Tubuh Bumi bersandar pada depan pintu, kakinya berat tak mampu lagi melangkah, ia tak mampu masuk mulutnya bahkan tak mampu bergerak, kaku dan diam.
Mata Bumi sedemikian kaku, jemarinya dingin nadinya terhenti, "apa?" ucap Bumi yang tak berhenti terkaget-kaget.
Ia terduduk seketika, diam kaku dan tak mampu bergerak, "Aku tak percaya!" ucap Bumi dengan kenyataan hidup Rolita.
Bumi menarik nafasnya panjang, membuangnya pelan menghembusnya sedemikian sesuai irama. "Kuat Bumi!" ucapnya menguatkan.
Bumi memegang tembok sebelah tangan menguatkan kakinya agar bangkit, ia berfikir harus mampu agar bisa menguatkan seorang Rolita, sekarang ia sudah tegak berdiri dengan memegangi sekantong makanan dan buah segar.
Tangannya pasti memegang handle pintu, pelan pelan dan Bumi memberanikan diri melangkah,
Brakk..
Gen juga Rolita kaget, menoleh cepat, mendapati Bumi yang mendekat dengan wajah tertunduk,
Gen menelan ludah dalam, sementara Rolita dengan mata tegang.