"Apa kalian sudah memutuskan akan ikut klub mana?"
Bella membuka pembicaraan. Siang ini dia sedang makan di kantin bersama Safira dan Maria.
"Aku akan ikut klub sepak bola, aku ingin jadi manager," jawab Maria tanpa ragu.
"Kalau aku akan masuk klub sastra. Aku suka membaca, kamu mau masuk klub mana?" Safira juga menjawab tanpa ragu.
"Aku masih bingung, mau masuk klub apa." Bella menyandarkan tangan di meja. Makanan pesanannya sudah habis dari tadi.
"Masuk saja yang sesuai dengan hobimu." Maria memberi saran, dan Safira ikut mengangguk.
"Baiklah aku akan memikirkannya."
* * *
"Kamu mau masuk klub apa?"
Kali ini Bella bertanya pada Johan. Jam ketiga setelah istirahat diisi dengan belajar mandiri karena guru yang mengajar tidak datang. Banyak murid yang tidak belajar, mereka melakukan aktivitas lain yang membuat kelas semakin ribut.
Johan tidak bergabung dengan teman-temannya. Dia memilih duduk dan menggambar sesuatu di buku catatan. Bella memang bukan tipe orang yang akan pergi jika belum waktu istirahat. Dia membaca novel sejak tadi.
"Aku akan masuk klub fotografi, sudah lama aku ingin melakukannya, hanya saja di smp tidak ada klub seperti itu. Aku sudah mengisi formulir keanggotaan tadi." Johan menjawab dengan mantap.
"Aku juga akan masuk klub agar kita bisa pulang bersama."
Johan terdiam beberapa saat, tak lama kemudian dia menutup mulut dengan tangan sambil memperlihatkan ekspresi terharu yang dibuat-buat.
"Ka-kamu kenapa?" Bella bingung dengan suasana melankolis ini.
"Akhirnya Bella sudah besar, sejak kapan kamu belajar untuk memperdulikanku." Johan menunduk.
Bella mengerucutkan bibir.
"Aku melakukan ini karena kamu dulu selalu menungguku hingga selesai kegiatan klub, padahal kamu tidak mengikuti kegiatan apapun."
"Terima kasih."
Johan tersenyum lalu mengelus kepala Bella.
"Sama-sama."
Keduanya saling berpandangan, tanpa disadari kelas yang ribut sejak tadi mendadak jadi sepi. Semua pandangan tertuju pada bangku Johan dan Bella. Semua orang menonton adegan itu dengan serius.
"Err sepertinya ada yang aneh Bella." Johan menyipitkan mata, menyadari situasi sekarang. Dia menurunkan tangan dari kepala Bella lalu mengedarkan pandangan ke sekitar. "Kalian kenapa?" Johan tersenyum canggung pada teman-teman sekelas.
"Jangan duduk di sana."
Salah satu teman laki-laki Johan menariknya lalu seluruh siswa dalam kelas ikut menarik Johan. Mereka ramai-ramai keluar kelas hingga tersisa murid perempuan di sana.
"Kalian kenapa?" Bella masih tidak mengerti dengan situasi ini.
"Benar kalian tidak punya hubungan apapun selain teman sejak kecil?"
Safira bangun dari tempat duduk dan mendekat ke Bella, begitu pula semua murid perempuan di kelas.
"Aku baru lihat ada teman yang seperti itu." Maria ikut mengeluarkan pendapat.
"Jujur saja Bella kalau kalian punya hubungan yang lebih dari teman. Biar tidak ada yang penasaran." Semua siswi menatap Bella dengan penasaran.
"Humph aku dan Johan tidak punya hubungan lebih selain teman sejak kecil, kalian puas?" Bella memperhatikan semua siswi yang mengelilinginya. Sepenting itukah hubungannya dengan Johan, kenapa mereka semua penasaran seperti ini?
* * *
"Tck lepas." Johan berusaha melepaskan tangan yang menariknya. Kuat sekali teman-temannya padahal mereka tampak kurus. "Lapaskan diriku." Sekali lagi Johan berusaha melepaskan diri, kali ini dia sengaja membuat suara yang melankolis agar dilepaskan. Namun tidak membuahkan hasil.
Mereka membawa Johan ke atap sekolah dan duduk mengelilinginya. Semuanya menatap Johan dengan pandangan sinis. Johan sendiri tampaknya tidak takut dengan pandangan penuh intimidasi itu.
"Kalian kenapa?"
"Bagaimana bisa kau dekat dengan Bella?" Salah satu temannya mengeluarkan suara.
"Kami sudah lama dekat, bahkan sejak kami belum lahir," jawab Johan bangga. Siapa yang tidak bangga bisa dekat dengan gadis pemalu, pintar dan disukai banyak orang seperti Bella.
"Bohong, kau pasti memakai sesuatu agar Bella tertarik padamu." Seorang lagi mengeluarkan pendapat.
"Huft, kalau kalian sangat ingin dekat dengan dia, kenapa kalian tidak mendekatinya saja. Bella itu baik, dia akan bersikap ramah pada kalian jika kalian datang dengan maksud baik." Johan tidak membesar-besarkan, dia mengatakan apa yang dia tahu tentang Bella.
"Tapi..."
Eskpresi Johan berubah.
"Jangan pernah mencoba untuk berbuat kurang ajar padanya. Aku tidak akan membiarkan kalian selamat. Ingat itu."
Hening menyelimuti, semua siswa menatap Johan dengan pandangan ngeri.
"Ayo kembali ke kelas, kita bisa dimarahi kalau ketahuan di luar seperti ini saat jam pelajaran." Ekspresi Johan kembali, dia tersenyum lalu berjalan kembali ke kelas.
Di antara kerumunan siswa itu ada seorang yang tersenyum sinis.
"Sudah kuduga ada sesuatu di antara mereka."
* * *