Lintang tampak duduk dengan manis di depan teras rumah tantenya Aidan. Dia mendegus berkali-kali sambil nmemeluk tubuhnya sendiri. Suhu tubuhnya terasa sangat dingin, dan dia nyaris terkena flu parah sekali.
Dia mendengus, berapa lama lagi dia harus menunggu kedatangan Aidan. Atau dia sedang dikerjai oleh semua orang yang ada di sini? Katanya, petang Aidan akan pulang, tapi kenapa bahkan hampir tengah malam Aidan tidak pulang-pulang.
Seharusnya, Lintang tidak perlu kesini, seharusnya dia duduk manis saja di rumah sambil menikmati novel-novel bacaannya. Dia hanya membawa dua novel, dan dari kedua novel itu sudah selesai dia baca siang tadi.
Lintang memutar bolanya dengan jenggah, dia akan memutuskan. Jika sampai tengah malam Aidan tidak datang, besok pagi dia akan ikut bersama tantenya Aidan kembali ke pertigaan dan dia akan pulang ke Jakarta. Sebab di kampung ini dia tidak menemukan apa-apa selain rasa kecewa yang membuatnya kesal luar biasa.
