Chereads / amarah bahagia / Chapter 74 - Benar benar hantu.

Chapter 74 - Benar benar hantu.

"Can, ini untuk kamu, anggap saja ini sebagai tanda pertemanan kita, karna kita sempat berada di situasi yg salah dimana kesalahpahaman memaksa kita berhubungan buruk, mungkin bisa di katakan kita musuhan tanpa saling mengenal, ya ini anggapa saja uluran tangan persahabatan"si gadis berhati lusuh dan rapuh itu dg tatapan mata yg menyendu, memberikan selendang Biru yg sempat melingkar di lehernya itu ke pada kencana.

"Tapi Zi, ini?"Gadis mungil itu mengernyit heran.

"Ini milik Bani, dia orang yg paling berharga buat aku, dia orang yg aku cintai dg sangat, ini selendang kesayangan aku, dan aku menganggap kamu berharga, terimalah, kamu harus percaya di saat duka menghampiri cobalah peluk ini kamu akan merasa kedamaian itu ada di hati kamu, dan luka kamu sedikit berkurang, aku sangat mengerti bagaimana rasanya tidak bisa bersatu dg orang yg kita cintai"jelas Fauziah dg berurai air mata.

Meski berat bukan nya tidak menyukai tapi ini jelas berharga bagi Fauziah tapi kenapa dia menyerahkan nya begitu saja? Disanalah tanda tanya besar bagi Kencana, secara tidak langsung, apa dia ingin menyerahkan pemilik selendang itu sekaligus? Duh jangan sampai deh.

Kencana menggenggam erat si selendang dan kembali memeluk gadis lemah itu, tangis haru pun pecah di antara keduanya.

"Perempuan kalian menangis, aku teriris, my Arzanetta sayang kamu sangat menderita, tapi aku diam saja disini"batin Bani yg menatap kedua gadis itu dari kejauhan.

"Ayo aku antar kamu pulang Zi"Kencana menghapus air matanya.

"Iya, makasih Can"

Mereka berdiri melangkah menuju kendaraan Kencana, penghuni yg sedari tadi duduk manis di sana mulai berdegup kencang.

"Oh ya Zi, kamu di depan ya, aku di belakang aku capek mau baringan bentar gak papa ya"Kencana membuka pintu depan mobil tepat di samping kemudi, yg kini tertagun dg kedua tangan yg memegang kayu bulat itupun semakin berdebar debar.

Dia pria siapa nya Kencana sih? Penampilan nya cukup aneh, masak pake kacamata milik perempuan, masker okelah emang kondisi sekarang mengharuskan kita pakai masker, tapi kacamata nya liat aja, duh Boy atau Girls nih, haruskah dia di panggil Beautiful Boy, ha sangat tidak keren, pikir Fauziah.

"Kucay kau memang teman ter the best lah pokoknya, kau paham betul apa yg aku inginkan, ya Allah my dear, ingin rasanya memeluk kamu, mencuri kamu dari kedukaan ini, kamu tidak pantas di giniin sayang"batin Alvino muda yg saat ini melirik lewat sudut matanya.

Gadis itu diam saja, tanpa memberikan komentar apa apa, netra indahnya terlihat mulai gersang dan tandus.

"Menangis hanya akan membuat mu lemah nona, but menangis lah jika kau merasa itu lebih baik asalkan jangan berlarut masalah itu pasti ada jalan keluarnya, dan kau harus percaya, pelangi itu benar benar ada loh setelah hujan, dan senja itu tak selamany meredup ada cahaya bulan yg menanti di langit malam, cobalah tenang hargai dan cintai diri mu sendiri"ucap pria aneh itu dg mengubah nada sekaligus suaranya, lebih mendayu lebih condong ke pada perempuan jadi jadian.

"Siapa dia berani beraninya dia menasehati ku, dasar cowok jadi jadian, tapi yg dia katakan itu benar"Fauziah membatin, senyum masam juga terukir di bibir indah itu.

"Kalau boleh tau anda siapa?"Akhirnya lidah perempuan itu terangkat meski ragu, nona Durga sampai menutup mulutnya menahan tawa, membayangkan kepanikan yg melanda Alvino muda saat ini.

"Saya Umm..Saya"bingung mikirin alasannya sekarang, biasanya yg paling jago bikin alasan tapi entah kenapa kali ini Alvino muda seketika mati kutu.

"Oh dia supir aku Zi, ya dia memang sedikit aneh, tapi basically dia baik kok, ya memang rada rada dikit lah"cemooh Kencana dari belakang, sang kaisar berkerut, dia benar benar menguji kesabaran tuan Korea rupanya, kesempatan bagus bagi gadis mungil itu mengerjai sang kaisar disaat terlemahnya seperti ini, Kencana tersenyum puas, dan itu ketara oleh pria tsb lewat cermin tengah mobil.

"Owh, anda supir nya Cana, hmm anda beruntung dia gadis yg baik"jawab Fauziah dg polosnya.

Tuan Alvino muda serasa berkeringat dingin, dia sepertinya berada di situasi yg payah saat ini.

Nona Durga menyeringai gak jelas dari belakang sana seraya memeluk selendang milik Fauziah yg telah di hibahkan untuk nya.

Kenapa selendang ini begitu bagus, lembut, ini bukan murahan ini sutra asli, Fauziah benar ada ketenangan saat memeluknya, apa ini cinta sejati? Fikir si Kenes itu hingga membuat nya terlelap disana.

Alvino muda mengintip gadis itu lewat kaca tengah, dan tersenyum mendapati Kencana yg sudah molor tanpa rasa berdosa.

"Hmm....Nona mau di antar kemana? Apa kerumah saya aja?"

"Haha, gak lucu"ketus gadis itu pelan.

"Gak lucu ya, padahal saya sudah berusaha"tidak jelas seperti apa raut wajah Alvino muda saat ini karna dia di bungkus masker di tambah kacamata sexi menggoda itu.

"Diam, lebih baik diam, saya mau tidur"timpal gadis itu kemudian, kenapa wajahnya begitu jutek? Sesekali kacamata aneh itu melliriknya dari samping, memperhatikan detail kepedihan di garis wajah yg cantik itu.

Dia memejamkan mata, dalam lelahnya dunia hari ini, tidur menjadi andalan untuk melupakan kelelahan itu sendiri.

"Kalian para gadis senangnya molor di mobil, haduuuh benar benar jadi supir beneran nih nasib nasib, Kacang Kacang"Pikir Alvino muda.

Kepala gadis itu tiba tiba oleng dan tersungkur tepat di bahu sang kaisar, wah rezeki yg tak terduga ini, namun Rahara manis itu masih saja terlelap.

Bani kemudian menggapainya, dan merangkul gadis itu dg sebelah lengan kokohnya.

"Nani, kau ada di setiap kehidupanku, aku mencintaimu, jangan biarkan aku sendiri dalam duka ini, tetap lah disini"oceh gadis itu kemudian, sang kaisar pun terkesiap dan mantap gadis itu dia tidur, gadis ini ternyata mengigau, tapi dia memanggil nya Nani, sebuah tanda tanya besar?

"Apa itu kamu Bin?"Pikir Bani.

"Iya ini aku"jawab gadis itu, kok bisa dia menjawab padahal Bani sama sekali tak mengeluarkan suara, apa sekarang gadis ini bisa membaca pikiran seseorang, Alvino muda bergidik.

"Ada yg gak beres nih, aku harus bangunin dia, sebelum benar benar membuat aku gila"lagi lagi pria tampan itu membatin.

"Jangan aku capek, kau kan memang gila dari dulu Nani"kembali gadis yg tertidur pulas itu berceloteh.

Alvino muda bergetar, serasa meremang, dia ketakutan, ini hantu atau Fauziah? Apa ada hantu di siang bolong? Hantu ketiduran, hantu yg cantik.

"Tidak..."Dalam kegusaran nya dia berteriak lewat hati.

"Haha.."Gadis molor itu kini tertawa.

Alvino muda semakin merasa aneh, tubuhnya kian bergetar, dan melepas dekapannya dari sang gadis.

"Kucay....."Dia lantas berteriak sekerasnya, membangun kan para Rahara yg terlelap itu.

Mereka terjingkat nyaris saja Kencana terjerembab karna kaget, suara Alvino muda menggetarkan seisi mobil itu.

"Kenapa ada apa?"Pekik Fauziah, mata indah nya langsung melebar seketika.

"Iya ada apa? Woi kau gila, teriak teriak gak jelas"timpal Kencana dari bekakang.