Chereads / amarah bahagia / Chapter 65 - Masih flashback.

Chapter 65 - Masih flashback.

"Hallo..."Jawab Bani ketus

"Apa saya berbicara dg calon suaminya Fauziah?"Suara halus cenderung dingin, menggema di telinga Alvino muda

"Ya, saya calon suaminya yg sah, kenapa dan ada keperluan apa anda menelp saya?"Timpal Bani lagi.

Mata pria itu melirik sang ayah yg sedang memegangi dan memandangi potret Bindari.

"Saya baru sadar Bindari kalau kamu sangat mirip dg Fauziah"gumam Hartawan.

"Apa kau menerima undangan itu?"Ucap seseorang dari balik telp itu dg nada dingin memanja.

"Oh jadi anda yg mengirimkan undangan palsu itu?"Ketus Bani lagi.

Pria ini sedang di rundung emosi hingga lupa bagaiman cara nya berbicara dg layak kepada wanita.

Sang ayah menangkap gelagat itu dan memberikan kode untuk berbicara baik dan sopan.

"Apa? Undangan palsu? Haha...Tidak, tidak, saya juga berharap itu undangan palsu sama seperti anda, sayangnya itu nyata, real, you know real, sangat nyata"

Penekanan wanita itu sangat lah khas, manja, dingin, sangat nakal, tapi lembut.

"So..Apa mau kamu?"Bani sedikit membaik.

"Tidak banyak, cukup hadir disini kita gagalkan pernikahan mereka haha..."Wanita itu tertawa renyah, tuan Alvino muda sampai bergidik ngeri mendengarnya.

"Are you crazy?"

"No...Hanya saja aku mau mengajak kamu berjuang bersama sama"nada sang wanita mulai terdengar serius.

"Apa kamu tidak menginginkan mereka bersatu? Why? Please says your reason?"

"Mereka menikah karna terpaksa, tepatnya Fauziah kekasih kamu menikahi Al Wijaya dg terpaksa, gadis yg malang dia sangat mencintai kamu"jelas sang gadis, itu cukup terdengar indah di telinga tuan Alvino muda.

"Dari mana kamu mengenal Fauziah? seyakin apa kamu tentang cinta dia sama aku?"

"Hello boy, aku temannya Fauziah, tepat nya aku Rivalnya, aku tau betul bagaimana gadis itu menderita dg pernikahan ini"

"Ok! jadi, what do you wont from me?"

"Pertunangan tinggal hitungan jam, katakan ya atau tidak, atau kamu akan kehilangan dia untuk selamanya"seperti sebuah ancaman, namun bertujuan baik, sedikit bisa membuat Bani merenungi dan berfikiran rasional.

"Baiklah"Bani menghela nafas nya dg kasar.

Di tatapnya Hartawan, tuan Alvino tersenyum merekah memandangi sang putra.

"Ok, nanti kamu kirim aja lokasi dimana aku harus menjemput kamu di desa ini."

"Tidak perlu aku bisa kesana sendiri, aku hafal kok di mana rumah Fauziah"

"Bodoh, kau tau calon tunangan Fauziah itu orang terkaya di desa, mana mungkin mengadakan pesta di tempat yg sempit, sudah ikuti saja perkataanku"

"Apa kau bisa aku percaya?"Bani mengernyit.

"Sure...Sudahlah jangan lagi buang2 waktu, kita di kejar deadline nih"

"Ok!"

Mereka sama sama menutup percakapan itu, tuan Alvino sudah menyambut sang anak dg senyum hangat.

"Jadi mau berjuang boy?"Alvino menepuk pundak sang putra.

"Tentu pa, berkat wanita Alien tadi"Bani mulai mengurai senyum.

"Mau berangkat sekarang?"

"Pa butuh waktu sekurang kurang nya 12 jam untuk sampai di desa itu menggunakan kendaraan roda 4, sedang kan pertunangan nya sore ini pa, mana mungkin bisa keburu?"Bani berfikir keras.

Sang ayah manggut manggut.

Bani menghela nafas dg kasar, kemudian menolehkan pandangan ke arah jendela,

tiba2 pria tampan ini tersenyum melebar, tak kala melihat seekor Capung menghinggapi jendela kamarnya.

Apa hubungan nya Capung itu dg Alvino muda sampai sampai sang Capung datang Alvino muda tersenyum indah.

Semakin lama semakin aneh saja tuan CEO keren ini.

"Pa...Cupang pa?"Bani menyentakkan lamunan sang ayah.

"Ok baiklah, papa akan telpon kru kita"Hartawan tersenyum seraya mengambil ponsel nya dan menelp orang2 mereka.

Bani tersenyum puas, dia membayangkan bagaimana hebohnya saat nanti berhasil menggagalkan acara pertunangan itu.

Tuan Alvino muda sepertinya mulai bersikap licik, kenapa apa karna wanita alien tadi?Sungguh wanita penghasut tingkat dewa.

**

Kencana tiba tiba berpamitan untuk pergi sebentar setelah berhasil menyulap seorang tuan tanah muda menjadi putra mahkota yg gagah.

"Ini kan? Landasan udara? Kenapa dia mengirimkan alamat ini? Aneh"mendapati sebuah alamat yg di kirim ke ponsel nya, gadis mungil itu sedikit mengkerutkan keningnya.

"Ha persetan, terserah yg penting dia mengikuti rencana ku"timpal nya kemudian, senyum miring bolehlah sedikit membuat kelicikan gadis itu semakin ketara.

"Hei apa kah itu dia?"Tak butuh waktu lama, untuk gadis alien ini sampai di tempat tujuan.

Bayangkan saja dia sebagai pembalap liar wanita kelas atas, tak peduli jalanan desa yg sempit, jalanan tikus sekalipun akan di tebasnya, dia wanita imut lembut tapi sangat Kenes.

Visus nya terkunci kala melihat pemuda bak Kaisar Korea datang menyapa dunianya, nyaris saja mulut wanita ini enggan terkatup dg netra membelalak sempurna.

"Thangks, kalian luar biasa"sang pemuda melambaikan tangan kepada para kru yg setia mendapinginya dan membuat nya mendarat dg selamat di tempat itu.

Langkah gagah nya, sedikit berlarian menuju gadis yg mulutnya seperti huruf O besar.

"Eh...Hay...Nona? Kau tidak apa apa?"Sang kaisar mengibaskan tangan nya ke wajah gadis ini, sialnya sigadis masih tak sadar, apa dia mendadak tuli??

"Hai wanita Alien"pria itu kemudian menjitak kening gadis tsb.

"Aw..."Si lincah ini akhrinya sadar juga dan mengusap bekas jitakkan itu.

"Kau ...Kau..."Gadis ini bahkan belum bisa bicara dg benar.

"Albani Alvino, aku calon suami sah Fauziah Arzanetta"dia mengulurkan tangannya.

"Ya aku ke..Ke...Cay.."Kencana tak bisa mengontrol diri gadis ini seperti gadis bodoh saja, naluri setiap wanita siapa yg tidak terkesima melihat pria tampan gagah, lagi berkuasa, tidak terkecuali wanita biasa seperti Kencana itu hal yg termasuk lumrah bukan?

"Apa? Kucay? Nama mu Kucay?"Tuan Alvino muda mengerinyit heran, mendapati wanita itu terperangah tak tau harus berkata apa.

"Bukan...Kencana Durga, itu namaku"akhirnya gadis kenes ini bisa bicara dg lancar dan menyalami sang kaisar yg tatapan nya saja membuat takjub.

"Baiklah Kucay?"Tuan Alvino muda tertawa tertahan, sangat manis tapi justru Kencana mengerucutkan bibirnya.

"Terserah kau saja tuan"timpal nya kemudian.

"Ya of course"Bani tersenyum menyeringai.

"Hei tuan...Tadi itu, je..Je...?"Kencana kembali terbata bata, seperti bayi yg baru belajar bicara.

Tuan Alvino muda tersenyum manis, dia tau kenapa gadis ini bersikap demikian, sebagai pria level angkasa, sikap wanita seperti ini sudah sering di dapatnya, apa lagi yg baru saja mengenalnya seperti nona Kencana.

"Apa...? Cupang maksud nya?"Tuan Alvino muda tersenyum miring.

Tangan kokohnya di sibukkan dg setir kemudi.

"Ha..Cupang?"Kencana bergidik dan menarik narik anting2 yg terurai indah di telinganya, begitulah gadis ini saat dilanda kebingungan.

"Jangan nanti putus, mengurangi kecantikan mu nona"tuan Alvino muda melirikkan pandangan nya sejenak sebelum kembali fokus mengemudi.

Kencana bersemu merah, entah apa yg merasuki gadis ini, hanya rayuan receh begitu sudah kalap, haduh memang wanita.

"Kendaraan mu tidak adalagi kah yg lebih wah dari pada yg tadi itu tuan?"Sebuah sindiran gadis mungil itu, mampu membuat Bani tersenyum renyah.

Kencana menikmati betul gerakan rahang laki2 tampan itu dari samping, seperti menatap pemandangan pulau Jeju untuk pertama kalinya.