"Kenapa kau terpesona nona?"Tuan Alvino tersenyum nakal.
"Tidak, aku hanya Bucin pada satu orang, calon tunangannya, calon istri kamu yg katanya sah itu"jawab Kencana dg semangat.
"Wah surprise to me, ternyata kita senasib, sekarang aku semakin yakin dan bersemangat dg misi ini, dengar nona, kau tau jarak tempat ku dg desa ini cukup jauh, jika aku menggunakan mobil tidak akan bisa sampai secepat ini, bisa bisa gagal semua rencana licik mu itu"ocehan tuan Alvino, membuat Kencana manggut manggut.
"Belok kanan"Kencana mengarahkan jalan saat melihat perempatan, tuan Alvino muda memutar setirnya.
"Kau tau alasan apa saja yg membuat Fauziah dan Al Wijaya sampai di jodohkan?"
"Kenapa?"Sesaat Bani mengarahkan pandangannya ke pada gadis itu dan kembali mengemudi dg kecepatan sedang.
"Dengar, satu, karna yg membuat tuan tanah muda sakit keras itu adalah Fauziah, kedua, mereka saling mencintai tapi itu dulu catat, itu dulu ya bukan sekarang, dan hubungan mereka mendapat pertentangan dari kedua orang tua mereka, karna rasa bersalah dari orang tua mereka itulah yg menjadikan para ibu2 berhati lembut itu menjodohkan mereka dan ingin menyatukan mereka kembali, karna mengira Fauziah dan Al masih saling mencintai, dan di perparah dg yg ketiga...."Kencana menghentikan pembicaraanya sejenak.
"Apa yg ketiga apa?"Tuan Alvino penasaran gadis itu tiba2 terdiam dan terasa berat untuk mengutarakan nya.
"Kau yakin ingin mendengar yg ketiga?"
Kencana melebarkan mata, Alvino muda menatap gadis itu penuh keyakinan.
"Ya tentu ..."
"Karna Al dan Fauziah pernah tidur satu ranjang?"jawab Kencana, nada itu pelan namun terdengar keras di telinga tuan Alvino muda bahkan serasa ingin memecahkan gendang telinga pria tampan itu.
"What?????"Teriak nya kemudian.
"Kau percaya hal itu?"Kencana menatap nya teduh, Bani menginjak rem, dan seketika mobil nya berhenti mendadak.
"Tidak, sebelum aku mendengar sendiri dari mulut Fauziah"
"Aku juga tidak meyakini nya, tapi itulah alasan terbesar kenapa Fauziah di paksa menikah dg Al."
"Fauziah ku tidak seburuk itu Kucay?"
"Ya aku tau, kejadian itu 10 tahun lalu, sayang nya kedua orang tua mereka baru mengetahuinya sekarang, aku juga yakin mereka berdua di jebak, aku tau betul bagaimana najisnya penginapan Durga, cih sayang itu milik keluarga ku sendiri, para preman preman disana tidak kenal belas kasih mereka buas, aku curiga itu semua ulah setan setan sialan itu, dan saat ini peluang terbesar kita adalah menemukan bukti kalau mereka tidak bersalah, mereka hanya korban, jika ada bukti dg mudah kita bisa menggagalkan pernikahan mereka"
Bani seperti mendapat sebuah harapan dari perkataan gadis imut ini, dia kembali menyalakan mobil itu dan tancap gas.
"Baiklah Cay, aku percaya"
"Fauziah beruntung dia gadis yg sangat beruntung, kau sangat mencintai dan mempercayainya setulus hati, kekayaan mu apa lagi itu seperti bonus untuk gadis itu"Kencana kembali mengurai senyum manisnya.
Bani tersenyum pahit mendengar perkataan barusan.
"Tidak Cay, Fauziah tidak mengetahui status sosial ku sama sekali, baginya aku hanyalah karyawan biasa, dan pria sederhana"Wajah Bani berubah murung seketika.
Si Kucay berdesir mendengar penuturan tuan Korea, gadis ini mendadak melankolis dan larut dalam keharuan.
"Aku yakin kau punya alasan yg pasti tentang hal ini, dan ini bukan hakku untuk mengetahuinya lebih dalam lagi"Kencana menepuk pelan tengkuk tuan Alvino muda.
"Thanks, kau gadis baik, si bodoh itu yg tidak peka"sarkas Bani menuju tuan tanah muda.
Kencana menanggapinya dg tersenyum miring.
"Berhenti"tiba2 Kencana menyentakkan ke fokusan sang kaisar dan berhenti secara mendadak.
"Kenapa Cay?"Tuan kaisar mengerinyit heran.
"Kita sudah sampai tuan Alvino"
"Apa? Tapi ini bukan seperti lokasi pesta?"
"Memang, ini rumah ku, ayo kita masuk"Kencana lantas turun dari mobilnya, kening tuan Alvino muda berkerut tak paham, kenapa gadis ini malah membawanya kerumah bukan nya kelokasi pesta.
"Kucay..Kenapa kau bawa aku pulang kerumahmu, apa kau mau menjadikan aku menantu rumah ini?"Teriak Alvino muda dg nada memelas nya mengikuti Kencana hingga ke depan pintu rumah besar milik keluarga Durga.
"Diam, pria sableng"bentak Kencana.
Alvino muda menggaruk kepala yg tidak gatal, gadis ini sangat membingungkan dirinya.
"Ibu..."Teriak Kencana di ruang tengah rumah besar nya, sang kaisar telah duduk dg wajah bingung di sofa rumah besar tsb.
"Ya sayang.."Wanita paruh baya itu keluar, wajah nya langsung sumringah melihat kaisar gagah itu.
"Ini dia, perkenalkan naman nya Bani, sesuai rencana kita dia akan ikut meramaikan pesta itu"oceh Kencana ke pada sang ibu, tuan Alvino muda melebarkan mata, mulutnya nyaris membentuk huruf O besar, sang kaisar benar2 di buat bingung oleh tingkah ibu dan anak ini.
Perlahan meski langkah sedkit gugup, sikap sopan dan santunnya tuan Alvino muda menunuduk kan kepala dan menyalami ibu Kencana.
"Apa maksud nya ini Cay? Dan ibu? Apa ibu mengetahuinya?"Tanya Bani, wajah pria itu di penuhi ribuan tanda tanya besar.
"Ya Ban, ini rencana ibu, sebenarnya ide untuk mengajak kamu bergabung itu adalah ide ibu, saat aku bilang tentang kejadian sebenarnya ibu kasihan sama kita berempat dan munculah ide untuk mengembalikan mana yg seharusnya menjadi kebahagiaan kita, amazing bukan?"Jawab Kencana enteng dan sangat santai sembari mengulurkan secangkir teh kepada tuan Alvino muda.
"Waw, lagi lagi surprise to me, ibu milenial ini mah, aku bangga punya ibu seperti ini"jawab tuan Alvino spontan, mata bulat kencana melebar.
"What?"
"Hehe..."tuan Alvino meneguk teh miliknya.
Kencana tertawa garing, tuan Alvino muda seperti memecah kesunyian di rumah besar itu, dia terlihat gampang menyesuaikan diri.
"Ngomong ngomong nak Bani cepat sekali nyampenya, naik apa tadi ke desa ini? Apa kendaraan umum sudah mulai lancar menuju desa ini?"Wanita paruh baya itu menghempaskan pantat nya di samping tuan Alvino muda.
"Naik cupang Bu.."Timpal Kencana yg baru saja keluar dari kamarnya.
Gadis ini baru saja selesai berdandan dan mengenakan kebaya Kuning berbenang emas, warna khusus anggota keluarga ke dua mempelai.
Kebaya itu berhasil menyulap gadis mungil ini menjadi wanita anggun dan mempesona.
Tuan Alvino muda cukup takjub melihat gadis yg di bilang nya Alien itu.
"Apa Cupang? Maksud kamu nak? Ikan?Ikan Cupang?"Ibu Kencana tertagun wajah wanita itu terlihat begitu polosnya.
Ke dua orang yg mendadak menjadi fatner itupun tertawa renyah.
Anak muda jaman sekarang orang tua bicara malah di ketertawakan, emang apa yg lucu dari omongan ibu barusan? Pikir wanita paruh baya yg di panggil Sekar oleh suaminya itu.