Kencana terus mengurai senyum sengit di lengkungan bibirnya, seraya meneguk nikmat secangkir Teh Masalah.
Mata ini terus memandang nakal ke arah pria berhoodie Hitam Pekat yg ada di depannya, bibir Merah yg menyentuh tepian cangkir itu terlihat sexi dan menggoda, Kencana gadis ini sedikit nakal ternyata.
"Berhenti menatap ku seperti itu, kau? Ha sial, aku bahkan bingung harus ngomong apa?"Upat laki laki tersebut, wajah pria ini tampak berkerut, namun lirikan nakal Kencana tak berkedip sama sekali.
"Kenapa apa aku mempesona?"Goda gadis itu, suara khas rayuan maut itu menggetarkan iman para kaum Adam, di tambah bibir sexi yg terus menggoda lewat tepian cangkir teh yg diteguknya secara perlahan seperti menikmati benar itu teh.
"Kucay...Berhenti menggoda ku?"Ketus laki2 itu, rayuan Kencana tak mempan sepertinya pada pria ini, mulut si pria malah mengerucut.
"Haha.."Kencana melepas teh nya dan menghentakkan cangkir itu di meja, gadis itu tertawa tertahan, suara tawanya aja begitu menggoda tapi sang pria tetap berwajah kusut.
"Kucay..."Sesal laki laki itu lagi, matanya melebar bulat sempurna seperti buah pinang.
"Sudah kau tidak perlu khawatir begitu, santai aja, apa kau tau semenjak kita berkenalan dan berteman dalam waktu yg singkat, kau menambah semangatku untuk terus berjuang tuan, hm"suara Kencana tidak keras juga tidak lambat itu seperti sebuah suara khas wanita kala merayu lawan jenisnya, sangat menggoda.
"Bagaimana aku tidak khawatir, kau mempertaruhkan calon istriku, mempermainkan perasaannya, kau tidak punya hati apa Cay?"Upat laki laki itu, wajah nya bersungut sungut emosi.
Gadis itu tersenyum menyeringai menanggapinya.
"Hei, dengar karna aku punya hati, ya untuk memenangkan hati seseorang kita butuh perjuangan, kau pernah dengar pepatah bukan, berakit rakit kehulu, berenang renang kita bisa tenggelam"Kencana melebarkan mata, menatap laki2 itu dg tatapan tajam.
Gadis yg ngacok pepatah ngawur dari mana yg barusan ia katakan, semakin membuat teman nya itu geram dan menggerutu kesal.
"Hei..Hei..Bisakah kau memperlihatkan ekspresi wajah yg santai tuan?"Kencana menyipitkan mata, dan menghembuskan nafas nya dengan kasar.
Laki laki itu tetap memperlihatkan wajah masamnya dg satu tangan yg menggapai sebuah piring berisi gorengan, seketika dia melahap gorengan itu dg rakus.
Sepertinya pria ini menukar Kencana dg si gorengan, dari pada menelan Kencana lebih baik di lampiaskan ke pada gorengan itu.
"Apa rencana kau selanjutnya Cay?"Tanya si pria, seraya meneguk secangkir Teh Masalah miliknya.
"Untuk saat ini kita break dulu, besok malam aku akan memikirkan nya lagi"jawab kencana enteng, dg mata indahnya yg terpokus pada ponsel miliknya, jari jemari gadis ini seperti sedang sibuk mengetik sesuatu pada layar ponsel itu.
"What? Gak gak...Aku tidak setuju, aku tidak mau membuang buang waktu lagi"sergah si pria seraya menghentakkan dg kasar cangkir teh miliknya.
Kencana lantas melirikkan matanya ke arah pria tersebut dg tajam dan melebar, lalu kembali menarik nafas dalam2, butuh kesabaran sepertinya bagi gadis ini untuk menghadapi pria yg ada di depannya saat ini.
"Dengar...Tuan Alvino..."Kencana mulai menampakkan wajah serius.
Sudah ketara sekarang siapa laki laki itu, dia ternyata adalah tuan Alvino muda, si tampan kekasih yg di renggut paksa dari Fauziah, apa hubungannya dg Kencana?dan bagaimana mereka bisa saling mengenal.
Biar gak bingung dan bertanya tanya mending kita flash back dulu deh.
*
Flashback on.
Bani terus di hantam rasa galau, pagi ini dia begitu malasnya untuk datang kekantor, dan sekenak hatinya melempar semua tugas dan tanggung jawab nya ke pada sang adik.
Tuan Alvino muda lebih memilih nasib buruknya di tinggal kekasih tanpa kabar yg jelas lebih tepatnya saat ini tuan muda Alvino tengah di gantung oleh wanita itu.
Karna rasa malas yg terus mendera ulah kesakitan hati yg tak mereda Bani melelapkan matanya kembali dan menenggelam kan diri dalam selimut.
"Nani ku sayang, kau menyerah sayang, apa kau tidak ingin berjuang untuk ku, aku akan di nikahkan dengan orang yg tidak aku cintai, apa kamu iklas aku menikah dg laki laki lain selain dirimu, butuh waktu bertahun agar aku bisa menemukan kamu kembali sayang, tapi kenapa di saat kamu sudah dg tulusnya mencintaiku kenapa kamu tidak memperjuangkan cinta kita"
Bani membuka mata secara perlahan, tadi itu mimpi atau dia sedang berhalusinasi seolah Bindari gadis itu berbicara dan berbisik di telinganya, Bani bergidik dia kembali memandang photo sang tunangan dan meneggelamkan di dadanya yg kokoh.
"Tin..Tin..Tin"ponsel tuan Alvino muda menunjukkan pertanda ada notifikasi yg masuk.
Bani sedikit tersentak dan mengambil ponsel yg tergeletak di meja nakas disamping ranjang nya.
Dan benar saja sebuah undangan pertunangan terpampang nyata pada layar ponsel itu, dan disitu tertulis nama Fauziah Arzanetta dan Al Wijaya, akan melangsungkan pertunangan pada pukul 16 :00 waktu setempat.
Mulut laki2 tampan ini nyaris membetuk huruf O besar, dia syok dan tidak mempercayai kenyataan ini, dalam kehancuran hati yg menggebu dan getaran hebat dari dalam dada sana, sesak, menguak emosi akhirnya Bani membanting ponsel hingga terpental ke sudut kamar, entah apa bisa berfungsi kembali itu ponsel mahal atau tidak.
"Nak, kamu tidak ngantor lagi?"Tiba tiba Hartawan datang, Bani yg sedang di kuasai emosi itu sangat terjingkat dg kedatangan sang ayah.
"Gak.."Ketus Bani, wajah nya di penuhi amarah, api yg bekobar kobar, Hartawan mendekati putra nya dia sadar sang anak sedang tidak baik baik saja.
"Kenapa boy? wajah mu di tekuk gitu, apa kamu sedang kesal? Papa belum pernah loh liat kamu seperti ini, kenapa? Bisa kan cerita?"ucap Hartawan lembut seraya menepuk pelan tengkuk sang anak.
Sontak wajah Bani berubah dan memeluk sang ayah sembari menangis disana.
"Papa....Ketakutan Bani terjadi pa..Bani kehilangan dia untuk yg kedua kalinya, Bani payah pa, Bani pecundang, hikhikhik.."Bani terisak Isak di dada sang ayah, Hartawan merenggangkan pelukannya dan menatap sang anak dg tajam.
"W..What? Konyol, bodoh, tolol, kenapa kamu biarkan? Apa tidak ada sedikitpun usaha kamu untuk mempertahan kan dia ha"Hartawan mengguncang guncang kedua lengan Bani dg kasar, sang anak masih saja menangis.
"Apa yg bisa Bani lakukan pa? Dia mencintai laki2 itu, dan hari ini mereka akan bertunangan, kalau dia mencintai Bani dia tidak mungkin mengingkari janjinya, dia penghianat dia bukan milik Bani pa"jelas Bani dg suara tinggi.
"Itu kan menurut kamu, apa dia memberikan alasan yg pasti kenapa dia melakukan ini semua, seharusnya kamu cari tau dulu alasan gadis itu, karna bisa jadi dia terpaksa, jika ada yg disalahkan itu adalah kamu sendiri, kamu yg mengirim gadis itu kembali, kamu yg mengobati cinta pertama nya itu, dan sekarang kamu bilang dia berkhianat, laki2 bodoh"bentak Hartawan yg terus terusan mengguncang guncang tubuh sang anak.
Mereka sama sama tersentak saat mendengar ponsel yg telah di buang dan di lempar dg ganas itu berdering, nasib baik itu ponsel masih berfungsi.
Kepala ke duanya mengarah ke arah suara ponsel tersebut Bani bergegas mengambil nya dan setelah di lihat No itu No yg tak di kenal.
"Gak tau siapa pa? Mungkin gak penting"ucap Bani memelas.
Hartawan melototi anaknya pertanda menyuruh putra kesayangan nya itu untuk mengangkat telp tersebut.