyak kebiasaan marah-marahnya yang tidak jelas. Jika ia ingin marah, ia hanya akan marah pada saat ada yang melakukan kesalahan fatal yang memang patut untuk dimarahi.
Itu pun sudah sangat-sangat minim dan sengaja ia lakukan agar tidak menimbulkan kecurigaan dari orang-orang sekitarnya tentang perubahan sikapnya yang drastis dan banyak bertolak-belakang dengan yang dulu.
Ya. Cattarina yang baru, perlu untuk melakukan beberapa peran dengan cantik secara step by step.
Dan sejauh ini, karena predikat yang disandangnya adalah ratu berdarah. Yah, sesungguhnya tidak seekstrem itu karena mereka memang sengaja melebih-lebihkan sebutan itu agar terdengar lebih menakutkan. Belum ada, satu orang pun dari pengikutnya, yang berani membuat kesalahan walaupun itu kecil sekalipun.
-