Chereads / amarah bahagia / Chapter 63 - Mulai gila?

Chapter 63 - Mulai gila?

"Sayang minum dulu, ini"Al menyodorkan segelas air putih ke hadapan tunangannya, Ziah masih sedikit syok dg kejadian tadi, tubuhnya masih saja berguncang.

"Apa aku sudah mulai gila? atau tadi itu memang dia?"Ziah meneguk minumannya, batin gadis itu terus terhoyak oleh sang kekasih menciptakan pertanyaan sedimikian menyakitkan bagi tunangan tuan tanah tersebut.

"Al aku mau pulang"

"Baiklah kalau itu yg kamu mau, tapi yakin ya kamu baik2 aja kan?"

"Ya "Ziah mengangguk pelan.

Tuan tanah muda mengabulkan permintaan sang tunangan dan mengantar gadis itu ke rumah orang tuanya.

Tidak perlu kendaraan menuju rumah orang tua Fauziah mereka cukup berjalan kaki sedikit, sampai deh, hanya satu tikungan yg menghalangi rumah pasangan baru ini.

"Astaghfirullah"Fauziah kembali kaget dan membelalak.

Pengendara motor lewat, lajunya begitu cepat sekilas gadis ini melihat sosok itu lagi.

Apa dia hantu? Ada di mana mana? Atau gadis ini benar2 sudah gila dan hilang akal.

"Apa? Kenapa sayang"Al merasa cemas melihat Ziah kembali bereaksi dan bersikap aneh.

"Tunangan aku, ada di mana mana, dia terus mengikuti ku"jawab Ziah secepat kilat.

Al Wijaya malah terkekeh, padahal wajah gadis itu sudah memucat seperti bulan disiang bolong.

"Sayang, ya iyalah aku selalu ada, kan aku memang tunangan kamu, gimana sih? Wajar aku ngikutin kamu, sudah sudah ayo, apa perlu aku gendong nih?"Tuan tanah muda malah menggoda gadis itu.

Padahal si gadis sedang di Landa gelombang dahsyat, serasa ingin memecahkan kepala nya.

Tunangan yg dia maksud tunangan yg lain, bukan tuan tanah muda, laki2 itu terlalu percaya diri nampaknya.

"Gak perlu, kaki ku masih berfungsi"ketus Ziah, dan mengencangkan laju kakinya hingga mendahului sang tunangan.

Tuan tanah muda tersenyum menyeringai lalu menyusul sang pujaan hati.

**

"Bu Ziah udah tunangan sama Al, sekarang Ziah mohon sama ibu tolong kembalikan gelang Ziah"gadis ini bertekuk lutut memohon dg sangat .

Sang ibu tersenyum miring, menampakkan wajah nya yg judes sepedas rawit merah.

"Jelaskan dulu, tadi siang kamu kenapa?"Sarah menjawab dingin, membuat sang anak semakin memebeku.

Sarah terus menatap tajam sang anak layaknya seeokor macan yg ingin menerkam.

"Buk, kenapa sih bisa gak usah keras dg anak kita, ini berlebihan buk"teriak pak Kadir dari ujung sana.

Ayah seorang putri ini tampaknya tidak terima dg kelakuan sang istri yg begitu keras.

"Jawab Ziah..?"Bentak buk Sarah lagi tampa peduli hardikan sang suami.

"Maaf bu, Ziah melihat Bani di antara kerumunan orang orang yg hadir di acara tadi"gadis itu menundukkan kepalanya, berbicara pelan dan ragu ragu.

"Ya Allah Ziah? Berapa kali ibu bilang lupakan dia nak, lupakan pemuda itu, dia berhak bahagia dan kamu juga berhak bahagia, masa depan kamu bersama Al Ziah dia masa depan kamu, jangan lagi menyiksa diri, jangan memaksakan kehendak kamu, ibu tau kamu sangat mencintai Al dan kalian berhak untuk bersatu"jelas buk Sarah, mata wanita paruh baya itu mulai mengaca seperti kristal lusuh.

"Maafin Ziah, tapi ibu salah, Ziah tidak mencintai Al bu, berapa kali juga Ziah bilang Ziah mencintai Bani bu, Bani kehidupan Ziah bu, please"Ziah berurai air mata.

Gadis itu sampai sungkem di hadapan sang ibu demi meyakinkan wanita tsb.

"Semua sudah terjadi kamu tidak bisa mengelak lagi, Minggu depan kalian akan menikah, cukup ibu tidak mau dengar apa2 dari kamu"sergah Sarah, wanita itupun melangkah pergi dari hadapan sang anak menyisakan Fauziah yg tertunduk dan terisak dalam tangisnya.

"Nak, ini gelang kamu"pak Kadir mendekati sang anak, Ziah berlarian memeluk ayahnya, hanya pria tua itu lah yg selalu mengerti perasaan sang anak, lembut dan teduh.

**

"Bani...Bani...Bani..."Lirih Ziah sembari memandangi diamond yg telah diserahkan sang ayah.

Tunangannya tuan tanah muda terus berurai air mata seakan tiada kering2 nya.

Terisak terasa sakit dan menyesakkan dada, berteriak, memberontak tidak ada yg mau mendengarnya.

Ziah adalah selengkap lengkapnya sebuah derita.

"Dek apa kamu mau kakak telponin Bani?"Ariska datang memegangi tengkuk Fauziah yg tertunduk di samping kasurnya sembari menumpahkan penderitaan hatinya.

Gadis itu menggelengkan kepala.

"Kak, kenapa nasib Ziah seperti ini kak?"Ziah tersedak karna isakan yg semakin menjadi.

"Sabar dek...Kamu sedang di uji Allah, kalau jodoh rezeki maut itu Allah yg mengaturnya kita hanya bisa berencana tapi dialah sang pemilik skenario itu, sebaik baik skenario kita jika tuhan tidak mengizinkan nya itu takkan terjadi namun kamu harus percaya hanya skenario Tuhan lah jalan terbaik untuk kita di dunia ini"

Kultum Ariska barusan mendiamkan Fauziah, sang kakak benar dia harus menerima takdirnya dan tidak mungkin kukuh dg pendiriannya toh hanya akan membuatnya semakin larut dan berakhir tragis kalau tidak gila, menggila atau bahkan mengakhiri hidupnya sendiri.

**

"Apa yg sebenarnya terjadi dg Fauziah kenapa dia tiba2 aneh? Dan mengacaukan acara hari ini"tuan tanah muda ternyata tidak sebodoh yg di kira, meski berusaha seoalah tidak tau apa apa namun hatinya bukanlah terbuat dari beton yg susah di tembus.

"Kamu tau Al, aku mencintainya, aku sangat mencintai nya, dan aku menyesal karna pernah jatuh cinta sama kamu"sebuah ingatan itu seketika menggelitik dalam benak tuan tanah muda saat ini, pria itu butuh sedikit lebih keras lagi memahami ke inginan yg sebenarnya dari naluri hati seorang Fauziah.

Tuan tanah muda disini terlihat menyedihkan bukan, dia sebenarnya mengerti tapi menghindari kenyataan itu, hanya karna ke egoisan yg bertahta atas dirinya, hanya memikirkan kebahagiaan diri sendiri dan rasa takutnya.

"Apa benar, laki lak itu telah merebut Fauziahku dari ku?"Al mulai mondar mandir tak karuan.

"Tapi itu tidak mungkin, dia milikku selamanya akan seprti itu "kini tuan tanah muda tersenyum kecut.

"Eh ngomong ngomong Kencana sedari kejadian tadi tak muncul muncul tu anak kemana ya?"

Ternyata masih ingat juga tuan tanah muda ini dg pionnya itu, wanita yg di jadikan seperti senjata untuk berburu mangsa yg di ingininya, gadis manis, mungil dan imut dia menjadikan gadis itu selayaknya seorang budak dalam kedok persahabatan, sangat miris tuan tanah muda.

Tapi pion tuan tanah muda itu jangan di remehkan, buktinya saat ini dia sedang tersenyum licik dg seorang pria di sebuah warung desa, entah apa yg sedang di obrolkan nya dg si pria misterius itu.

Terdengar kekehan manja dan tawa yg begitu puas dari mulut gadis mungil itu.

Siapa kira2 pria misterius yg sedang bersamanya saat ini? Apa Kencana sudah move on dari tuan tanah muda?