Chereads / amarah bahagia / Chapter 82 - Nasib tragis Nona Durga(18+)

Chapter 82 - Nasib tragis Nona Durga(18+)

"Kenapa sayang? Hmm kau kaget? Jangan kaget gitulah"Zack mandekati gadis yg menampakkan raut kecemasan

bandit itu lantas memegang bagian telinga gadis itu, dg cepat Kencana menepisnya.

"Hei Libido ku semakin meningkat dg sikap mu yg bodoh seperti ini, haha"si bos bandit tertawa terbahak bahak hingga seluruh gigi gigi gerahamnya ketara.

Kencana tidak habis fikir, Zack ternyata lebih licik dari yg pernah dia bayangkan sebelumnya.

"Jika kau mengetahui segalanya, why?Kenapa kau mengikuti sandiwara ku brengsek?"Bentak gadis itu.

"Haha, sayang sayang, apalagi? Hah? Kalau bukan demi tubuh sexi mu itu, kau memiliki liang yg sempit, dan kau tau itu haha"pria itu semakin ganas saja, dia melotot tajam diatas mata yg menggelap di kuasai birahi.

"Kau akan menerima hukuman dari perbuatan mu ini, kau akan menyesal bandit sialan"

"Owh, takut, tapi demi tubuh indahmu itu aku rela mendapat hukuman apa saja sayang"Zack menggapai pinggang Kencana, membanting tubuh gadis itu ke arah Tembok.

"Aakh...Brengsek lepaskan aku?"Kencana memberontak dalam lingkupan tubuh Zack yg berdiri mengunci seluruh tubuhnya di tembok, sorot mata laki laki itu sangat menyeramkan bagi gadis ini.

"What? Lepaskan? No dear, kau milikku, dan kau akan berakhir di tanganku"ucap Zack dalam suara lambat, telunjuk gatal itu menyentuh bibir sang gadis secara pelan.

"Cih..Kau kira aku takut?"Kencana terus melakukan perlawanan meski sebenarnya tubuhnya bergetar tiada tara.

Zack kembali menggila, menyunsup ke arah leher gadis itu, memainkan mulutnya disana, dg beringas dan sikap frontal yg tak terkendali.

Meski tubuhnya di kunci penuh oleh Zack namun Kencana tak menyerah dia terus memberontak disana, mengerahkan seluruh kekuatan dan tenaga yg ia miliki.

"Aakh, brengsek, bandit gila, kau...Aakh, berani nya kau menyentuhku"Kencana terus menggerakkan tubuh nya, meski leher kurus itu terus di sosori oleh laki laki tak manusiawi tsb.

Kencana terus bergerak membabi buta meraih apa saja yg bisa di raihnya.

"Lepaskan aku biadap?"Pekik gadis itu yg terus meronta ronta.

Namun Zack tak bergeming dia terus melanjutkan aksinya, hingga kini wajah rakus itu mengarah kebagian dada sang gadis .

"Beraninya kau"teriak Kencana lagi, hingga akhirnya tangan gadis itu tak sengaja menyentuh botol minuman dan membanting keras ke arah si bandit.

"Aah, ssyet..."Teriak pria itu dia melepaskan penjaranya dan meringis kesakitan.

Kencana tersenyum miring, diatas wajah yg mulai berantakan dan rambut acak acakan.

"Hei kau, jalang berliang sempit, habis kau ku buat beraninya kau?"Mata pria itu melotot tajam memerah di penuhi amarah sekaligus nafsu yg memuncak.

Lalu mendekati gadis itu, menarik rambut nya dg keras, Kencana sampai meringis kesakitan, setetes kepahitan membasahi pipi gadis itu.

"Aahk, Zack sakit..Aah, lepaskan aku"namun Kencana tak menyerah demi mempertahankan harga dirinya.

"Apa lepaskan katamu? Kau membuat ku emosi, aku mengajak mu main dg halus, tapi kau menolak nya, sekarang terima akibat nya jalang kecil"pria itu semakin binal saja.

Dia menarik outer gadis itu dg keras hingga rusak dan terkoyak, lantas terlepas dari tubuh gadis tersebut dan membuangnya.

Kencana tersungkur dia terisak sangat pedih, sungguh tidak pernah terbayangkan sekalipun akan mendapat pelecahan yg kejam seperti ini, seumur hidup tidak seorang laki laki pun berani menyentuhnya apa lagi sampai mengoyak pakaian nya.

"Biadap..."Pekik gadis itu kemudian.

Kedua tangannya menutupi bagian dada yg telah terbuka, lekuk tubuh indah gadis itu semakin ketara akibat luaran bajunya yg terlepas paksa itu.

"Haha....Tubuh mu semakin indah, kau gadis terindah yg pernah aku tiduri, kau luar biasa, haha"ucap pria itu lantang, tawanya membuat Kencana benar benar jijik.

Tubuh gadis itu bergetar hebat, melihat sorot mata tajam dan gelap itu kembali mendekati nya perlahan, apa kah ini akhir dari pertahanan harga diri? Pikiran Kencana hancur lebur sangat kacau, dada itu kian sesak, tangis kian memuncak dia terisak isak ini sungguh pahit dan memilukan.

*

"Ini pintu selanjutnya, siapkan dirimu Bani?"Alvino muda terus saja melakukan aksinya, setelah entah beberapa pintu yg telah ia dobrak paksa, dan mendapati hal hal yg di luar kewarasan nya sendiri.

Bahkan Alvino muda meminta maaf kepada para penghuni kamar yg ia dobrak, dg cara memberikan beberapa ikatan uang yg di bawanya guna meredam amarah penghuni kamar tsb.

"Aaaaa.....Gila..."Pekik penghuni kamar yg kali ini ia dobrak, hanya ada satu perempuan di dalam sana, namun tak mengenakan sehelai benangpun.

Wanita tersebut menutupi tubuh telanjang nya dg kedua tangan, dia merasa malu dan sekaligus syok, ada malunya juga ya?

"Maaf, Astaghfirullah.."Bani buru buru pergi dari tempat itu, dan menutup kembali pintu tsb.

"Jika terus terusan seperti ini, aku bisa gila, Kucay kamu di mana? Ha....h???"Sang kaisar serasa putus asa, dia mengacak rambut terawatnya.

"Perasaan ku mulai gak enak, entah apa yg terjadi pada gadis itu?"Lirih sang kaisar rasanya hampir frustasi saja.

"Ada yg bisa saya bantu tuan? Kau sepertinya sedang stres?"Tiba tiba seorang gadis berpakaian minim menghampiri namun dia berlaku sopan bukan merayu seperti yg sudah sudah.

Bani seperti menemukan awan cerah dalam kemendungan dirinya, keputusasaan yg hampir saja menjelma di tepis begitu melihat kedatangan wanita tsb.

"Saya mencari seseorang, dia cantik, tubuh nya tidak terlalu tinggi, rambut nya sebahu, dia mengenakan gaun hitam dg outer merah, dia sepertinya mengarah ke arah sini bersama seorang pria, apa kau melihat nya?"Oceh sang kaisar penuh harap.

Gadis itu berfikir sejenak, teringat akan sesuatu hal, wanita yg membantunya tadi mengenakan pakaian saat dirinya di temukan telanjang di dalam kamar bersama para Hura Geng.

Bagaimana wanita ini bisa lupa kebaikan gadis itu yg memberikan sebuah kekuatan untuk nya dan menepuk pelan pundaknya di saat kondisi yg rapuh tadi.

"Ya saya kenal, dia gadis yg menyelamatkan kami"jawab wanita itu kemudian.

"Lalu di mana dia sekarang?"Alvino muda mulai bersemangat.

"Ayo ikut saya, terakhir dia berada di kamar kami, tapi saya kurang yakin apa dia masih disana atau tidak"gadis itu melangkah bersama sang kaisar dg cepat.

"It's ok! tunjukkan saja tempat itu"jawab Bani, mereka terus berjalan sambil tergesa gesa.

**

"Aku mohon, lepaskan aku, aku minta maaf, telah menipu mu? Aku mohon aku wanita baik baik, kau pasti punya hati tolong, Zack aku melakukan ini demi tunanganku, aku tidak punya niat mengelabui mu, Zack aku mohon"Kencana kehabisan tenaga, tubuhnya remuk dg semua perlawan yg ia lakukan sedari tadi.

Gadis itu hanya bisa menyapu lantai saat ini dg punggung yg tersandar di kaki ranjang, kondisi gadis ini kian miris pakaian juga sudah compang camping akibat perbuatan brutal sang bos.

"Hehe...Justru karna kau wanita baik baik aku ingin sekali mencicipi mu sayang, ayo lah kita lakukan baik baik ya, aku jamin kau bakal ketagihan hingga melupakan tunangan mu itu ok!"bisik Zack di telinga gadis itu.

Kencana bisa apa lagi dia melemah tenaga tubuh mungil itu sudah kehabisan.

Zack binal, dia menjambak nya, menamparnya, mengoyak pakaiannya, menyentuh apa saja yg bisa di sentuhnya dari tubuh gadis itu.

Namanya saja bandit dia tak punya belas kasih, dia melebihi sebuah sikap anarkis, kejam, dan rakus melebihi kapasitas.

"Jangan Zack..."Pinta Kencana, dalam hancur nya wajah cantik itu, gadis ini benar benar dalam keadaan miris.

Namun si bos terus mendekati perlahan, meraba bagian paha gadis itu secara pelan, dan membuka lebar kaki sang gadis, bergerak liar di sana.

"Ibu..Maafin Kencana...Cinta membuat ku lupa di mana seharusnya berdiri, kenapa?Aku hanya berjuang demi hak ku, dia tunangan ku tapi di jodohkan atas kesalahpahaman, ya Allah aku hanya ingin membuktikan, tapi ini balasan untuk ku? Kesucian ku? Harga diriku?"Pekik batin seorang Kencana.

Gadis ini tampaknya mulai pasrah dan memilih ini sebagai takdirnya sendiri, konsekuensi yg harus ia hadapi.

"Aaaaaakh..."Pekik gadis itu kemudian, tak kalah tangan kotor Zack mulai merambah ke area selatan berharga sang gadis, menyelusuri di balik gaun sang Rahara.

Air mata gadis ini kian deras, kesakitan apa ini? Andai kata kata dari sang farner di dengarnya sedari awal mungkin ini dapat di cegah, Kencana tak mungkin di lecehkan dg sedimikian parahnya.

"Bani....."Teriak gadis itu kemudian, sangat keras, mengagetkan setan yg bereaksi atas dirinya, pria itu sampai menghentikan aksinya bejatnya.