"Kringggg..."
Bel istirahat pun berdering, itu adalah pertanda, Gin selesai mengajar di kelas itu
"Oke.... Pelajarannya cukup sampai disini"
"Kalian boleh istirahat" Ucap Gin. Saat itu, Gin pun keluar dari kelas
"Huff.. Pergi juga" Ucap Valencia lega
"Kamu nggak suka mapel bahasa?" Tanya Rasya
"Sepertinya" Jawab Valencia
"Hum.. Biasanya kalau nggak suka mapelnya, berarti nggak suka juga sama gurunya" Ucap Rasya
"Mungkin saja" Ucap Valencia
"Wah!!..."
"Padahal gurunya baru ganti loh.. Kamu langsung nggak suka?" Ucap Rasya terkejut
"Dia terlalu aneh bagiku"
"Aku ingin guru bahasa yang dulu" Ucap Valencia
"Jangan langsung menilai orang saat baru pertama bertemu" Ucap Rasya
"Kamu benar, mungkin aku salah" Ucap Valencia
"Ya ampun.. Kamu ini benar benar aneh ya" Ucap Rasya
"Sudahlah, lupakan saja"
"Apa kamu ingin ke kantin?" Ucap Valencia
"Boleh boleh.. Ayo" Ucap Rasya. Mereka berdua pun keluar dari kelas dan berjalan menyelusuri lorong kelas menuju kantin
"Disini selalu ramai ya" Ucap Valencia
"Namanya juga sekolah! Apa lagi sekarang jam istirahat"
"Pasti rame lah! Gimana sih.." Ucap Rasya
"Benar juga" Ucap Valencia. Saat melewati kantor guru, mata Valencia yang tajam dan dingin tidak sengaja bertatapan dengan Mata Gin yang sedang duduk di dalam kantor. Hal itu membuat Gin merasakan sesuatu
("Dia anak kelas dua Mipa kan? Yang tadi aku ajar")
("Kenapa dari pertama bertemu, dia selalu menatapku dengan tajam. Apa dia dendam denganku? Atau aku melakukan kesalahan?") batin Gin penasaran
Saat itu, Valencia dan Rasya sampai di kantin. Rasya pun duduk di kursi kantin, sedangkan Valencia pergi membeli makanan
"Tunggu ya" Ucap Valencia
"Siapp" Ucap Rasya senang
Saat sedang mengantri makanan, seseorang menyrobot antrian Valencia. Valencia pun menepuk pundak orang itu
"Hey.. Jangan sembarangan srobot antrian orang"
"Mengantrilah dari belakang" Ucap Valencia dengan tatapan tajamnya
"Heh? Anak kelas dua ya?"
"Sudah sepantasnya senior duluan kan?" Ucap kakak kelas
"Tapi aku yang duluan" Seru Valencia
"Dimana sopan santunmu!"
"Beraninya menatap senior dengan mata seperti itu" Ucap kakak Kelas kesal
" Ini mataku, jadi terserah diriku.. Masalah buatmu?" Tanya Valencia. Saat itu, mereka berdua menjadi tontonan murid murid yang berada di kantin
"Pergi lah dari hadapanku!"
"Beruntunglah kamu anak cewek, jika laki laki.. Sudah ku habisi dari tadi!" Ucap kakak kelas
"Apa gender di permasalahkan? Jika ingin menghabisiku, lakukan saja , kalau kau mampu!" Ucap Valencia. Saat itu, Rasya yang mendengar keributan ,langsung berlari menghampiri Valencia
"Valen.. Cukup! Jangan buat masalah"
"Maafkan Sifat Valencia ,Senior" Ucap Rasya memohon
"Tcihh.."
"Lain kali.. Ajari temanmu sopan santun!" Ucap kakak kelas
"Kenapa kamu minta maaf ke dia?"
"Disini dia yang salah, harusnya dia yang berlutut di hadapanku" Ucap Valencia
"Cukup!!!"
"Kesabaranku sudah habis! Aku tidak perduli dengan gendermu! Aku akan membungkam mulutmu itu!" Ucap kakak Kelas Kesal. dengan rasa kesalnya, Dia pun mengangkat kerah baju Valencia
"Coba katakan sekali lagi! Apa yang tadi kamu katakan" Ucap Kakak kelas kesal
"Kamu yang salah, kamu yang harus minta maaf padaku" Ucap Valencia tenang dengan tatapan tajamnya
"Plakkk..." Kesabaran kakak kelas telah habis, dia pun menampar wajah Valencia dengan keras. Valencia hanya terdiam menerima tamparan itu
"Kamu seorang laki laki, apa hanya segitu tamparan terkuatmu?" Tanya Valencia
"Dasar!! "
"Darimana kamu mendapatkan mulut dan matamu itu!"
"Apa orang tuamu tidak mengajarimu sopan santun!" Ucap kakak kelas yang terlihat sangat kesal
"Kalian berdua cukup!!"teriak seseorang. mereka berdua pun menoleh ke asal suara. Saat melihat keberadaan Gin, Kakak kelas langsung melepaskan Valencia