Usia kandungan Chloe memasuki bulan ke sembilan dan perutnya juga semakin membesar, dengan tiga bayi di dalam, perut Chloe terlihat jauh lebih besar dari wanita hamil berusia sembilan bulan pada umumnya.
Kemarin Marco suaminya ada perjalanan kerja ke luar kota dengan Laura sekretarisnya dan siang ini mereka kembali.
Seharusnya ada sopir perusahaan yang menjemput mereka di bandara, tapi karna Chloe bosan berada di coffee shop tanpa melakukan apa-apa jadi dia meminta Jason memberitahu sopir untuk tidak menjemput mereka. Chloe yang akan pergi untuk menjemput.
Dan sekarang di sini lah Chloe berada. Berdiri di pintu keluar kedatangan domestik dengan perut bengkak.
Karna perut Chloe yang besar, dia tidak ikut para penjemput yang lain berjubel di di depan pintu, dia berdiri agak jauh di belakang dengan penampilan yang wow.... Chloe memakai daster merah di bawah lutut tanpa lengan, dan di luar dia mengenakan kardigan hitam, dan sepatu sneaker (ha.....ha...ha....itu hanya dalam bayangan kalian 🤣🤣), dalam kenyataannya Chloe mengenakan daster bunga-bunga dan sendal jepit...🤔.....yup sendal jepit legendaris merk burung terbang yang dulu harganya cuma 2rb rupiah, ah...dan tak lupa kaca mata hitam besar yang menutupi hampir separuh wajah mungilnya. Niatnya memakai kaca mata hitam agar dia tidak menjadi pusat perhatian, tapi....
Keberadaan Chloe cukup menarik perhatian para pengunjung bandara. Dan Chloe menyadari bahwa tidak sedikit orang yang meliriknya, itulah sebabnya untuk mengatasi rasa tidak nyamannya dia menunduk sambil memainkan ponsel.
Chloe melirik pintu ke datangan dan tampaknya belum ada tanda-tanda suaminya muncul, jadi Chloe manfaatkan waktu untuk ke toilet. Semakin bertambah usia kandungannya, semakin sering pula dia ke kamar mandi.
Antrian di toilet lumayan banyak, tapi beberapa wanita memberikan antriannya pada Chloe, mungkin karena perutnya yang besar mereka sebagai sesama wanita merasa simpati. Chloe tentu saja menerima rasa simpati mereka dengan senang hati, karena jujur dia makin sulit untuk menahan rasa kebelet pipisnya.
Setelah menyelesaikan misinya Chloe merasa lega dan setelah mengucapkan terima kasih pada para wanita yang memberikan antriannya padanya Chloe pergi keluar dari toilet wanita.
Tapi baru saja dia keluar dari pintu, seorang pemuda tampan dengan penampilan ala boy band korea menabraknya.
Akibat tabrakan itu Chloe terhuyung mundur dan menabrak dinding dengan suara keras. Chloe meringis menahan nyeri di punggungnya, dan dia merasa ada sentakan di perutnya. Refleks Chloe mengelus perut besarnya untuk menenangkan ketiga bayi di dalamnya, sambil menunggu ucapan maaf dari orang yang menabraknya, tapi pemuda itu hanya menoleh dan bilang "maaf" lalu pergi begitu saja.
Mata Chloe mengikuti kepergian pemuda dengan pandangan dingin.
🌸💮🌸💮🌸
Tepat setelah kembali dari toilet Chloe melihat Suaminya keluar dari pintu kedatangan, tapi dia tidak sendiri. Berjalan di samping Marco ada seorang pria dengan rambut silver menyala ala oppa oppa korea dan di belakangnya ada sekretarisnya Laura.
Tanpa sadar Chloe berteriak memanggil suaminya sambil berlari "Marco....."
Mendengar suara istrinya Marco langsung mencari arah sumber suara. Ketika melihat istri mungilnya berlari ke arahnya dengan perut besar Marco melempar tasnya dan berlari menjemput istrinya.
"kenapa kamu ada di sini ? kenapa harus berlari ? kamu sadar tidak kalau kamu lagi hamil besar ? dengan siapa kamu datang ?" rentetan pertanyaan langsung keluar begitu Chloe ada dalam pelukannya.
Dengan tampang tanpa bersalah Chloe memeluk suaminya dengan senyum manis, memamerkan kedua lesung pipinya "tentu saja menjemputmu"
"dengan siapa kamu ?" Marco membelai kepala istrinya.
"sendiri"
Marco melotot mendengar jawaban istrinya "sayang...."
"hai Lau" Chloe menyapa Laura sebelum suaminya melanjutkan keluhannya.
Melihat istrinya mengabaikan keluhannya, Marco hanya bisa mengelus dada, meski dia sangat ingin marah tapi dia tidak ingin membuat istri mungilnya sedih. Dia sudah bersusah payah menjemputnya, mengabaikan perutnya yang bengkak dia rela menyetir sendiri, pasti karna dia merindukannya. Ini adalah kata-kata hiburan Marco untuk dirinya sendiri dan tentu saja hanya ada di dalam pikirannya.
"kok kamu bareng suamiku lagi ?" kali ini Chloe menyapa Artawan dan mengamati penampilannya.
"hanya aku satu-satunya sahabat suamimu, apa aku tidak boleh sering bepergian bersamanya ?" tanya Artawan balik dengan senyum ambigu.
Chloe menoleh menatap suaminya dengan curiga "selama di luar kota kalian tidak sekamar kan ?"
"apa yang kamu pikirkan ?" Marco menyentil kening istrinya "orientasi seksualku jelas, aku hanya menginginkanmu, dan buktinya sudah ada di sini" Marco mengelus perut istrinya dengan senyum bahagia.
"sayang...aku tidak meragukan orientasi seksualmu, yang aku ragukan adalah dia" jari Chloe menunjuk Artawan tanpa rasa bersalah membuat Artawan mengerutkan kening.
"kesalahpahaman apa yang ada di antara kita ? yang membuatmu curiga pada orientasi seksualku ?" Artawan memelototi Chloe.
Chloe tidak menjawab, dia hanya mengamati penampilan Artawan dengan jijik, lalu dia berbalik sambil berkata "kalian tunggu di sini aku ambil mobil"
"tidak perlu, kami ikut denganmu" Marco meraih tangan istrinya untuk menahannya, sambil tangannya yang lain melemparkan tas pada Artawan.
Chloe melirik suaminya dan tersenyum.
Mereka sampai di tempat parkir, Chloe membuka pintu dan duduk di balik kemudi "pindah !" perintah Marco sambil menahan pintu
"gak....aku yang nyetir" kata Chloe keras kepala.
"landak sayangku" panggil Marco
Chloe mengangkat telunjuknya dan menggoyangnya di depan muka suaminya "no...no....no.....no...."
"sayang..."
"kamu duduk di kursi penumpang, atau aku akan pulang sendiri ?" ancam Chloe.
Akhirnya Marco menyerah dan menuruti perkataan istrinya.
"en...Chloe apa kamu yang akan nyetir ?" tanya Laura ragu, Chloe menjawabnya dengan anggukan "en....aku naik taksi saja"
Laura trauma naik mobil di mana istri mungil bos yang mengemudikannya, dia ingat, terakhir kali dia hampir mengeluarkan isi perutnya sewaktu numpang di mobil Chloe,.
"Aku tidak menerima penolakan" kata Chloe suram.
"tapi....." kata Laura ragu-ragu, Marco melirik sekretarisnya dengan mata membekukan, membuat Laura bergidik ngeri dan membuka pintu belakang dengan patuh.
Akhirnya semua dengan patuh duduk manis di dalam mobil dan si ibu hamil yang memegang kemudi tersenyum puas.
Laura mulai merasa tenang setelah memperhatikan kalau Chloe mengemudi dengan kecepatan normal, mungkin dia yang terlalu parno, terakhir kali dia numpang di mobil nyonya bos, dia belum hamil, sekarang perutnya sudah membengkak dan hampir pecah pasti dia tidak akan ngebut di jalanan kan ?
Tapi ketenangan Laura berakhir ketika sebuah mobil sport merah dengan convertible terbuka memotong jalan mereka, membuat si nyonya terlonjak kaget dan perut besarnya menghantam setir.
"sayang kamu baik-baik saja ?" tanya Marco khawatir.
"hhmmm..." Chloe menjawab dengan gumaman tanpa melirik suaminya, matanya menatap mobil sport merah yang melesat di depannya dengan dingin, senyum jahat terukir di bibirnya sambil tangannya meraih presneling.
"sayang....jangan...." Marco mulai panik melihat gelagat istrinya.
Laura refleks mengeratkan pegangannya di seatbelt, hanya Artawan yang masih duduk dengan tenang, sambil mengamati kedua penumpang yang panik.
Chloe mengabaikan peringatan suaminya, darah ibu hamil di dalamnya sudah bergolak, kakinya menginjak kopling, mengoper presneling dan menginjak pedal gas tanpa peringatan. Mobil langsung melesat menyusul mobil sport merah. Dengan ketrampilan yang menakjubkan Pajero Sport yang mereka tumpangi sudah berada sejajar dengan mobil sport merah tersebut.
Chloe melirik pengemudi mobil sport dan ketika mengenali si pengemudi yang ternyata adalah pemuda yang menabraknya di depan toilet, senyum jahat terukir makin dalam di bibirnya.
Dengan sengaja Chloe memainkan gas memancing si pengemudi sport merah untuk balapan. Dan respon yang dia terima benar-benar memuaskan egonya, pemuda tersebut menoleh ke arah pajero dengan arogan, dia tersenyum mengejek sambil membalas tantangan tersebut. Tanpa aba-aba mobil sport merah langsung melesat, di susul dengan pajero yang dengan lincahnya langsung berada sejajar dengannya.
Pemuda yang mengendarai mobil sport merah melirik pengemudi pajero yang kebetulan kacanya terbuka lebar. Ketika sudut matanya menangkap sosok di balik kemudi yang ternyata berjenis kelamin perempuan wajahnya langsung memerah, karena perempuan tersebut juga meliriknya dengan seringai di bibirnya dan jari tengahnya yang lentik terjulur di jendela.
Pemuda tersebut langsung mengumpat dengan mulut penuh sumpah serapah, egonya sebagai orang muda terbakar oleh provokasi acungan jari tengah pihak lawan. Dengan emosi kakinya menginjak pedal gas makin dalam, Chloe melakukan hal yang sama.
"sayang....abaikan mereka" pinta Marco
"tidak akan.....aku akan mendidik berandalan itu" jawab Chloe penuh dendam.
"apa yang telah dia lakukan ?" Marco paham jika istrinya tidak akan melakukan hal gila tanpa sebab.
"dia menabrakku dan tidak meminta maaf"
Wajah Marco berubah dingin ketika mendengar jawaban istrinya "kalau begitu habisi dia" kata Marco mendukung istrinya.
"Chloe ..... turunkan aku di pinggir jalan..." teriak Laura, wajahnya seputih kertas.
Chloe mengabaikan teriakan Laura dan dengan lincah menyalib mobil-mobil di depan mereka.
Ketika di depan lampu lalu lintas berubah merah, kedua mobil yang masih bersaing tersebut berhenti sejajar.
Chloe meraba perutnya sambil meringis, dia merasakan lonjakan di perutnya dan merasakan ada sesuatu yang merembes di selangkangannya.
"sayang....."katanya sambil menoleh ke suaminya "aku basah"
"hah.....basah ?" Marco membeo tidak mengerti maksud istrinya.
"he...eh....basah" ulang Chloe
"rumah sakit...sekarang!!" perintah Laura. Chloe melirik Laura dari spion "cepetan...ketubanmu pecah"
Chloe melihat tanda jalan bahwa rumah sakit masih 2 km lagi. Tanpa peringatan Chloe langsung berbelok ke mana tanda jalan mengarah. Chloe menggertaknya giginya menahan rasa sakit yang mulai intens.
Si pemuda di dalam mobil merah melihat bahwa pajero berubah arah dan dia segera menyusul, egonya sebagai orang muda ingin membuat perhitungan dengan perempuan yang berani menantangnya.
"Nyonya abaikan mobil itu, kita ke rumah sakit sekarang !!!" perintah Laura saat melihat mobil merah yang semula balapan dengan Chloe telah berada di samping mereka.
Chloe melesat menuju rumah sakit, keringat dingin mulai muncul di keningnya, dan mulai bertambah banyak bersamaan dengan rasa sakit yang semakin lama setiap detiknya.
Dalam beberapa menit pajero yang mereka kendarai berbelok masuk ke halaman rumah sakit, pemuda yang mengendarai mobil merah tertegun melihat lawannya ternyata menuju rumah sakit. Kepala pemuda itu menoleh menatap pajero yang telah parkir dan melihat seorang pria keluar dari kursi penumpang lalu mengitari mobil dan membuka pintu pengemudi, kemudian dia menggendong seorang wanita hamil dari balik kemudi....wait....wait......wanita hamil ? pikiran si pemuda ini kosong, jadi sejak tadi dia balapan dengan wanita hamil ?..........BRUUAAKKK.........JEEEDDAARRR.......
Ketika sadar dari pikirannya mobil merahnya telah menabrak sebuah mobil lain di depannya.