Bahut Aayi Gayi Yaadein
(Banyak kenanganmu yang datang)
Magar Iss Baar, Tum Hi Aana
(Tapi kali ini, aku ingin kau yang datang)
Irade Phir Se Jaane Ke Nahi Laana
(Dan jangan membawa niatan tuk pergi lagi)
Tum Hi Aana
(Kau datanglah)
*movie:marjaavaan(jubin nautiyal)
=================================
"Kenapa aku merasakan kehadiran kamu disini kak? Rasanya sakit ketika seseorang yg kamu cintai berdampingan dg orang lain, sama ketika aku menyaksikan Kencana dan rekannya tadi, why with me?"Di sela sela ujung kelopak mata itu basah seketika, dia berbaring miring memeluk guling, gadis itu cukup memiliki naluri kuat dg kehadiran penawar hatinya.
Di luar nama Bani telah di panggil sebagai penampil selanjutnya, seperti nya pagelaran akan segera usai, di lihat dari list peserta sang kaisar memang berada di urutan paling bawah untuk tampil hari ini.
Nampaknya dia menjadi peserta penutup dari contest bergengsi se desa itu.
"Cay aku udah di panggil, tapi Fauziah gak ada, kemana dia Cay? Gimana dg rencana kita kalau dianya gak ada?"Sang kaisar gerasak gerusuk, Kencana setia mendampingi pria itu dg duduk tepat di samping nya saat ini.
"Kau kedepan, ucapkan kata kata sambutan atau apalah itu kau pasti paham kan? Aku akan tanya Al, ada di mana gadis itu saat ini? Ok!"ucap Kencana pelan, sang kaisar pun mengangguk.
Dia melangkah pelan ke arah lantai dansa itu, meski sedikit ragu namun terbesit keyakinan dan semangat perjuangan cinta itu belum lah pupus.
Sang kaisar kini duduk di sebuah kursi yg telah di sediakan lengkap dg Mike di depannya, memang hari ini dia menampilkan sebuah nyanyian lewat versi akustik.
Semua mata tertuju padanya, dia tersenyum lalu perlahan menyapa dg ramah melalui segenap kemampuan mengolah dan mengalihkan perhatian agar bisa mengulur waktu sedikit.
"Al, tunangan kamu mana?"Ucap Kencana pelan di samping sang Raja sehari itu.
"Dia kecapean Cana, lagi istirahat di kamar"jawab Al tampa ragu.
Kencana mengangguk pelan, sang nona perlahan menjauh dari tuan tanah muda tsb menuju tempat Fauziah berada.
Pria itu tak menaruh kecurigaan dia fokus terhadap seseorang yg akan menampilkan penampilan penutup hari ini.
Di lantai dansa tuan Alvino muda telah menutup sesi mengobrol nya dan musik mulai mengalun, dia juga mulai memetik gitar nya itu perlahan dan pasti, keadaan semua di serahkan terhadap rekannya.
Nampak nya 'Zaroorat' from series Bepannah, menjadi lagu pilihan sang kaisar hari ini, bukan pilihan dia semata, itu termasuk saran dari rekannya, karna makna dari lagu itu seakan mewakili perasaan mereka saat ini, juga sekaligus menarik semua perhatian, khusus nya mempelai wanita.
Dia memulainya perlahan dari kepala tertunduk hingga berani menatap kerumunan yg tertuju padanya, mengisyaratkan ketakjupan tak terhingga dari sorot mata mereka.
Saat bait pertama mulai dia aluni, dari ujung sana tepat di depannya, gadis impian tujuan hidup nya saat ini melangkah perlahan bersama sang fartner, gadis itu kini duduk tepat di samping tunangannya, dan kembali menjadi Ratu sehari.
Kencana lantas mengedipkan satu mata, memandang sang kaisar sesaat melemparkan sedikit senyuman dan mengacungkan jempolnya tanda semangat.
Kaisar yg gagah dan mendadak keren seperti penyanyi sungguhan itu seolah mendapat amunisi dan semangat juang tinggi.
Kencana menatap pria itu dari meja para juri, dia duduk memangku tangan bangga menyaksikan kesungguhan dari penampilan rekannya itu yg berhasil membuatnya terlena.
Sang kaisar kini tak sendiri di sana, para pengiring nya anggap saja penari latar sekitar 6 pasang laki laki dan perempuan mengiringi alunan nada itu dg dansa mesra dari mereka, sang kaisar semakin percaya diri.
Netra pria itu terus ke arah gadis yg menjadi Ratu hari ini, mimik wajah itu juga di sesuaikan dg isi lagu yg sebenarnya khusus ia nyanyikan untuk sang gadis.
Jadi ini tidak di buat buat dia sungguh sungguh bukan karna ingin menang lomba tapi memang perasaan sungguhan darinya, dan dia yakin Fauziah gadis pintar dia mengerti isi dari lagu tsb.
"Apa aku se naif itu? Fauziah bodoh, kenapa kau merasa tertarik dg pria itu? Dia bukan siapa siapa dia hanya peserta yg kebetulan suaranya terdengar nyaman di telinga, sadar lah"batin Fauziah, mata indah nya juga lupa berkedip menyaksikan alunan demi alunan peserta penutup ini.
Tak peduli dg dansa mesra dari para penari latarnya yg tak kalah menakjubkan dari penyanyi itu.
Aksi itu terus berlanjut, menghanyutkan dan membuat terenyuh, juri juga terpukau, kecuali tuan tanah muda dia seperti tidak ikhlas pria itu menjadi sorotan terdepan hari ini. Kenapa? Apa karna masih belum move on sama duet romantisnya dg Kencana beberapa saat yang lalu itu?
"Tin...Tin...Tin..."sementara musik terus mengalun dan sang kaisar masih bereaksi disana, ponsel nona Durga berdering.
Gadis itu beranjak menuju tempat yg tak bising karna musik cukup keras disini.
Nampaknya itu telepon penting sampai sampai nona Durga melewatkan penampilan memukau sang fartner dan memilih menjauh dari tempat itu.
"Hallo..."Jawab nya datar.
"Nona Hura Geng berhasil kami ringkus, dan kami telah menyandra dua di antara mereka, sekarang apa yg harus kami lakukan terhadap kedua orang ini?"
"Ok, Kawaki kerja bagus, kalian menangkap mereka di saat yg tepat, now, bawa mereka ke perempatan menuju rumah tuan tanah saya akan bertemu kalian disana, ok!"
"Siap nona"
Kencana tersenyum miring, cukup puas dg kabar yg ia dengar, seperti menemukan jarum dalam jerami titik terang terpampang nyata di depan mata, benarkah demikian?
"Teri saanson mein mujhe, guzaara milgaya
ho gaya mujh pe tera asar(aku menemukan hidupku dalam nafasmu, aku di pengaruhi oleh mu)"
Sang kaisar berdiri perlahan sambil terus mengikuti irama lagu dan musik yg ia bawakan, mengarah pada sang Ratu, dia tersenyum memandangnya, seperti merayu wanita itu lewat lirik yg ia lantunkan.
Fauziah lantas mendongak, menatap uluran tangan dari penyanyi amatir yg seperti mengajaknya untuk berdansa.
Sesaat dia menatap Rajanya, pria tersebut mengangguk pelan pertanda menyetujui dan memberinya izin atas ajakan penyanyi itu.
Karna Lampu Hijau yg di berikan tunangannya itulah, kembali netra indahnya berani menatap sang penyanyi dan berdiri lantas menyeimbangi pria itu lewat dansa.
Ya cukup mesra, entah perasaan apa ini? Fauziah tersenyum dia mendadak bahagia jantung itu berdetak dg nyaman, teduh diatas rasa selesa, rasanya tak ingin lagu ini segera berakhir.
Sang kaisar mendekatkan tubuhnya, merangkul pinggang gadis itu dan berdansa serasi beriringan dg para penari latar.
"Kau mengharapkan kehadiran ku? Apa kah seperti itu?"Bisik nya kemudian, berdengung, menggelitik pada telinga gadis itu.
Sementara langkah mereka tak terhenti dan terus mengikuti alurnya musik.
Fauziah tertagun sesaat, netra itu membelalak, kenapa tiba tiba pria aneh ini bicara demikian? Siapa dia? Begitu fikir gadis tsb.
Fauziah semakin mendekatkan wajah nya ke arah pria itu lalu berbisik di belakang telinganya, mulai beraninya gadis ini, apa yg ada di benaknya saat ini?
"Siapa kau?"
"Guess! kau tidak merasakan sesuatu? Atau kau membohongi dirimu sendiri?"Balas pria itu, langkah mereka terus berayun.
"No, aku terjebak, Fauziah membawaku pada situasi payah ini? Dia gadis yang lebih payah dariku?"Jawaban nyeleneh Fauziah membuat Bani membelalak tak percaya.
"Why nona? kenapa kau berucap demikian?"
"Haha, kau bisa membodohi Fauziah, tapi bukan aku"bisik seduktif dari gadis itu.
Bani semakin bergetar, aneh apa yg terjadi gadis itu meracau? mata sang kaisar mendadak melebar.
"Siapa kau?"Bisiknya halus, dia tetap mencoba tenang dan mengikuti alunan nada.
"Kau tak mengenali ku? Nani ku sayang?"Seduktif lagi, nyaris seperti bisikan hantu, Bani merinding seketika dg bola mata yang terbelalak sempurna.