Chereads / Awal Kisah Cinta Ku / Chapter 14 - Chapter 13 - Pertemuan Tak Terduga dengan Rena Di Kelas Baru

Chapter 14 - Chapter 13 - Pertemuan Tak Terduga dengan Rena Di Kelas Baru

"Jadi bagaimana perasanmu, duduk di kursi itu dan mulai mengerjakan tugas sebagai ketua sekarang?"

Tanya seorang perempuan yang suaranya memecah keheningan di telinganku ,saat aku sedang fokus menyelesaikan tugas pertamaku sebagai ketua disini

"Ya aku akui ,ini pertama kalinya bagiku dalam hidupku untuk mengurus dan menanggani semua tugas-tugas ketua ini dengan skala perguruan sebesar ini. Aku masih sulit mempercayai bahwa aku harus mengatur semuanya" [Pratama]

Jawab ku dengan santai pada perempuan yang bertanya padaku , yang ternyata itu adalah angelica

"Oh" [Angelica]

Jawab angelica dengan singkat

Kalo aku sedang tidak fokus pada apa yang ku kerjakan sekarang. Sudah pasti aku akan komplain atas jawaban yang kurang antusias tadi. Namun sayangnya aku harus fokus menyelesaikan tugas-tugas ini dengan segera, karena jam pertama jurusan yang ku ambil akan segera dimulai. oleh karena itulah aku saat ini tidak ada waktu untuk meladeninya.

"Ngomong-ngomong ,sedari tadi aku penasaran dengan kantong sampah yang kau pajang di sebelah meja mu itu" [Angelica]

Dengan rasa penasaran angelica kembali membuka topik pembicaraan

"Hah? Apa maksudmu?" [Pratama]

Dengan bingung aku pun menjawab

"Itu yang ada disebelah kanan mu persis" [Angelica]

Sambil menunjuk, angelica pun mencoba menjelaskan benda yang dia maksud

Kemudian secara reflek aku pun mengikuti apa yang angelica tunjuk itu .dan saat aku mengikuti arah yang angelica maksud ,dia berakhir mengarah ke bekal makanan yang ku bawa dan ku bukus dengan sebuah kain.

"Ini yang kau maksud?" [Pratama]

Tanyaku untuk memastikannya

"Iya" [Angelica]

Jawab angelica dengan tenang

"Ini bekal makanan ku! aku membungkusnya agar tetap hangat saat ku makan nanti!" [Pratama]

Jawabku dengan nada agak kesal

"Oh. kupikir kau memiliki hobi aneh memajang sampah di mejamu. Ternyata itu bekalmu, juga kenapa kau masih membawa bekal makanan sampai sekarang?" [Angelica]

Tanya angelica sambil sedikit mengejek

"Enak saja ,kau pikir aku punya hobi aneh semacam itu apa. Dan lagipula aku membawa bekal ini punya alasan tersendiri kau tahu" [Pratama]

Jelasku

"Memangnya apa alasannya?" [Angelica]

Tanya angelica

"keuanganku sedang menipis sejak perayaan pesta kemarin, jadi dengan terpaksa aku harus menghemat pengeluaranku saat ini" [Pratama]

Jawabku sambil mencoba menjelaskan

"kau kan bisa minta saja pada orang tuamu" [Angelica]

Jawab angelica dengan santainya

"Orang tua ku tidak sekaya kau dan orang-orang yang berkuliah disini tahu. Aku hampir menghabiskan setengah tabunganku saat perayaan kemarin" [Pratama]

Jawab ku

Karena perayaan kemarin ,aku hampir menghabiskan tabunganku yang sudah kusimpan selama ini hanya untuk itu. Juga aku tidak menyangka untuk makan di restoran yang mereka rekomendasikan akan menghabiskan beberapa juta dalam semalam.

"Bukannya itu salahmu sendiri, karena tidak mendengarkan ku kemarin" [Angelica]

"Iya memang benar sih. Aku lupa bahwa mereka semua yang ikut perayaan kemarin adalah orang-orang dengan ekonomi ke atas. Jadi mungkin menghabiskan uang segitu adalah hal yang biasa bagi mereka. tapi disisi lain, aku tidak masalah dengan hal ini. Karena mereka telah bekerja keras, ya anggap sebagai hadiah dari ku" [Pratama]

Saat aku berbicara, aku teringat dengan usaha besar yang telah mereka lakukan saat penyambutan kemarin.

"Oh begitu. Ngomong-ngomong jam berapa pelajaran pertama kuliah mu itu?" [Angelica]

Tanya angelica dengan topik yang berbeda kali ini

"Hmm kupikir beberapa menit lagi. Aku akan pergi ke sana setelah menyelesaikan ini" [Pratama]

Jawabku

"Segera selesaikan tugas mu dan segeralah hadiri kelasmu. Ingatlah kau ini ketua di perguruan ini" [Angelica]

Angelica pun sedikit menegurku disini

"Iya baiklah tanpa kau minta pun ,aku akan menyelesaikan ini dan segera pergi" [Pratama]

Jawabku kembali

Seperti biasa, saat menyangkut tentang kampus ini. Angelica langsung berubah ke mode tegasnya itu

Kemudian, aku pun berusaha menyelesaikan tugas-tugasku dengan cepat ,sambil mengabaikan pembicaraan angelica tadi.

Dan lalu akhirnya aku berhasil menyelesaikan pekerjaan ku ini dan menarik nafas lega

"Yosh, tugas Selesai!" [Pratama]

Gumamku sambil mengelus dahi

"Sekarang waktunya menghadiri pelajaran pertama" [Pratama]

Kataku dengan semangat karena berhasil menyelesaikan tugasku

Kemudian disisi lain angelica melirik jam di dinding dan mulai berkata

"(hm) cepatlah pergi dan hadiri kelasmu. Sisanya biar aku yang selesaikan" [Angelica]

Tanpa kehilangan emosinya, dia pun menyuruhku untuk segera menghadiri kelasku

"Oh terima kasih aku sangat terbantu. Sisanya ada di buku-buku sisi kanan itu ya. Itu tugas dan permasalahan untuk besok" [Pratama]

Sambungku

"Ya aku tahu itu, tanpa kau bilang pun" [Angelica]

Jawab angelica dengan kesal

"Oh begitu. kalo gitu dah angelica, aku akan hadiri dulu kelas ku. Akan kubantu kau nanti" [Pratama]

kataku

"Ya ,semoga pelajaranmu lancar" [Angelica]

Jawab angelica sambil menata buku-bukunya

Mendengar itu aku pun mengangguk ,lalu aku segera berdiri mengambil tas ku dan pergi. Tidak lupa juga aku pun membawa bekal ku.

Setelahnya, aku mulai membuka pintu dan menutupnya kembali. lalu mulai berlari melewati lorong-lorong kampus ini.

Di jam pertama ini, syukurlah ruang kelasnya dekat dengan ruang eksekutif mahasiswa yang aku dan angelica gunakan. Jadi dengan berlari aku bisa dengan cepat sampai di sana.

Namun saat aku melintasi lorong-lorong ini, aku merasa ada kekhawatiran yang mendalam di dalam diriku ini. Karena menjadi ketua mahasiswa di kampus ini itu adalah tanggung jawab yang besar untuk di emban. Aku merasa bahwa setiap tindakan dan keputusan yang ku ambil akan memiliki dampak yang signifikan untuk ke depannya.

Tapi yah kurasa itu tidak usah terlalu ku pikirkan untuk saat ini, sebab setelah memikir hal tersebut sambil berlari. Akhrinya aku sampai di ruangan kelas yang ku tuju.

Terdengar sedikit sunyi dari luar sini, apa jam pelajaran pertama sudah dimulai? Perlu kah aku melihat-lihat dulu sekitar? Atau mungkin mengintip sedikit kedalam?

Hmm tapi sebaiknya jangan deh, lebih baik aku tidak usah melakukan itu dan lebih memilih masuk seperti biasa saja.

Kemudian aku pun membuka pintu dengan hati-hati sambil menarik nafas dalam-dalam.

Sesampainya di dalam, orang-orang yang tadinya berbicara satu sama lain didalam kelas. Mulai mendadak melihat kedatanganku ke kelas. Dengan tatapan sedikit heran mereka semua melihat seolah kedatangan orang yang mereka tidak duga datang ke kelas.

Sial situasi menjadi canggung ketika aku datang kemari. Aku harus mengatakan sesuatu agar keadaan canggung ini hilang

"Selamat pagi semua, maaf keterlambatanku. Sepertinya aku datang yang paling akhir yah?" [Pratama]

Jawabku sambil tersenyum agar suasana menjadi tidak canggung disini

Namun sayangnya saat aku berpikir seperti itu. Respon yang mereka berikan Cuma diam dan masih memandangiku disini.

Oh ayolah, siapa saja tolong jawab sapaan ku tadi. Agar aku tidak merasa malu disini.

"Ah, Ketua. Apa kau juga datang untuk mengikuti mata kuliah ini di jam pertama?"

Saat aku pesimis tidak ada yang menyapaku balik ,akhirnya ada seseorang yang menyapaku balik dari belakang sana. Hm? Kalo tidak salah dia Dea salah satu relawan yang membantuku waktu itu.

"Iya, benar. Aku ada mata kuliah ini juga di jam pertama, apa kau juga dea?" [Pratama]

Tanyaku

"Begitulah, aku dan teman-temanku mengikuti mata kuliah ini di jam pertama" [Dea]

Jawab dea dengan santai

"Oh begitu. Jadi kita akan sering bertemu ya? Kalo begitu mohon bantuannya ya" [Pratama]

Aku pun menjawab sambil sedikit membungkuk

"A-ah Iya, aku dan teman ku sama. Mohon bantuannya" [Dea]

Melihat aku membungkuk, sepertinya membuat dea sedikit terkejut

Ya tapi tidak apa-apalah. Yang penting suasana disini menjadi tidak canngung setelah aku datang.

Dan kemudian setelah berbicaraan tadi aku pun berjalan ke belakang, mencari bangku yang kosong untuk ku tempati. Sambil masih berjalan, sesekali orang-orang di kelas masih memperhatikanku saat aku mencari bangku yang kosong. Sebenarnya tadi aku berharap masih akan ada yang merespon pembicaraan kami berdua disini, agar tidak ada jarak antara aku dengan mereka semua. Namun sayangnya mereka lebih memilih diam semua. Mungkin itu wajar bagi mereka, karena mereka baru mengenal dan melihatku disini. Tapi ya aku tidak menyalahkan mereka semua kok.

Lalu setelah berjalan sambil berpikir, akhirnya aku berhasil menemukan bangku kosong yang tersisa. Yang tidak di miliki seseorang disini, sambil melihat kedepan dan ke kanan. Aku memastikan agar benar-benar yakin bahwa bangku ini kosong. Lalu setelah memastikannya aku langsung segera duduk dan mulai mengeluarkan buku-buku dan alat tulisku ke meja.

Hm yah setidaknya di bangku belakang ini aku masih dapat keuntungan disini meski aku jauh dari papan tulis didepan sana.

Disini keuntungan yang ku maksud adalah, aku duduk dekat dengan jendela luar yang berada di posisi kiri ku persis. Yah meski ku garis bawahi, aku tidak benar-benar duduk dekat dengan jendela. Sebab seperti yang terlihat disini masih ada seseorang yang duduk tepat di bangku kiri ku yang benar-benar duduk dekat dengan jendela, dimana dia sedang menikmati pemandangan luar dari arah Jendela.

Hmm sebaiknya aku menyapanya

"Hai halo, aku pratama. Sepertinya kita akan satu kelas untuk kedepannya, mohon bantua...eh?" [Pratama]

Kataku, tapi terhenti saat aku melihat wajahnya

"Hm? Oh yah sama-sama. Aku juga mohon bantuannya untuk kede…..Ah!"

Saat wajah kita perpapasan satu sama lain disini. Sontak kami berdua pun terkejut disini

"Rena Kau di kelas ini juga?!" [Pratama]

Jawabku sambil merasa terkejut

"Pratama?! Apa yang kamu lakukan disini? Aku tidak tahu bahwa kamu juga mengambil mata kuliah ini?" [Rena]

Disisi lain rena pun menjawab dengan ekspresi kaget

Entah bagaimana kita secara kebetulan kembali bertemu satu sama lain dan satu kelas disini.

"Aku disini karena mata kuliah ini, dan bagaimana denganmu? kenapa kau bisa ikut mata kuliah ini?" [Pratama]

Tanyaku

"Sama Sepertimu, aku ada mata kuliah ini juga di jam pertama ini" [Rena]

Jawab rena

"Tunggu Sebentar, jangan bilang jurusan yang kita ambil itu sama?" [Pratama]

Aku pun bertanya sambil penasaran

"Karena kita berada satu kelas dan mata kuliah kita sama, aku pikir begitu" [Rena]

Ujar Rena

"Aku pikir, kamu mengambil mata kuliah yang berbeda. Karena kupikir dulu waktu ujian masuk, kita mengambil kelas yang berbeda" [Pratama]

Sambungku

"Ah waktu itu. Sepertinya kelas ujian yang kita ambil, di bagi menjadi beberapa ruangan. Jadi wajar jika kamu berpikir begitu" [Rena]

Rena pun menjelaskan alasan dari pertanyaan ku

Tapi meski begitu aku tetap tak menyangka kita akan sekelas begini. Padahal baru kemarin waktu perayaan pesta bertemu, kita sudah dipertemukan lagi.

"Oh ya ngomong-ngomong Pratama. Kenapa kamu baru datang ke kelas? Apa ada tugas yang harus diselesaikan pagi ini sebelum kau masuk kelas?" [Rena]

Kali ini rena mengajukan pertanyaan lain padaku

"Ya begitulah. Sebelum aku masuk ke kelas ini, aku harus menyelesaikan beberapa tugas dokumen yang diberikan padaku sebagai ketua disini. Aku harus berangkat sepagi mungkin tadi, agar aku bisa menyelesaikan tugas yang diberikan dan masuk ke kelas tepat waktu. Namun sepertinya aku hampir terlambat mengikuti mata kuliah ini" [Pratama]

Aku pun menjawab keadaan yang ku alami

"Sepertinya kau cukup kerepotan ya disana. Apa perlu aku bantu lagi? Untuk meringankan kerjaan mu?" [Rena]

Jawab rena dengan menawarkan bantuan

"Haha itu tidak perlu. Aku tidak mau merepotkanmu nantinya, lagipula angelica sudah sangat membantuku. Terutama waktu sebelum aku datang kesini" [Pratama]

Jawabku

"Oh begitu" [Rena]

Kata rena

Lalu, pintu kelas tiba-tiba terbuka ketika kami sedang asik mengobrol. Beberapa detik kemudian, Masuklah dosen mata kuliah pertama yang akan mengajar kelas ini.

Dengan berjalan santai dan membawa buku-buku di satu tangannya. Dosen tersebut menaruh bukunya di mejanya dan bersiap untuk mengajar

"Selamat pagi semuanya. Perkenalkan, nama bapak Kim Nugraha. Hari ini bapak akan mengajar mata kuliah pertama kalian. Jadi tolong dengarkan baik-baik saat bapak menjelaskan. Tapi sebelum memulai akan bapak absen terlebih dahulu mengerti" [Dosen]

Ucap pak kim nugraha

"Baik"

Kami semua menjawab dengan kompak

Kemudian setelah absensi selesai, pak kim mulai menjelaskan materi pelajarannya. Lalu aku pun mencoba fokus dan mencatat informasi penting yang disampaikan oleh pak kim. Meskipun baru awal semester dimulai, aku mencoba untuk antusias dan bersemangat dalam belajar, meski harus membagi waktu dengan tugasku sebagai ketua.

Lalu sementara itu, rena yang duduk di sampingku mulai berbagi catatan dan membantu satu sama lain dalam memahami materi ini.

Waktu berlalu dengan cepat, dan seiring dengan berjalannya waktu. Tanpa terasa waktu yang kita lalu di jam pertama ini telah usai.

Pak kim yang tadinya masih menjelaskan materi, sekarang sudah mulai bersiap pergi dan mulai mengajar di ruang lain.

"Hei pratama. Bagaimana menurutmu mata kuliah pertama kita ini?" [Rena]

Saat aku sedang berpikir. Rena pun bertanya padaku

"Bagaimana ya. Kupikir saat pertama kali datang ke ruang kelas ini, aku khawatir akan kesulitan dalam memahami penjelasan yang akan disampaikan dosen nanti. Mengingat aku harus Membagi waktuku sebagai ketua. Tapi kenyataannya setelah ku lalui, sepertinya itu tidaklah terlalu menyulitkan ku dalam mengikuti mata kuliah ini. Mungkin ini gara-gara pak kim yang menjelaskan materi ini dengan santai." [Pratama]

Kataku

"Oh begitu. Tapi tenang saja, jika kamu butuh bantuan atau ada mata kuliah yang kurang kamu pahami. Aku pasti akan membantumu, anggap saja ini bantuanku padamu untuk meringankan tugas mu sebagai ketua" [Rena]

Ucap rena padaku

"Ah terima kasih, aku pasti akan sangat terbantu nantinya" [Pratama]

Ucap ku sambil berterima kasih

"Oh ya, pratama. aku dari tadi penasaran dengan plastik sampah yang kau bawa saat masuk ke ruang kelas ini. Kenapa kau tidak membuangnya ke tempat sampah tadi sebelum datang kemari?" [Rena]

Tiba-tiba rena mengubah topik pembicaraan

"Plastik sampah?" [Pratama]

Tanyaku

Mendengar hal itu rasanya aku jadi teringat akan kejadian tadi pagi tentang masalah ini juga. Dan firasatku mengatakan itu tidak mengenakan

"Itu yang ada di mejamu" [Rena]

Ucap rena Sambil menujuk ke arah meja ku

"Apa ini yang kamu maksud?" [Pratama]

Kataku

"Iya" [Rena]

Jawab rena polosnya

Ternyata dugaanku benar. Pasti ini yang rena maksud

"Dengar Rena. Tolong kamu, jangan menjadi seperti angelica kedua di sini. aku sudah cukup dibuat kesal oleh angelica tadi pagi tentang masalah ini" [Pratama]

Jelasku sambil menahan rasa kesal

"Kenapa?" [Rena]

Tanya rena

"Baiklah akan aku jelaskan sekali lagi, meski ini agak membuatku kesal. karena mengingat pertanyaaanmu sama dengan angelica soalnya. Jadi begini, ini adalah bekal makanan ku. Aku sengaja membungkusnya agar tetap hangat saat ku makan nanti. Tapi entah kenapa, kalian berdua menganggap ini adalah kantong sampah" [Pratama]

Entah bagaimana, pertanyaan rena ini sama persis dengan pertanyaan angelica yang dia lontarkan pada ku tadi pagi.

"Benarkah?! Aku sangat minta maaf tentang ini" [Rena]

Rena yang merasa bersalah tentang ini langsung minta maaf padaku

"Tidak masalah. Aku tidak akan marah padamu setelah melihatmu meminta maaf. Setidaknya kamu tidak seperti angelica yang sering membuatku kesal" [Pratama]

Kataku

"Sepertinya kamu benar-benar tidak menyukai angelica ya?" [Rena]

tanya Rena sambil tersenyum untuk menciptakan suasana yang lebih baik.

"Ini tidak seperti aku membenci angelica atau tidak suka padanya sama sekali. Tapi lebih seperti…bagaimana yah mengatakannnya. Setiap kali kita bertemu satu sama lain, pasti kita akan selalu mengejek satu sama lain dan berujung membuat kesal satu sama lainnya juga" [Pratama]

Jawabku sambil menjelaskan

"Begitu ya. Tapi setidaknya saat kamu kesal, kamu tidak benar-benar marah padanya, bukan?" [Rena]

Tanya Rena

"Tentu saja tidak. Kenapa aku harus melakukan itu?" [Pratama]

Ucapku

"Kalau begitu tidak masalah kan? Kalian akan saling membutuhkan satu sama lain nantinya untuk mengurus perguruan ias ini. Jadi akurlah kalian berdua" [Rena]

Jawab rena sambil memberikan semangat

"Ya kau benar tentang ini" [Pratama]

Entah kenapa setelah mendengar apa yang barusan rena katakan. Membuatku menjadi tenang dan tidak merasa kesal lagi terkait masalah ini. Semua yang rena ucapkan ada benarnya juga, tidak baik juga jika hal ini terus diperpanjang

"Baiklah sebagai permintaan maafku atas perkataan ku tadi. Maukah menemaniku makan siang bersamaku?" [Rena]

Tawar rena

"Aku tidak masalah sih, tapi kenapa tiba-tiba begini?" [Pratama]

Tanya ku

"Sebenarnya, aku ingin mengajak orang lain di kelas ini. Tapi mengingat aku belum terlalu mengenal mereka semua. Jadi aku ingin mengajakmu saja" [Rena]

Jawab rena dengan malu-malu

"Kamu ternyata punya sisi yang lucu juga ya, haha. Aku jadi teringat waktu kita berlanja bersama waktu itu, di mana kau sangat antusias sekali" [Pratama]

kataku sambil sedikit tertawa melihat tingkah lucu Rena.

"J-jangan tertawa begitu. itu membuatku malu setelah mengatakannya" [Rena]

Jawab rena yang masih merasa malu

"Haha, maaf-maaf. Ini karena aku kedua kalinya melihat tingkah lucu mu itu, jadi aku secara reflek langsung tersenyum melihatmu. Ah, tapi aku sudah membawa bekal ku ini. bagaimana dengan kamu?" [Pratama]

Tanya ku

"Oh kamu benar. Kalo begitu, maukah kamu sekalian menemaiku mencari makan siang bersamaku?" [Rena}

Tawar rena

"Tidak masalah. Kalo begitu apa kita pergi sekarang?" [Pratama]

Jawab ku

"Baiklah. Ayo kita pergi" [Rena]

Ucap rena

Lalu mendengar hal itu, rena tersenyum mendengar jawabanku. Kemudian kita berdua keluar kelas dan menuju kantin perguruan ini. Sambil masih berjalan berdua. Kita pun terus mengobrol saat berjalan.

Melihat hal ini. Aku jadi terpikir, mungkin tidaklah buruk juga bagi ku menjadi ketua di perguruan ini. Mengingat banyak sekali orang-orang yang kutemui mulai dari saat aku pertama kali mendaftar ke perguruan ini sampai aku menjadi ketua saat ini.

Mereka sangat membantuku sekali. Terutama angelica dan rena. Aku sangat berterima kasih sekali atas bantuan mereka semua