Bagaimana tidak, bagai dayung bersambut dua tiga pulau terlampaui. Seperti itu adalah nasib Dian sekarang. dia bisa merasakan tubuh Tanti, dan sekarang dua bisa bertemu dengan orang-orang besar di perusahaan.
Yoga tampak diam, sembari memerhatikan sosok yang ada di depannya ini. ya, dia tahu… dia memang suka menilai seseorang dari matanya, dan dari yang dilihat Yoga adalah, mata Dian cukup jelalatan dan lebih condong pada hal yang tidak sopan. Contohnya saja tentang masalah bersalaman, dia bisa melihat dengan jelas bagaimana Dian memandang istrinya, menggenggam tangan istrinya seperti seekor singa lapar yang melihat mangsa empuk di depan matanya.
"Kamu salah satu karyawanku?" tanya Yoga. Dian pun menganggukkan kepalanya dengan kuat.