Restoran di tengah kota selalu di penuhi para tamu.
Rayi melangkahkan kaki memasuki restoran, disusul dengan Daniel yang berada di belakangnya. Langkah mereka berhenti saat seorang pelayan menghampiri mereka berdua.
"Adakah yang bisa saya bantu." Dengan nada suara yang begitu sopan dan senyum ramah terlukis di wajah pelayan laki-laki ini.
Daniel mengatakan bahwa ia mencari nama meja yang telah di pesan olehnya beberapa hari yang lalu. Dengan sopan pelayan ini membawa mereka berdua ke sebuah meja yang berada di sudut ruangan. Rayi mengikuti langkah Daniel dan pelayan yang memandu nya ke meja mereka.
Dengan menggunakan atasan striped cashmere sweater, yang memiliki corak strip putih pink yang sangat indah di padukan dengan celana jins dan Rhyton sneakers putih. Perpaduan yang sederhana ini, mampu membuat siapun yang melihatnya berdecak kagum. Dengan penampilan seperti ini, ia terlihat seperti laki-laki pada umumnya. Yang memiliki kehidupan yang normal dan luar biasa.
Setiap pakaian yang ia kenakan, bukan dirinya lah yang memilih melainkan seorang pelayan yang berada di kediamannya. Rayi seorang autis ia tidak mengerti dengan padu-padan dalam berpakaian. Seorang autis mengalami masalah dengan belajar, komunikasi dan bahasa. Ia lebih senang menumpuk sesuatu. Dan itu tidak memungkinkan seorang autis begitu pandai memadu-padankan style fashion.
Setiap hari, pakaian-pakaian yang dikenakan Rayi sudah di siapkan pelayan. Martin menyuruh pelayan yang berada di kediaman Rayi, untuk memberikan apapun yang Rayi inginkan. Bahkan Martin menyuruh pelayan nya dikhususkan untuk memilih setiap harinya.
Belum lama ini Rayi menghadiri sebuah acara yang diadakan Martin untuk para koleganya. Konsep acara yang begitu formal, Rayi menghadiri dengan mengenakan dengan pakaian yang tidak selaras. Ia menggunakan baju stripe hitam putih panjang dengan baju kodok pendek berwarna kontras dan sepatu yang begitu dekil dan kotor.
Semua orang tertawa kearahnya, pandangan mereka menyiratkan bahwa di pesta formal ini memiliki badut yang datang entah dari mana.
Martin yang melihat kejadian itu di permalukan oleh koleganya dan di anggap tidak bisa dengan becus merawat seorang yang begitu penting. Semua koleganya terus mengolok Martin.
Semenjak kejadian itu ia mengutus pelayan untuk merawat dan melilihkan baju untuk Rayi. Selama 18 tahun Martin berubah menjadi seorang yang begitu peduli. Martin tidak memperdulikan Rayi hidup seperti apa selama 18 tahun. Dengan usia Rayi yang semakin dewasa dan perusahaan masi atas nama Rayi. Martin lupa ia ada disana karena seorang autis ini. Kolega dekat ayah Rayi yang mengetahui ini mengolok dan mencemooh Martin karena hal ini.
***
Pelayan laki-laki ini menarik kursi untuk mereka duduki namu yang duduk di sana hanya Rayi. Daniel berdiri disebelah Rayi mengamati setiap pelayan yang lalu-lalang menyiapkan menu di meja yang Rayi duduki.
Semua menu utama yang ia pesan sudah ada di meja, seorang pelayan perempuan menyajikan menu terakhir yang ia pesan dengan ramah dan sangat sopan ia undur diri dan mengatakan "Selamat menikmati makanannya tuan. "
"Terimakasih." Rayi menjawab dengan sangat antusias tersenyum lebar dengan begitu bahagia ke arah pelayan wanita yang telah menyajikan menu terakhir yang ia pesan di restoran francis ini.
Laki-laki ini sangat tampan?.
Pelayan perempuan tidak menyangka akan mendengar kan respon yang begitu mengejutkan jantungnya.
Selama ia bekerja di restoran francis ini, ia sudah sering mendengar ucapan terimakasih dari customer, namun orang ini benar-benar mengejutkan.
"Aku tidak akan pernah melupakan ekspresi nya. Benar benar tampan. "Ia terus berbicara dalam hatinya. Dengan kegirangan.
Dengan ekspresi yang tulus dan begitu antusias. Ia seperti anak berusia lima tahun yang sangat senang ketika seseorang memberikan sesuatu yang sangat berharga.
Ia begitu terpesona dengan senyum indah yang di lontarkan oleh Rayi. Dengan tersenyum malu-malu dan memunculkan seburat merah mudah dikedua pipinya. Ia perlahan meninggalkan meja Rayi dengan senyum yang terus mengembang.
Rayi memakan, makanannya dengan sangat elegan dan tidak bersuara sama sekali. Daniel terus berdiri di sampingnya.
Setalah beberapa menit yang lalu Rayi menikmati makan siangnya. Daniel membuka suara. "Tuan, apa kau akan benar-benar memulainya. " Dengan posisi masih berdiri di samping Rayi dengan raut wajah yang sedikit ragu.
Rayi mengelap mulutnya dengan tisu disana. "Paman kau meragukan ku?. Aku sudah menunggu selama 18 tahun. Aku tidak sabar untuk memberikan kejutan kepada mereka. Aku ingin mereka semua terkesima. " Dengan raut wajah yang begitu tegas dan meyakinkan ia melihat ke arah Daniel.
"Paman, apa kau tidak lapar? , sebaiknya kau juga makan. Aku ingin membeli minum sebentar. " Rayi melihat kearah pintu restoran yang terbuat dari kaca bening ini, sehingga suasana di dalam dan luar dapat terlihat dengan jelas. Ia berdiri meninggalkan Daniel begitu saja.
Rayi terus melangkah keluar restoran dan ia sampai di tempat penjual minuman es kopi yang tidak begitu jauh dengan restoran francis di sana.
Ia menyeruput es kopi expreso dalam cup, tatapan matanya tertuju pada sosok wanita yang keluar lebih dulu dari restoran francis yang ia kunjungi dengan Daniel.
Wanita itu begitu terburu-buru untuk pergi dengan smartphone yang melekat di telinganya ia terus berbicara dengan begitu senang dan terus tersenyum.
Wajahnya sangat mungil dan begitu cantik. Ia berhenti di tepi jalan dan mencari sesuatu di dalam tas yang ia bawa. Ia terus mencari namun tidak menemukan apapun.
Lalu ia mendongak kan wajahnya untuk melihat sekitar. Tiba-tiba wajahnya dingin, terguyur oleh sesuatu yang lengket dan dingin baunya seperti kopi. Baju yang ia kenakan begitu kotor karena pakaian yang berwarna biru muda dengan rok putih ini sudah berubah warna menjadi warna coklat.
Wanita itu membuka matanya dan melihat seorang pria berdiri di hadapannya dengan tatapan merasa bersalah lalu ia menundukkan pandangannya ke bawah.
Wanita ingin sekali memarahi pria ini namun pria ini mengatakan.
"Kakak aku minta maaf aku tidak sengaja. "
Kakak? Apa aku tidak salah dengar?
Wanita ini menatap aneh ke arah pria yang berdiri tertunduk ini. "Dia mengatakan aku kakak?? Lelucon apa lagi ini. Dia lebih tinggi dan aku rasa usia kita tidak jauh berbeda. Wah benar-benar pria jaman sekarang. " Ia menggerutu dalam hati.
"Kakak aku minta maaf, membuat bajumu kotor dan basah. Aku tadi terdorong oleh pria yang tadi berlari. " Ia menunjukkan jari telunjuknya ke orang yang tengah tertawa karena ia telah menangkap temannya.
"Aku sangat minta maaf , Aku terdorong dan membuat minuman ku terjatuh dan mengenai kakak. Aku tidak sengaja melakukannya. Aku tidak melempar minuman itu kearah kakak. Aku tadi berjalan kesini untuk mencari pamanku. Aku tidak menemukannya. Dia menyutuhku untuk menunggu namun ia begitu lama datang, aku mencarinya dan..... " Dengan tatapan tertunduk Rayi dan memainkan kedua jarinya, ia menjelaskan kepada wanita ini.
Ketika wanita ini, ingin mengatakan sesuatu ada seorang laki-laki datang menghampiri pria yang tertunduk ini.
"Tuan kau tidak apa-apa. " Dengan tatapan penuh kekhawatiran ia melihat Rayi yang tertunduk. Rayi mendongakkan wajahnya ketika ia mendengar suara Danirl.
"Paman..... " Dengan suara lirih dan nyaris tidak terdengar, ia merasa takut wanita yang ada di depannya akan marah.
"Aku sangat minta maaf karena tuan ku telah mengotori baju anda, biar aku yang bertanggung jawab. Karena meninggalkan tuan ku terlalu lama."
Wanita merasa aneh dengan keadaan ini dan ia melihat ke arah kedua orang tengah berdiri ini dengan bergantian.
"Apa yang terjadi dengannya?. " Ia merasa aneh dengan sikap pria yang terus tertunduk. Ia seperti anak kecil yang ketakutan.
Daniel seakan tahu, keheranan wanita ini ia mengatakan "oh... Tuan mengalami kelainan sistem saraf, mungkin dia terlihat aneh namun dia seorang yang cerdas dan baik. "
"Kakak aku minta maaf, apakah kakak akan memaafkan aku. " Dengan tatapan memohon, membuat Trisha tidak tahan untuk mengelus kepalanya dan tersenyum dengan sangat tulus.
Ia merasa tidak pantas jika ia harus marah karena kejadian hal sepele seperti ini.
"Lain kali hati-hati. Jika ada orang mendorongmu dan kau membawa makanan atau minuman kau harus menjaganya. " Trisha mengatakan dengan sangat pelan dan ramah ia memperingati Rayi.Rayi mengangguk dengan senyum cerahnya.
Trisha yang melihat itupun ikut tersenyum. Lalu meninggalkan kedua laki-laki dan menaiki taksi.
Trisha tersenyum dan melambaikan tangan ke arah kedua laki-laki itu. Rayi membalas lambaian Trisha dan mengatakan "sampai jumpa kakak cantik. " Ia mengatakan dengan sedikit berteriak.