Chereads / amarah bahagia / Chapter 99 - Good bye my love

Chapter 99 - Good bye my love

Unmyeongcheoreom naegen dasi eobseul

(Seperti takdir, aku tidak akan pernah memiliki orang sepertimu)

Dan hana, Only you

(hanya dirimu, hanya dirimu)

Nunmulmankeum geudae haengbokhagil

(Sebanyak air mataku, aku berharap kau bahagia)

Good bye my love

(Selamat tinggal cintaku)

*Good bye my love

*Ailee. =================================

Sarah menatap Bani sendu, berurai air mata, mungkin dia merasa bersalah pada anak itu, yg selama ini telah di anggapnya dewa pelindung sang putri, namun dg tega menyingkirkannya lewat perjodohan paksa.

"Nak muka kamu kenapa?"Dia tersentak melihat wajah pria itu yg telah memar, membiru di mana mana.

"Tidak sebanding dg luka yg ibu berikan terhadap Bani"jawab Bani ketus.

"Duduk dulu, kita bicara dg baik ya"Sarah mencoba menenangkan Bani dg lembut dia bersikap.

Sebagai anak baik tuan Alvino muda duduk dg sopan meski wajah nya di tekuk, bukan malah mendongkol, pria ini malah terkesan seperti anak manja yg sedang merajuk pada ibunya.

"Ibu dengar? Kamu bilang Fauziahku gadis jalang? Tidur dg laki laki di sebuah penginapan hm, iya seperti itukah?"Ucap Sarah lembut.

Bani jengah tak seharusnya berkata demikian tapi sudah terlanjur bagaimanapun dia manusia biasa, khilaf hal yg wajar bukan.

"Maaf kelepasan, tapi ibu, kenapa?"Bani memelas kemudian.

"Tidak nak Fauziah kamu tetap milik kamu, dia belum ternoda dia tidak pernah tidur dg laki laki manapun"ucap Sarah menatap Bani lekat meyakinkan seolah pria itu benar benar tidak mengetahui segalanya.

"Bi..Sudahlah jangan berbohong lagi, katakan segalanya pada Bani, dia berhak tau, kasian dia bi..."Sahut Ariska. Gadis ini juga sepertinya belum mengetahui kebenaran itu.

"Tutup mulut kamu Riska, jangan ikut campur, diam, kamu tidak mengerti apa apa"bentak Sarah.

"Lalu jika ibu sudah mengetahuinya kenapa? Kenapa ibu masih saja menjodohkan Fauziah dg anak tuan tanah itu, katakan alasan apa lagi sekarang Bu?"Cerocos Bani kemudian.

"Karna Kencana membawa bukti itu di saat yg tidak tepat, dia terlambat nak, pernikahan nya besok, dan ibu rasa kamu pasti sudah mengetahuinya iya kan?"

"Ibu benar, Bani dan Kencana yg merencanakan ini semua, tapi kalian malah menghina gadis itu yg jelas jelas tidak salah apa apa"Bani mengerucut.

"Maaf ibu tidak ikut campur Soal penghinaan itu, ibu Miranti yg melakukan nya, kamu boleh tanya ayah, ibu bahkan syok sampai saat ini"Sarah menunduk dan berderai air mata, Riska menghampiri dan mengusap pelan tengkuk sang ibu.

"Ayah bisakah kalian batalkan pernikahannya, Bani mohon?"Bani kemudian bertekuk lutut di hadapan ayah Fauziah, dia pria tua yg selama ini menyerahkan kepercayaan penuh terhadap Bani mengenai keselamatan gadis itu.

Pak Kadir juga yg menjual warisan keluarga demi membuatkan rumah di kota untuk Fauziah dan akan mereka berdua tempati nanti setelah menikah.

Pak Kadir percaya betul terhadap calon menantu kesayangannya itu, dan mempercayakan putri nya di tangan Bani pasti akan baik baik saja.

Jelas dong rumah minimalis Fauziah yg di kota itu bukan buatan tangan Bani, atau ikut campurnya harta Alvino, itu pure milik keluarga Fauziah.

"Maafin ayah nak"pak Kadir menggapai kedua lengan Bani dan membawanya berdiri.

"Maaf tidak cukup ayah, bukan itu yg Bani mau, ayah lupa hah? Ucapan ayah setahun lalu?"Bani tetap mengotot dan mengguncang tubuh rapuh seorang ayah pertengahan abad itu.

"Katakan ayah? Apa Bani harus mengulang sendiri perkataan ayah itu? Janji yg ayah berikan? Ayah lupa? Hah?"Bani terus mengoceh sambil mengotot bahkan mengguncang guncang kedua lengan pria tua tsb.

Pak Kadir hanya tertunduk diam tak mampu berkata, lidah nya seperti keluh tak bisa terangkat tak bisa bibir nya bergerak sedikit saja, mengubur tangis kedalam dada.

"Ayah....."Rengek Bani lagi.

"Cukup Bani, hentikan drama ini?"Tiba tiba gadis itu muncul entah dari mana, dia langsung terlihat berapi api, wajah nya di penuhi amarah, kenapa dia?

Dia kemudian menghampiri Bani, menarik paksa lengan pria itu lalu menatap nya tajam dan Plakkk, dg keras dia menampar sang kaisar.

"Fauziah.."Teriak sang ibu kemudian.

Tak sampai hati melihat Bani di tampar keras, padahal pria itu sudah babak belur sebelumnya, aduh memang gadis tak berhati Ziah ini?

"Minggat, keluar dari rumah ku?"Tegasnya seraya menunjuk ke arah luar dg tangan kiri.

"Fauziah jaga ucapan kamu?"Sergah sang ayah kemudian.

"Keluar Bani!"sergah nya lagi, tak peduli hardikan pak Kadir. Bani tertegun sejenak dan menatap sendu penuh arti gadis yg membentaknya dg kasar.

"Eh lo tuli atau gimana? Gak dengar ucapan tunangan gue hah?"Rupanya ada tuan tanah muda juga, dia datang bersama Fauziah.

"Diam Lo, laki laki bangsat beraninya main keroyokkan, dasar kadal gak berguna, sampah saja lebih berharga di bandingkan Lo heh"sarkas Bani sembari tersenyum seringai.

Tuan tanah muda murka wajahnya memerah marah, telinganya mungkin juga mengeluarkan asap, Bani sepertinya membangunkan gunung api yg tertidur duh!

"Kau dengar aku kan Bani, keluar dari rumahku sekarang juga"kembali Fauziah menggila.

"Tidak, sebelum aku membawa mu bersama ku, aku tidak akan keluar dari rumah ini, kau paham hah"bentak Bani.

"Bedebah..."Tuan tanah geram, gegas mengarahkan tonjokkan dan berniat memukuli pria itu, namun berhasil di tangkas oleh Alvino muda.

"Hei, kadal beraninya Lo? Apa? Mau mukul gue? Lo sampah yg tidak ada artinya tanpa anak buah Lo yg keparat itu heh, pengecut, iblis lebih baik mungkin dari pada orang seperti Lo ini"sergah Bani halus namun menyakitkan.

Tuan tanah muda semakin geram dg perkataan Bani, namun Fauziah mencegah pria itu saat mencoba akan memukulnya kembali.

"Jangan kotori tangan mu dg orang seperti dia, kau tau kan? Aku memilihmu, bukan dia, persetan dia mau bicara apa, terserah"oceh Fauziah lambat pada tunangannya, Al tersenyum miring.

Jelas itu menyakitkan bagi Bani, namun bukan Bani namanya kalau menyerah terhadap ucapan bohong belaka gadis itu.

"Ibu lihat, ayah lihat, kakak juga lihat kan?Betapa cinta nya Fauziah sama Bani, dia melarang pria itu memukuli Bani hah, luar biasa, gadis ku ayo ikut aku, kita pergi dari desa sempit ini, kau tidak pantas berada di sini you know?"Bani menarik pergelangan gadis itu dan menyeretnya dg kasar.

Parah, tuan Alvino muda sepertinya kehabisan akal untuk mendapatkan gadis itu kembali.

Aneh nya kenapa yg lain bungkam dan membiarkan begitu saja, hanya tuan tanah muda yg mengejar seperti siput pula, lambat betul.

"Bani tidak mungkin menyakiti Fauziah bu, percaya ya"bujuk pak Kadir mencoba menenangkan ibu Sarah yg panik melihat kelakuan Bani barusan.

"Let me go, kak, sakit.."Fauziah terus meronta dalam cekalan tangan Bani yg sangat kuat mencengkram pergelangannya.

"Will not"ucap Bani dg cepat dan nafas yg memburu.

"Hei pria sableng, lepaskan tunanganku"sahut Al dari belakang, Bani tak peduli dia menyeret Fauziah lalu memaksa gadis itu masuk ke mobilnya dan tancap gas dari sana.

"Hah sial"upat tuan tanah muda kemudian.