"Kalian baru saja dari jalan-jalan?" tanya ibu Cattarina saat makan malam.
Monna mengangguk dengan ceria, "Iya! Kakak mengajakku pergi ke pasar yang ada pusat kota."
Ibu yang mendengar kata 'Pasar', berkerut.
"Pasar? Kau baru saja dari sana?" tanya Ibu khawatir. Dan ayah pun ikut merespon dengan tidak senang.
"Asraff!! Apa kau baru saja mengerjai adikmu lagi?" tanya ayah.
"Tidak, Ayah! Aku tidak mengerjainya. Dia yang justru mengerjaiku balik. Aku merasa tertipu!" ucapan Asraff yang tidak jelas maksudnya, membuat kedua orangtuanya tidak mengerti. Dan tetap menatapnya marah.
"Asraff.. Umur kalian 'kan sudah besar. Jangan bermain-main terus seperti anak kecil. Kalian membuat ibu terus mengeluskan dada," protes ibu yang tidak membuat Asraff maupun Monna merasa takut.
Keduanya terkekeh.
Jika di zaman ini usianya yang sudah 19 tahun dan 20 tahun dianggap sebagai individu yang telah dewasa. Di zaman Monna dulu, seorang wanita yang berusia segitu pasti masih dianggap anak kecil yang belum dewasa. Mereka masih dianggap belum tahu dan bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Itu anggapan para orangtua di zaman Monna yang sebenarnya.
"Ibu, Aku benar-benar tidak mengerjai Catty. Tanyakan saja padanya! Dia senang aku ajak ke pasar!" protes Asraff yang tidak mau disalahkan.
"Tuh 'kan, apa ibu bilang. Kau mengerjai adikmu. Catty 'kan tidak pernah suka pergi ke pasar! Kau.." Ny. Shcoutz mendadak berhenti. Ia menatap putra-putrinya dengan terkejut dan tidak percaya.
"Apa yang baru saja kau katakan, Ass? Catty senang kau ajak ke pasar?" tanya Ny. Shcoutz dengan takjub. Ayah Cattarina pun ikut bergabung.
"Apa itu benar Catty?" tanya ayah.
Monna mulai merasa lelah dengan sikap keluarga Cattarina yang tidak biasa. Hanya karena ia senang pergi ke pasar, mereka langsung menjadi heboh?
"Itu benar, Ayah-Ibu. Aku senang Kak Asraff mengajakku ke pasar!" jawab Monna dengan cukup santai. Tapi tidak sesantai ekspresi kedua orangtuanya.
"Benarkan, Bu. Apa kataku!?" Asraff seolah merasa bangga.
"Diam kamu!" Ibu masih tidak percaya, "Catty, tolong bicara yang jujur pada ibu. Apa Ass memaksamu untuk mengatakan itu?"
Asraff spontan terbelalak.
"Ibu! Ibu tidak percaya padaku?" ujar Asraff yang panas.
Huffh~ Monna menahan tawanya dalam hati melihat reaksi ibunya dan juga kakaknya yang lucu.
"Ibu, aku benar-benar senang hari ini. Jadi jangan salahkan kakak untuk masalah ini. Jika bukan karena usaha kakak kali ini, aku tidak akan pernah mencoba semangkuk sup yang sangat lezat di pasar. Semua hal yang menyenangkan itu, adalah berkat usaha Kakak. Dia tidak memaksaku mengatakan apapun. Ini murni aku katakan dari lubuk hatiku yang paling dalam. Kami bahkan sudah saling berjanji, untuk pergi kembali dilain waktu," Monna berusaha berbicara sesantai dan senatural mungkin agar kedua orangtuanya, terutama ibunya, tidak terlalu terkejut atau mendramatisir keadaan.
Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Mrs Shcoutz amat terguncang.
"Apa katamu?? Kau makan di dalam pasar???" pekiknya tajam. Disertai tatapan dingin dari Mr. Shcoutz menutupi makan malam mereka dengan sangat cepat dan tanpa aba-aba.
Monna akhirnya menepuk pelan kepala karena baru sadar telah melakukan kesalahan yang besar karena telah sangat salah dalam berbicara.
Ayah Cattarina memanggil kembali Dr. Stand yang waktu itu pernah memeriksakan kondisi Cattarina yang pernah terjatuh ke danau.
Jika dilihat keadaan waktu itu sangat wajar jika Dr. Stand datang dan mengobatinya karena ia memang sedang kritis. Tapi masalahnya sekarang berbeda.
Monna merasa dirinya baik-baik saja. Tapi Mr & Mrs Shcoutz ngotot untuk membawa Dr. Stand ke rumah untuk hanya sekedar memeriksakan kembali kondisi kesehatan putri mereka.
Sementara Asraff yang mendapat hukuman bersujud di depan pintu kamar Cattarina, hanya bisa berengut sedih karena mendapat perlakuan yang tidak adil.
Cattarina meratapi keadaan ini dengan pasrah.
Wajar jika kedua orangtua Cattarina bersikap seperti ini. Cattarina memang tidak diizinkan makan dengan sembarangan tanpa pengawasan. Sekalipun dia adalah pemeran utama wanita antagonis, kondisi fisiknya tidak sebaik pemeran utama wanita protagonis.
Sejak kecil Cattarina memiliki kondisi tubuh yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Jika anak-anak kala itu bisa memakan apapun makanan yang mereka inginkan. Cattarina justru terpaksa harus memakan makanan yang hanya disajikan khusus untuknya.
Tubuh Cattarina tidak bisa sembarangan saja menerima asupan makanan yang belum diuji kelayakannya bagi tubuhnya yang sensitif Cattarina. Entah kondisi ini menurun dari siapa, tapi yang jelas, hanya Cattarina seorang yang berada di rumah ini yang memiliki kondisi tubuh yang rentan terhadap makanan.
Tidak bisa makan makanan yang terlalu berminyak, berserat, berkalori tinggi dan makanan manis yang berlebih, serta beberapa kandungan lain yang terlarang, yang sudah dicatat dengan rapi di dalam buku tentang 'Agenda makan Sang Putri', yang mana sengaja dibuat khusus oleh kedua orangtuanya untuk putri tercinta mereka yang bertubuh sensitif.
Monna mengikuti serangkaian pengecekan yang dilakukan Dr. Stand padanya dengan patuh. Tapi juga tidak bersemangat.
Pasalnya ia merasa keadaan tubuhnya baik-baik saja. Dan ia juga sudah menegaskan itu pada kedua orangtuanya dan juga Dr. Stand. Tapi mereka tetap memaksakan Cattarina untuk mengikuti serangkaian prosedur pemeriksaan yang panjang.
Hingga kemudian hasilnya benar menunjukkan bahwa kondisi kesehatan Cattarina adalah normal dan sehat.
-