Chereads / amarah bahagia / Chapter 91 - Bolly Dance di mulai.

Chapter 91 - Bolly Dance di mulai.

Persiapan contest telah rampung seutuhnya, lengkap dg decorasi dan segala tatanan acara.

Buah kerja keras siapa lagi kalau bukan si centil nona Durga.

Hari yg di tunggu itu kini pun datang, contest menggiurkan sepanjang sejarah berdirinya desa ini.

Hanya akan ada tarian, nyanyian, music dan dansa, jangan ada mantan ataupun dendam ini acara sekaligus penebus dendam, bukan pencipta ke kacauan.

Sepintas anggaplah begitu, meski pada akhirnya tujuan yg sesungguhnya adalah menggagalkan hari penting itu sendiri, siapa yg menyadari rencana itu, tidak ada bahkan sekalipun tuan tanah muda.

"Cay kau cantik, so very beautiful you know? beruntung nya aku punya teman bintang Bollywood haaah?"Pujian entah ejekan, Bani memang keterlaluan kadang.

Memang sih nona Durga hari ini terlihat sangat cantik ibarat wanita Hindustan yg sesungguhnya di balut dalam pakaian Sari Merah Muda, lengkap dg segala perhiasan dan aksesoris nya, darah dari tanah itu sendiri semakin terasa kental dalam diri gadis pewaris ini.

"Yeah tentu? Kau tidak perlu mengejekku tuan hm!"Dia berlalu pergi.

Bani mendesah kasar, memandang segenap pakaian lengkap di tangannya yg memang bertajuk pada tema acara.

"Jika dg ini Fauziah bisa menyadari siapa dirinya yg sesungguh nya, aku akan berjuang demi kamu, dan demi Bindari ku"batin nya, dia kembali memegangi cincin berlian itu.

*

Dirumah tuan tanah sendiri music sudah di mainkan, pagelaran itu sendiri telah di mulai, meriah serasa menyaksikan pesta Bollywood sungguhan.

Di perlengkap lagi dg decorasi khas nya, berasa bukan berada di rumah besar tuan tanah saja saat ini rasanya.

Semua yg terlibat dalam ajang ini juga mengenakan pakaian tradisional dari negri Tajmahal itu sendiri dalam berbagai warna dan bentuk, sangat menarik lah pokoknya.

Dari ujung sana, sang calon pengantin berjalan dg anggunnya menuju singgasana, mereka terlihat serasi mengarahkan semua perhatian mata tertuju ke arah yg sama.

Music mengalun lembut, mendayu menghanyutkan mengiringi calon mempelai menuju singgasana yg tersedia tepat di depan lantai dansa, tujuan nya agar mereka juga ikut menjadi jurinya.

Sang kaisar dari pojok Utara termangu menyendiri, tiada satu pun yg mengenal dirinya, dia kesepian sedang kan sang fartner sibuk mengurusi acara ya dia memang yg mengcover jalannya acara hari ini.

"Cih siapa aku? Orang terkaya sejagat?Crazy rich? Punya segalanya? Nyatanya disini aku hanya seorang penyanyi receh yg tidak berguna"batinnya mengutuk diri sendiri.

Kaisar hari ini semakin gagah dg Kurta pyjama yg ia kenakan pas di tubuh proporsional nya itu, dia bukanlah lagi kaisar dari negri Gingseng, tapi raja Hindustani sangat gagah di tambah kumis tipis jadi jadian sebagai bahan dari penyamarannya.

Gadis konyol namun cantik nan anggun yg ada di singgasana dalam balutan Lehenga Choli Merah bersulam Brown Gold, kesan pertama pasti mengira dia aktris Bollywood, kenyataan dia hanya gadis bodoh yg pasrah pada keputusan sepihak dan memilih mendiamkan senyuman yg sebenarnya sangat menawan jika melengkung di bibirnya.

"Sayang smile, ini pesta kita, at least jangan terlihat kaku begitu hm"bisik tunangan yg kini duduk di sampingnya.

Dia juga gagah mengenakan Sherwani Brown Gold, serasi dg tunangan cantik nya itu, mereka cukup layak di sebut best couple from Hindi, jika di nilai entah dari segi mana.

"Kau saja yg senyum, aku cukup begini, kalau kau tak suka, it's ok! i can go ummp"jawab gadis itu berbisik di telinga tunangannya.

Al urung dia tak berani menjawab lagi, buat apa percuma gadis itu batu, sangat keras.

Dari mata sekian juta umat memandang bisik bisik mereka seperti sungguhan sedang bermesraan, membuat yg lain merasa iri, tak tau aja kalau saat ini mereka sedang perang bertajuk mesra dari luar, namun bersela pada kenyataanya.

"Dek apa kamu menerima pria itu?hah"rungut hati Bani.

Nona Durgapun memberikan instruksi kepada pemandu acara seperti MC untuk segera membuka contest ini.

Lantas menatap datar dari kejauhan rekannya yg terlihat menyedihkan seperti sedang meratapi nasib atas semua ini.

"Kau kesepian?"Nona itu datang menghampiri Bani.

Music mulai memecah suasana, berdasarkan instruksi penampil pertama langsung unjuk kehebatan di hadapan calon mempelai.

Mereka segerombolan remaja putra dan putri memparodikan Bole Chudiyan, in movie Kabhi Khushi Kabhi gham.

Pembukaan yg cukup menarik, meriah sekaligus mengundang gelak tawa, bahkan peserta yg lain ikut serta menari bersama mereka.

Tim musik sepertinya juga gak kaleng kaleng mereka adalah para pengiring music yg cukup ulung, entah di dapat dari belahan dunia mana oleh sang pewaris ini.

"Biarkan saja Cay? Nasibku memang begini, kau pergi saja, aku baik baik aja di sini"gumam pria itu.

Meski suara musik cukup keras nyatanya Kencana mendengar ucapan itu, pria ini sepertinya sedih sangat.

"Kau mau menari bersama ku? Ayo kita nikmati acara ini, hmm?"

"No, aku mau berlatih aja, biar nanti bisa menang, lumayan Kebun Jeruk, aku bisa jadi pedagang buah habis ini"jawabnya sembari beranjak keluar dari tempat itu.

Nampaknya meski semeriah ini acara tuan kaisar tak tertarik, nona Durga tak dapat berbuat banyak terpaksa di diam begitu saja.

"Hei apa kalian suka penampilan pertama barusan? Jika ya, kasih jempol kalian sebanyak banyak nya ya, jangan lupa mereka bisa saja pulang membawa Trofi Jeruknya loh"seru MC dari ujung sana, tepat di samping lantai dansa.

Semua bersorak kecuali mempelai wanita itu, dia diam saja di atas wajah datarnya nyaris terlihat judes dan ganas apalagi make up di wajah bertemakan Bold yg fokus pada ketajaman mata, meski kelopak itu sedikit sipit, nyatanya MUA cukup pintar mempertajam mata gadis ini dg segenap manipulasi yg ia lakukan pada wajah gadis itu.

"Dua bhi lage na mujhe(doa tak lagi berguna untukku)"Sepotong bait tembang manis, penampil selanjutnya wanita Eksotis dan manis bersama kekasihnya 'Dil Ko Karaar Aaya' from Neha Kakkar, Rajat Nagpal. Di bawakan dalam versi khas mereka, membuat suasana mendadak sweet and romantik.

Sang Ratu kali ini justru bertingkah kepala nya mendadak sakit, ingatan itu kembali entah menjelajah.

"Mau kan nemenin ke Tajmahal, salah satu tempat yg ingin aku kunjungi sebelum sang kuasa menjemputku."Fauziah berkata demikian ke pada seorang pemuda berkemeja coklat tua namun wajah nya samar, kurang jelas.

"Sayang berapa kali aku bilang, jangan terus terusan bicara kematian, aku ngeri tau dengarnya? Sekarang katakan kemana aja kamu mau aku ikutin asal jangan bicara pergi pergi lagi dari ku, paham?"Jawab pria itu menekankan nadanya.

"Setiap manusia pasti akan mati bukan?"

"I know dear, but please"pemuda itu merengek manja.

"So, kapan kite ke sana?"Tanya gadis itu antusias

"Nanti malam ok!"

"Ok!"Fauziah tersenyum kegirangan.

"Jab saansein bharun main (Setiap kali aku bernafas dalam dalam) band aankhen karun main (Satiap kali aku menutup mata), nazar tu Yaar aaya (Aku hanya melihatmu kekasihku)"

Lantunan sepasang kekasih itu sudah mencapai bait tersebut.

Fauziah membuka matanya, melirik sekeliling dg mata lebar, linglung tak menentu.

"No Ziah? Kali ini jangan membuat diri mu malu lagi, jangan buat ke kacauan lagi, tadi itu hanya hayalan sesaat kau harus terbiasa, sampai semua nya terungkap jelas."Batin Fauziah, seraya mengusap pelan dada yg terasa sesak akibat ingatan tak jelas barusan.