"Sayang, kamu mau aku belikan apa? Kamu mau aku pesankan apa? Di ujung lorong sana, ada sebuah kafe, dan aku melihat beberapa makanan yang kamu suka. Aku belikan ya?" kata laki-laki cungkring, wanita yang menjadi kesayangan laki-laki itu hanya memutar bola matanya dengan jenggah. Dia sama sekali sudah tidak berminat dengan kekasihnya. Dia menginginkan Yoga, menginginkan lebih meski kekasihnya ini kaya.
"Yaudah deh, elo pergi sana. Kalau perlu yang jauh, jangan balik-balik yang perlu!" ketusnya.
Laki-laki itu tampak terdiam, kemudian dia kembali memandang wanitanya dengan mimik wajah ciutnya itu.
"Kenapa kamu panggil gue—elo? Kapan panggilan kita menjadi berubah?" tanya laki-laki itu. sang Wanita kembali bersedekap kemudian dia mengibaskan tangannya pada wajah karena dia merasa gerah.
"Sejak sekarang, kenapa? Masalah buat elo!"
