Saari Umar Hai Mujhko
(Seluruh sisa umurku)
Dard Judaai Ka Sehnaa
(Harus menanggung derita perpisahan)
Rastey Mein Koi Hain Manzile Meri
(Tujuan ku hilang di tengah jalananku)
Mere Saath Jayengi Mukshkile Meri
(Kesulitanku senantiasa pergi bersamaku)
*Chaha hai tujhko
*Movie: mann*
=================================
Sekurang nya hari ini sudah tampil 10 peserta dalam berbagai aksi dan versi, menghibur seisi party, termasuk calon mempelai, sayang nya tak satupun yg bisa membuat Fauziah tersenyum meski sedikit saja.
Gadis bebal hatinya menjelajah tak tentu arah dan tujuan, tidak apapun yg bisa mempan kepadanya saat ini, kecuali penawar rindu nya sendiri.
"Bani, ayo kesini?"Nona Durga meneriaki temanya yg sedang duduk di Gazebo bersama gitarnya, entah benar berlatih atau justru malah flashback.
"Ya"serunya seraya menghampiri wanita itu dg sikap memelas dan kurang semangat.
"Sesi bonus, kau dan aku kita duet tapi ini hanya sekedar kejutan aja, buat manasin kompor, kau mengerti kan?"
"Yeah, tapi ...."
"Chahun Main Yaa Na?"
"Ok, understand!"sang kaisar mulai bersemangat dan terlihat serius.
Nona Durga tersenyum manis, gula Jawa pun minder kalau berada di samping nya saat ini.
*
"Ok kita break dulu gaes, yg belum tampil tetap semangat dan persiapkan diri kalian sebaik mungkin ya, ingat jempol juri tidak bisa kita remehkan begitu saja, so, aatma"seru MC yg menggemaskan juga manis itu apalagi warna Biru Muda Salwar Kameez yg ia kenakan semakin membuatnya terlihat ceria dan hangat.
"And untuk menemani break kita hari ini, mari sama sama kita nikmati duet romantis dari nona Durga, salam cinta untuk semua dan selamat berbaper baper ria haha"
Sang pewaris bersama rekannya, kini persis berada di lantai dansa, semua mata tertuju ke arah mereka, sedikitpun Bani ataupun Kencana tidak merasa gugup ataupun canggung.
Mereka saling melempar senyum, membangun sebuah cemistry yg berhasil menghanyutkan, membuat larut pandangan para tumpukan tumpukan manusia yg menghadiri pesta ini.
"Itu pria siapa sih? Brengsek beraninya dia berdansa dg Cana, mana terlihat seperti pasangan beneran lagi, apa iya Cana secepat ini melupakan aku?"Tuan tanah muda rupanya diam diam kepanasan dg aksi kejutan nona Durga ini.
"Kau bicara sesuatu Al?"Tanya sang gadis yg duduk di sampingnya, rungutan pria itu cukup samar karna musik selow dari duet romantis itu cukup mendominasi, di tambah gadis ini memang dalam keadaan tidak fokus pada tunangannya itu.
"Hah, no, mereka terlihat serasi bukan?"Dia tersenyum masam.
"Yeah of course"
"Apa sebaiknya kita juga duet seperti mereka?"
"Gak aku gak bisa nyanyi, menari apalagi, kau saja"Fauziah mengalihkan pandangannya, rasanya gadis ini malas betul memandang wajah tampan sang tunangan, dan nampaknya dia lebih tertarik ke pada pria yg sedang bernyanyi dan berdansa di sana.
"Cowok itu? Kenapa aku iri terhadap keromantisan mereka? Who is he boy?"Batin Fauziah, mata indah itu rasanya enggan untuk mengedip.
Sang pewaris dan sang kaisar terus mengurai aksinya, mereka bernyanyi dan berdansa, penampilan yg benar benar membuat baper seisi ruangan itu.
Seolah cinta sungguhan memang hadir di antara mereka, bahasa tubuh dan gerakan yg mereka lakukan hari ini terlihat natural mengalir bagai air, andai ini ajang pencarian aktor dan aktris mungkin kedua orang ini bisa jadi pemenangnya, pandai sangat bersandiwara.
"Kau lihat wajah mereka? Haha kita berhasil menyalakan kompor nya haha"di sela sela musik, nona Durga berbisik sembari masih menggerakkan tubuh menyeimbangi gerakan rekannya.
"Jangan senang dulu nona? Hm"
"Haha biarkan saja"enteng jawaban dari sang pewaris.
Setelah keduanya saling bertaut dalam rangkulan mengikuti irama musik, kemudian menjarak sedikit.
"Aisee kabhee pehle Hui naa thi khwaahishein(tidak pernah ada keinginan seperti ini sebelumnya)" Telah sampai pada bait tersebut di alun oleh sang kaisar dg merdu dalam mimik rayuan terhadap pasangannya.
Hingga semua semakin terhanyut dan larut dalam suasana romantis ini, namun kedua mempelai justru tidak setuju mereka terbakar, kepanasan padahal ruangan ini sudah di fasilitasi dg AC.
Hingga tembang manis dan romance colaborasi itu akhirnya usai 'Chahun main yaa na' in movie Aashiqui 2, membantu kencana baik Bani melancarkan aksi panas memanasi ini berjalan sesuai harapan.
MC kembali mengambil alih suasana, dg sedikit gurauan dalam penyampaian nya.
Al dan Fauziah entah kenapa sedari tadi mendadak masam, dari duet itu di mulai hingga usai wajah keduanya di tekuk yg entah kenapa.
Pasangan pelesetan di sana, justru tersenyum puas, karna itu memang tujuan dari duet mereka yg menakjubkan ini.
Apa tuan tanah muda terbakar cemburu?Gadis yg sempat menjadi tunangannya itu tiba tiba mesra dg pria lain?
"Kau jangan terlena, ingat penampilan mu nanti, ha"lirih nona Durga di balik telinga Alvino muda.
Bani tersenyum miring, lalu mengarahkan visus ke arah raja dan ratunya hari ini, menangkap kerinduan dan kecemburuan melekat pada gadis yg ia cintai itu.
"Coz sekuat apa pun kamu berusaha menerima yg lain, namun aku akan tetap ada di setiap masa kehidupan mu itu"
Musik kembali menggemparkan seisi party, penampilan demi penampilan terus bereaksi dalam berbagai metode bentuk dan cara masing masing setiap peserta.
Fauziah nyaris bosan dg semua ini, lama sekali rasanya duduk di singgasana itu, kenapa yg berpartisipasi jadi banyak begini?
"Al aku capek?"Dia merengek kemudian kepada tunangannya.
"Apa kamu mau istirahat sayang?"
"Yeah"gadis itu mengangguk pelan dg bibir mengerucut.
"Ayo aku antar ke kamar ya"tuan tanah muda berdiri memegang pergelangan tunangan nya.
"Acaranya gimana? Bukankah kita juri utamanya?"
"Biar kan saja, toh banyak kok juri yg lain."Al menunjuk kawanan para juri dari pojok sana, yg telah di khususkan menilai setiap peserta yg tampil dan mereka mungkin juga memiliki kriteria pemenang masing masing.
Fauziah mengangguk pasrah mengikuti tunangannya, karna memang sudah sangat kelelahan sekaligus jenuh duduk mematung saja di atas singgasana dari pagi hingga menjelang sore seperti ini.
"Kamu berbaring disini yah? Istirahat, tapi gak apa kan aku tinggal? Aku harus kesana, gak enak sama peserta mereka semua pasti nyariin mempelai nya, apa kata mereka nanti kalau kita justru dua dua nya tidak berada di tempat?"Tuan tanah muda menyelimuti tubuh tunangannya di atas ranjang kamar yg luas itu.
"Yah, thanks Al"gadis itu tersenyum.
Al mengecup kening Fauziah lalu tersenyum dan meninggalkan gadis itu sendiri di kamar tersebut, membiarkan dia beristirahat.
Fauziah lantas memejamkan mata, rasa nya ingin sekali menghabisi lelahnya hari, namun itu mustahil mengingat akad semakin dekat.
*
"Loh Fauziah mana?"Bani tersentak saat menyadari kalau singgasana itu hanya ada terlihat sang Raja saja, kemana Ratunya?