Chereads / amarah bahagia / Chapter 78 - Kupu Kupu jadi jadian.

Chapter 78 - Kupu Kupu jadi jadian.

"Kalian bawa duitnya juga kan?"Alvino muda ternyata bertemu sang pasukan di parkiran penginapan.

Mereka siap dg mobil mewah sang bos dan juga membawa sebuah koper.

"Siap bos, semua beres"jawab Kawaki itu dg tegas, sekitar 5 orang Kawaki yg di tugaskan Bani untuk mengikutinya sampai ketempat itu, pasti ada tujuan di balik kedatangan para bodygard itu ke desa ini.

"Oh ya, jangan pergi dulu, kalian berjaga jaga disini, dan saya juga minta sementara waktu kalian tinggal di desa ini, mungkin sewaktu waktu saya memerlukan bantuan kalian, semua tidak bisa kita duga begitu saja, mengerti?"Titah sang bos dg tegas.

"Mengerti bos"jawab mereka kemudian.

Sang kaisar melangkah ke dalam penginapan, membawa koper hitam di tangannya, mungkin saja itu serupa uang dalam jumlah yg tidak sedikit tentunya.

Mungkinkah tuan Alvino muda ingin bersenang senang di tempat ini? Atau dia akan membeli penginapan ini sehingga menenteng duit sedemikan banyaknya?

"Maaf paman, ummh apa Kucay eh maksudnya Kencana tadi kesini?"Bani sedikit gugup, saat berhadapan dg pria matang tersebut.

"Owh, kamu yg tadi siang? Temannya nya Kencana?"Tanya sang paman.

Alvino muda mengangguk pelan, dg senyum tipis dan keraguan di wajah tampan itu.

"Baru saja dia pamit katanya mau ngecek Bar, coba kamu cari sendiri ya, saya sibuk soalnya"jawab pria itu dg senyum manis.

Bani sedikit menunduk di hadapan sang paman pertanda ucapan terima kasih dan sang kaisar itu pun melangkah kan kakinya mencari sang fartner.

"Sudah di bilang tunggu disini eh dia malah nyosor sendirian, memang si Kucay ni ya, susah kali di bilanginnya, gimana kalau terjadi sesuatu? Kan bisa aja banyak preman mabuk disini? Haduuuh"batin Alvino muda, mata indah nya mengitari seputaran tempat remang remang itu dg langkah yg pelan.

"Hei tampan....Kau kesini? Mau mencari kami? Ha...? Cowok seganteng ini, kau kesepian kah butuh belaian kami kah? Kami siap untuk mu tuan ouh"rayuan bunga malam menggelitik di telinga sang kaisar, seorang gadis berpakaian dari pada tidak sama sekali, langsung menyapa sang kaisar bahkan bergelayut manja di bahu nya, membelai pipi mulus sang kaisar, dia menggoda dg gaya sexi nya.

"Ti...Ti...Dak...Maaf jangan sentuh sentuh...Saya mohon...."Alvino muda justru wajahnya memucat ketakutan seketika serasa meremang, tampak di wajah nya tuan kaisar ini seperti tidak rela di sentuh oleh gadis itu.

Tangan kokohnya merenggut tangan halus yg bergelayut manja itu, dan perlahan melepasnya.

"Kenapa? Kau tidak menyukai ku tuan? Ayolah jangan malu malu, atau kau tidak punya uang? Tenang tuan untuk mu aku gratiskan, kau mau berapa jam? Sampai subuh pun aku siap untukmu tuan haha"suara menggoda rayuan nakal khas wanita itu semakin membuat sang kaisar bergidik ngeri.

Berkali kali Alvino muda berusaha melepas pegangan dan belaian manja Kupu Kupu sexi itu.

Ya ampun Alvino muda di situasi yg seharusnya beruntung sih bagi pria belang belang, tapi dia malah bergetar ketakutan, seolah ada gempa besar secara lokal.

"Apa? Haha, Ti..Ti dak ...Nona, saya punya banyak uang, maaf saya tidak ada maksud kesini, nih uang saya banyak nih?"Dalam kegugupan yg entah bagaimana rasanya, Alvino muda memperlihatkan isi koper yg di bawanya, sontak bunga latar itu terperangah dan terbelalak, ini baru pertama kali baginya melihat duit sedemikian banyaknya.

"Ini ambil satu ikat saja ya, saya gratiskan, ok!"sang kaisar dg tangan nya yg gemetar memberikan begitu saja seikat uang nya kepada wanita nakal itu.

"Ouh..Kau Dermawan tuan kaya raya, tapi aku bukan hanya ingin duit mu ini, aku juga ingin merasakan tidur dg pria setampan dirimu, aww pasti sensasinya lebih menantang bukan haha"lagi lagi suara nakal merayu, Alvino muda semakin bergetar.

"Tidaakkkk"pekik Alvino muda kemudian, kaisar Korea itu kemudian menepis dg kasar tangan halus yg sedari tadi merayu membelai tanpa permisi itu.

Dan berlari sekencang mungkin dari sana, namun di depannya lagi lagi kupu kupu tanpa sayap, berpakaian kurang bahan menghadangnya dg senyum nakal.

"Astaghfirullah, jangan"Alvino muda berlari kembali melewati para gadis manis itu seraya melemparkan beberapa ikatan yg ada di kopernya, dermawan memang Alvino muda ini.

Mereka terpekik tawa menyaksikan ketakutan sang kaisar lalu menciumi uang yg di beri oleh kaisar murah hati tapi penakut tersebut.

Betapa tidak uang sebanyak itu seharusnya di dapat dalam seminggu atau lebih itupun entah beberapa pria yg mereka layani setiap malamnya.

Namun ini tanpa bekerja sama sekali, uang itu dilempar seperti sampah tak berguna ke hadapan mereka, jelas mata mereka berbinar binar, dan langsung pulang seketika mendapat duit mengagetkan itu.

Anggap saja Alvino muda mendapat banyak pahala dari kebaikannya ini, karna setelah ini wanita2 itu mungkin akan libur beberapa saat dari dosa besar yg mereka tebar.

Para istri korban laki laki tak bersyukur juga akan menerima dg full jatah mingguan mereka karna uang yg biasa di bagi dg para kupu kupu itu seutuhnya akan jadi hak mereka.

Malangnya terhadap usaha sang paman, dia terpaksa akan kekurangan tamu nya setelah ini, dan tempat itu akan mendadak sepi karna hiasan pemikat tempat ini yg secara tiba tiba, mendadak cuti.

**

Gadis mungil yg hari ini terlihat sexi dan menggoda dg dres melekuk tubuh yg ia kenakan di malam yg penuh gemerlap dan suara disko menggelegar.

Meski di balut dg Outer longgar tetap saja terlihat hot dan menggoda karna Outer itu sangatlah tipis nyaris transparan.

Gadis itu kini duduk manja di kursi yg ada di depan meja bartender, seolah dia sedang menikmati musik dan juga meneguk minuman, sekilas seperti minuman beralkohol namun itu hanya segelas teh manja gadis ini.

Sepertinya gadis ini sengaja, berpose nakal menggoda sedemikian rupa, guna menarik perhatian para keparat yg ia cari hari ini.

Benar saja Kencana nampak berbeda dg bunga yg lain, dandanan mahal, dia terlihat lebih berkelas, wajar dia gadis suci yg terapaksa menjebak diri sendiri demi pertarungan cinta sejati.

Gadis pemberani memang Kencana ini.

"Hai...Manis, sendiri aja nih?"Seorang pria bermata tajam datang menggoda nyali sang Dara.

"Ya, apa harus berdua kalau hanya ingin sekedar bersenang senang?"Jawab Kencana nada bicara gadis ini juga lebih di perhalus, di tambah senyum nakal nya yg menggoda lewat tepian gelas minuman yg ia teguk perlahan.

"Mau ku temani?"Jawab laki laki itu dg mata menatap tajam ke arah sang gadis, meski terlihat ganas dan menakutkan namun Kencana sedikitpun tak gentar, dia melanjutkan aksi rayuan mautnya terhadap pria berkulit Kecoklatan sedikit manis itu.

"Yeah, of course, silahkan, sweet boy"balas sang gadis dg senyum manisnya, dalam hati rasanya Kencana benar2 jijik tingkat dewa dg pria satu ini.

Kencana kembali meneguk minumannya perlahan tatapan mata yg bulat sexi menggairahkan seolah kode mati untuk para pria kadal kadal.

"Jadi benar kau sendirian datang kesini? Why dear, kau belum punya pasangan kah?"Pria itu meneguk minuman yg di persiapkan pelayan yg ada di depannya saat ini.

Pria ini tampak berkelas dari pria yg lain, dia terlihat seperti bukan salah satu di antara geng laknat yg di incar Kencana hari ini.

Terbukti dia mengenakan stelan jas non formal, di balut kemeja putih yg tak di kancing di bagian dada.

Dia pria cukup manis dan karismatik dg kulit kecoklatan nya itu, dan untuk ukuran desa terpencil sepertinya pria ini cukup langka, mungkinkah dia salah satu konglomerat desa, atau pengusaha perkebunan modern.?

"Hmm...Hidup sendirian itu lebih menyenangkan tuan? Kau bebas kemana saja, dan berbuat apa saja tanpa ada yg menghalangi"Kencana tersenyum miring.

"Tambah minuman saya..."Perintah gadis itu kemudian kepada pelayan, sepertinya mereka sudah berkongkalikong sebelum ini, pelayan itu tau mana minuman yg harus di berikan kepada nona sang pewaris ini.

"Kau terbiasa minum disini?"

"Ya tentu?"Kencana meneguk minumannya.

"Hmm saya yg kurang beruntung selama ini tidak pernah melihat gadis secantik ini ada di tempat ini?"

"Haha..Tuan apa kau tau saya bagian dari mereka mereka yg berdiri di depan palang sana?"Kencana menunjuk tempat para bunga pencari Kumbang Liar di ujung sana.

"Tapi kau tampak berbeda nona? Kau sepertinya lebih mahal?"Pria itu meneguk minumannya.

"Hmm, kau terlalu memuji tuan"

"Tidak itu kenyataan nya, apa kau mau ikut dg saya, kita cek in, this night "pria itu menggoda, menaik turunkan alisnya, suara nakal itu serasa ingin membuat Kencana muntah seketika, apa lagi di pandang dg lekat oleh mata tajam dan gila itu.

"Boleh tuan? Tapi apa boleh kita berkenalan dulu?"Kencana mengulurkan tangannya.

"Ya tentu, saya Zack, and you sweety?"

"Kirana"Kencana tersenyum nakal, mereka berjabat tangan, si Zack tidak tau diri itu mencium punggung tangan Kencana dg manis.

Terpaksa demi aksi nya dan penyamaran yg menantang harga diri ini Kencana menerima dan berusaha terlihat biasa saja.

"Kau pengusaha?"

"Tidak hehe"kekehan menggelikan.

Kencana berdecih membelakangi pria tsb.

"Lalu apa pekerjaan mu tuan? Boleh saya mengetahuinya?"

"Hmm, saya seorang bos "jawab Zack, senyum seringai menghiasi mulut gatalnya itu.

Sebuah kode besar, kalau di desa ini bos itu di anggap bandit yg paling berbahaya, mereka menyebutnya Bos, Kencana mulai melancarkan aksinya, mungkin saja pria ini jembatan menuju tujuannya hari ini.

"Owh ya? Sial kenapa saya tidak bekerja dg anda saja, dari pada dg si Hura Geng itu mereka hanya memberikan seperempat bagian saya, padahal saya selalu berhasil memuaskan setiap pelanggan yg ngebooking saya"ucap Kencana, gadis ini pandai betul berekting meski hatinya meremuk dg perkataan rendahan, tapi tak mengapa usap saja demi perjuangan sejati ini, sekaligus memancing bos tersebut untuk buka mulut.