aku pergi ke SMA Sakura untuk membuat perhitungan dengan Hyori.
selama ini aku sudah terlalu lama bersabar dan terlalu lama diam. selama ini aku diam dan tak sekalipun membuat perhitungan dengan rubah busuk ini walaupun dia telah menghancurkan hubunganku dengan shion. dengan dia mengirim 5 orang untuk menghabisi Hinata, dia telah sukses membuat kesabaranku habis.
ini saatnya aku membuat perhitungan dengannya. walaupun membuat perhitungan dengannya tidak merubah apapun, setidaknya itu memuaskanku. apa perlu kutambah 1 atau 2 pukulan di wajahnya.....?
aku menunggunya keluar dari sekolah sampai hari sudah sore, tapi rubah busuk itu tak juga memunculkan batang hidungnya.aku mencegat cewek yang kutahu adalah pengikut Hyori dan kutanya dimana Hyori berada.
cewek ini pertamanya tak mau memberitahuku dimana si rubah itu berada, tapi aku menjalankan trik yang biasanya berhasil kulakukan kepada cewek cewe tipe seperti dia. ya kalau dia bisa berteman dengan Hyori, pasti paling tidak sifatnya sama bukan? Hyori saja seperti wanita gampangan, apalagi pengikutnya? hei, jangan anggap aku jahat, tapi memang itu faktanya
banyak orang bilang aku ganteng, jangan bilang aku sombong atau ke-PDan plis.. dan banyak cewek yang naksir padaku karena wajah ini, jadi tak ada salahnya bukan sesekali kupakai wajah ini untuk mendapatkan apa yang kumau?
aku mendekatkan wajahku ke wajah cewek ini dan memojokkannya di tembok lalu mengurungnya dengan tanganku.
bisa kulihat cewek ini gugup setengah mati, tapi matanya tetap terpaku kepadaku tanpa berkedip sekalipun.
"bisa kasih tahu aku dimana Hyori...? kalau kau beri tahu, akan kuberi hadiah..." kataku dengan merendahkan suaraku berharap aku berhasil menirukan om-om yang sedang merayu gadis SMU seperti yang ada di film2. dan aku berhasil!
cewek ini tidak merasa jijik dengan perbuatanku ini, tapi wajahnya makin memerah dan dia makin gugup.
aku sendiri yang malah jijik dengan perbuatanku ini, tapi aku harus tahu cepat dimana Hyori berada. aku sudah pulang besok, jadi aku harus cepat cepat memburu dan membuat perhitungan dengan rubah busuk itu!
"Hyo.. Hyori.. kabur tadi karena melihatmu berada disini. sekarang dia sedang dalam perjalanannya ke rumah..." kata cewek ini gugup sambil masih menatap wajahku lekat lekat tanpa berkedip sekalipun.
sialan... rubah itu kabur?! bisa bisanya dia kabur tanpa ketahuan olehku..
aku langsung berlari ke arah yang mungkin dilewati Hyori dalam perjalanannya dan meninggalkan cewek gugup itu tanpa memberi salam perpisahan atau hadiah yang kujanjikan.
aku benci sekali dengan tipe cewek macam itu, dan aku sendiri juga benci sekali dengan kenyataan bahwa aku menggoda cewek macam itu untuk mencari Hyori -__-
rubah itu benar benar telah menghancurkan hidupku!
beruntung, aku menemukannya tak lama setelah aku berlari. aku langsung menangkap tangannya dan dia sontak kaget.
"ada yang perlu kubicarakan denganmu rubah tengik." kataku dengan menahan hasratku untuk mengobrak abrik wajah orang yang berada di hadapanku ini.
"Ha- Han Bum... oh ya ampun, lama tak bertemu.." katanya pura pura senang. padahal aku tahu dia ketakutan sekali.
"bisa bisanya kau berpura pura manis. kau kira kau cantik dengan berpura pura begitu? kamu menjijikan tahu." sindirku.
tubuh Hyori menegang dan akhirnya wajah aslinya keluar. ekspresinya berubah dari cewek sok imut menjadi ekspresi dengan senyum jahat yang ada di film film.. bener deh ini cewe kalo main sinetron bisa jadi top dah tuh sinetron nya
"jangan berbicara kepadaku seperti itu. apa urusanmu? cepat katakan, aku tak ada waktu meladenimu." katanya dengan ekspresi sebal.
"jangan bertingkah sok deh, jijay. kalau aku mau, aku bisa mengacak-acak wajahmu sekarang." kataku.
Hyori menelan ludah dan diam saja atas perkataanku. sepertinya dia sadar bahwa lebih baik diam daripada membuatku makin marah.
"kau kan yang mengirim 5 orang itu untuk menghabisi Hinata?!" teriakku kepadanya.
dia tertegun,"kalau memang iya, apa urusannya denganmu? untuk apa kamu peduli?"
aku ingin bilang bahwa tentu saja itu urusanku karena aku menyukainya, tapi kutahan dalam dalam,
"dia pacar shion dan kau tahu itu!" kataku.
" tentu saja aku tahu."
"lalu? kenapa kau melakukan itu?! kau tak puas hanya menghancurkan hidupku saja hah?!"
"shion milikku! dan cewek jelek itu harus mengembalikkan padaku yang sebenarnya adalah milikku!"
kau lebih jelek dari nya, wajahnya lebih cantik dari mu dan akhlaknya lebih bagus dari mu.
dasar perempuan busuk.
dia yang meninggalkan shion dan masih meng-klaim bahwa shion adalah miliknya? sebenarnya apa yang ada di pikirannya?! aku sama sekali tidak dapat mengerti..
"dia bukan milikmu rubah busuk. kau meninggalkan shion. ah, bukan meninggalkan, kau MEMBUANGNYA!"
"lebih baik jaga mulutmu bocah tengik. kau pikir kau bisa bicara seenaknya mentang mentang aku menyukaimu dulu? dulu kau menolakku, sekarang kau mau menggodaku?"
"menggodamu? hah! lebih baik aku menggoda kucing oren daripada harus menggoda wanita jij@y sepertimu."
"ap-"
"karena perbuatanmu itu sekarang shion dan yang lainnya membenciku! karena kau mengaku mengaku telah berpacaran denganku! bisa bisa nya kau berbuat seperti itu disaat aku mabuk!"
"mengaku ngaku?! hahaha, lucu sekali kau! kau yang menciumku duluan!"
"mungkin kau pikir aku tidak ingat, tetapi walau dalam keadaan mabuk aku ingat semuanya! kau yang menciumku dan mengatakan pada semuanya bahwa kita telah pacaran! menjijikan."
"begitu..? hahaha, walaupun kau ingat, tak ada satupun yang mempercayaimu. apa maumu sekarang? lebih baik kau jangan mengungkit ungkit masa lalu."
aku benci bahwa perkataannya benar. tak mungkin ada yang mempercayaiku. kejadian ini telah lama berlalu dan fakta tak lagi perlu untuk diungkapkan.
"aku percaya kepadanya."
...?!
shion....?!
bagaimana dia bisa ada disini?
sejak kapan dia berada disana? sejauh mana dia mendengar percakapanku dengan rubah ini?
"aku percaya kepada Han Bum." kata shion lagi.
Hyori ketakutan setengah mati. bahkan dia ketakutan lebih daripada saat aku mengancamnya tadi,
"senpai... kau mendengar semuanya...?" kata Hyori dengan suara bergetar.
MUAAHHAHAHAHAHA!!! HAHAHAHAH!!! hatiku bersorak melihat rubah busuk ini dalam situasi seperti ini. bahkan aku rela terjun dari atas gedung di dalam momen membahagiakan seperti ini!
"senpai....." gumam Hyori, bisa kulihat dari mata Hyori bahwa ia ketakutan setengah mati.
"memangnya ada yang perlu kudengar?" kata shion berpura pura bodoh.
"i- itu semua bohong.. sungguh, dia menjebakku." Hyori panik. bisa kulihat bicaranya mulai ngaco saking paniknya, dan dia mulai memakai alasan apapun untuk melindungi dirinya. tapi bagaimana bisa dia bilang aku menjebaknya?
"apa katamu-" aku baru mau mulai protes tapi shion mengangkat tangannya menghentikanku untuk bicara.
lalu shiin memutar tubuhnya sampai mengarah kepadaku,
+BUAAAAAAKHHHHHHHHHH!!!+
shion melancarkan bogemnya ke wajahku kencang sekali.
aku terjatuh ke tanah dan terbengong atas perlakuan shion. hinata berlari ke arahku berusaha menolongku yang sedang terbengong ini dan meneriaki Hinata.
apa salahku sampai dipukul begini? apakah ini karma karena aku bersorak atas ketakutan Hyori?
"itu untuk ketidak jujuranmu kepada kakakmu sendiri." kata shion.
ap... apa....?
kakak?! oh aku tak percaya ini...
dia telah memaafkanku?! Kakakku 'shiin' telah memaafkanku?! wah dia ga kena santet kan?
hatiku lebih bersorak lagi sekarang daripada tadi. aku bahkan rela mati dalam momen ini.
kegembiraanku pecah karena aku melihat Hyori yang berusaha melarikan diri.
tapi ternyata usaha Hyori sia sia karena shion menangkapnya sebelum ia berhasil kabur.
MUAAHHHAAHAHAHAHAHAH!!! HARI INI AKU BAHAGIA SEKALI!!!!
+PLAAAKK!!!+ shion menampar Hyori.
cih... cuma ditampar saja... padahal dia lebih pantas kalau digebukin sampai matanya keluar.
rasanya ini tak adil... aku sang 'korban' dapat tonjokan keras sampai rasanya gigiku otek, namun sang 'pelaku' mendapat tamparan yang hanya akan terasa sakit untuk 5 menit ke depan... -_- kakak dajal
"senpai! bagaimana mungkin kau menamparku?! aku ini Hyori! aku pacar yang dicintaimu!" teriak Hyori sambil menangis deras sekali.
aku melihat shion tertegun mendengar perkataan Hyori. lalu shion berjongkok di samping Hyori lalu mencengkram pipinya. lalu shion memutar wajah Hyori menghadap ke arah hinaga yang berada di sisiku.
"kau lihat dia? dia pacarku. bukan kamu. lihat baik baik dengan mata mu itu. tidak ada lagi yang namanya 'pacar yang dicintaimu'. cuma dia seorang bagiku, kau mengerti? dan satu lagi, kalau kau berani menyentuhnya bahkan seujung rambutpun, kau akan mati di tanganku. kau tahu bukan aku selalu menepati perkataanku? bagaimana kalau kau coba...?" ancam shion dengan suara yang amat menawan namun mengerikan dan dengan aura yang luar biasa.
aku melihat wajah hinata, mukanya menggambarkan sesuatu yang tidak enak seperti 'bohong!' . sepertinya hinata ada dendam kusumat
Hyori amat ketakutan. pandangan matanya gelap dan dahinya berkeringat. dia gemetaran dan giginya mulai gemelutuk.
shion menghentakkan wajah Hyori dan berjalan ke arahku dan Hinata.
wuah... aku takjub sekali dengan kejadian barusan...
shiin keren sekali... aku bangga punya kakak seperti dia! walaupun hanya kakak tiri sih..
mungkin gak ya, aku bisa seperti dia kemudian hari? hahahaha
"cepat berdiri..." kata shion kepada Hinata. bisa kulihat shion cukup cemburu karena hinata berdiam di sampingku.
"kamu juga berdiri. kita harus bicara." kata shion kepadaku.
"baiklah..." kataku.
lalu kami meninggalkan Hyori yang masih dalam mode 'shock'-nya.
ini saatnya kebenaran terungkap, aku akan menceritakan semua yang terjadi kepada shion.
tak satupun akan kusembunyikan.
eh- ada satu yang akan kusembunyikan. akan kusembunyikan perasaanku pada hinata dalam dalam
.
.
sebenarnya urusan ibuku sudah selesai di Jepang,tetapi dia masih ingin berlibur disini sampai 1 minggu ke depan.
tapi aku mengajaknya kembali ke Korea. ajakanku untuk pulang yang cukup memaksa membuat ibuku menurutiku. aku harus pergi dari sini, aku harus pulang secepatnya. semakin jauh aku dari dirinya, akan semakin cepat aku melupakannya ,sebelum perasaanku jatuh lebih dalam lagi kepadanya.
setelah kejadian dengan Hyori kemarin aku beserta hinata dan shion pergi ke MCD.
disana aku memberitahukan mereka akan kepulanganku hari ini.
dan disinilah mereka, di bandara mengantar kepergianku.
tak kuduga Taigi dan Yusuke sampai ikut mengantarku, teman hinata yang bernama shion juga mengantarku sih.. tapi aku tak terlalu peduli. berarti mereka sudah benar benar memaafkanku. ternyata kedatanganku ke Jepang tidak sia ska
"hei, baik baik lah disana..." kata shion sambil menepuk bahuku.
"ya, hati hati di jalan.. dan maafkan kami atas selama ini." kata Taigi.
"hati hati lah dijalan Han Bum-kun!!" teriak Yusuke.
"aku tak kenal kamu, tapi hati hati ya di jalan." kata akane. kini aku tahu kenapa dia bisa berteman dengan hinata.. cara pikir mereka sama -__-'
mereka menjabat tanganku satu-persatu. dan kini tinggal shion yang belum mengucapkan apa apa padaku.
dia merasa canggung. pasti karena pengakuanku belum lama ini yang tak kunjung dijawabnya juga.
yah.. aku memang tak perlu jawabannnya sih...
"hei..." katanya memecah kecanggungan.
"hei..." balasku.
"terimakasih atas segalanya.."
"tak perlu sungkan.."
"tentang itu....." aku tahu dia pasti mau membahas tentang pengakuanku. tapi ini bukan saat yang tepat, shion ada disini.
".... tak perlu kau jawab... tentu saja aku sudah tahu jawabannya.. baik2lah dengan shion.." selaku.
ibuku datang memecah kecanggunganku dengan hinata. dan aku bersyukur atasnya.
"hei shion... tidakkah kau mau mengunjungi kami kapan kapan ke Korea? sebenarnya ayahmu merindukanmu, dia selalu menelponku menanyakan keadaanmu saat aku berada di sini. kalau kau segan pergi sendiri,ajak saja teman teman mu..." kata ibuku ke shion.
ya, itu benar. ayah selalu menanyakan keadaan shion. lebih tepatnya 'ayah merindukan shion'. entah kenapa shion tidak lagi berhubungan dengan ayah..tetapi setelah ibu berkata begitu kepada shion, kulihat muka shion berubah menjadi senang.
seperti anak kecil yang bahagia karena mendapat mainan baru. perkataan ibu menyenangkannya...? tidakkah dia tahu selama ini ayah merindukannya?
"a- akan kupikirkan lagi.." jawab shion canggung.
ibu tersenyum mendengar jawaban shion dan berbisik kepadaku, " jangan lama2 ya, ibu duluan."
lalu ibu pergi ke tempat pemeriksaan karcis .
nah, ini saatnya. saatnya aku berpisah dengan semuanya. terutama, Hinata.
"nah... aku harus pergi sekarang..."
"ya. hati-hatilah di jalan" kata mereka serentak.
ini yang terakhir.. setidaknya biarkan aku jujur atas perasaanku untuk yang terakhir kalinya.
aku tak mau kembali ke Korea sebagai pengecut yang telah kabur karena takut jatuh cinta.
jadi, biarkanlah aku jujur terhadap perasaanku sebelum akhirnya aku bisa melepaskanmu dan melangkah maju.
aku melihat hinata yang ingin memeluk ku
"sebelum aku pergi...." kataku.
lalu aku menarik tangan hinata yang lagi berpose ingin memelukku, agar lebih cepat merapat kepadaku.
aku berbisik di telinganya dengan volume yang hanya bisa didengarku dan hinata,
"terima kasih juga atas semuanya... jangan lupa, aku... menyukaimu...."
lalu aku mengecup pipi hinata dan melepas genggamanku atas tangannya.
ini satu langkah bagiku untuk maju dan melupakannya..
aku melihat shion melotot kaget atas kelakuanku
"ap-apa apaan kau!?" teriak shion.
aku tersenyum nakal kepadanya, "hahaha! itu balasan karena kau salah paham kepadaku! sekarang kita impas!"
aku berkata begini karena aku tahu bahwa dia pasti akan memaafkan aku karena telah mencium hinata supaya impas.
lalu aku berlari meninggalkan mereka.
kulihat Kazuma ngamuk ngamuk dengan berteriak teriak. tapi shion tidak marah beneran, melainkan marah seperti anak kecil yang marah pada dirinya sendiri. bisa kulihat hinata masih dalam mode 'shock' atas perbuatanku, Taigi dan Yusuke sedang menenangkan shion yang sedang mencak mencak, dan akane yang melambai lambai kepadaku.
aku melambaikan tanganku sambil tersenyum kepada mereka walaupun aku tahu mereka tak melihat, hanga Akane yang melihatku deh, soalnya dia sedang melambai padaku soalnya -__-
lalu aku pergi ke tempat pemeriksaan karcis dan masuk ke pesawat yang akan mengantarkan ku pulang ke Korea.