Setelah mengatakan itu, Lintang benar-benar diam. Pantatnya terasa semakin panas dan kesemutan. Entah berapa lama lagi dia harus menunggu. Bahkan delman ini benar-benar sangat lama dalam berjalan. Lintang kembali mendengus, dia benar-benar sudah mulai kesal dengan apa yang dia alami. Seharusnya dia tidak mengikuti saran dari tantenya Aidan untuk naik delman ini. apalagi teman-teman tantenya Aidan benar-benar segerombolan orang yang tidak penting sama sekali. Lintang rasa satu-satunya orang yang beradab di sini hanyalah tantenya Aidan seorang.
"Mbak…," panggil tantenya Aidan. Lintang pun menarik sebelah alisnya, melihat tantenya Aidan yang kini tersenyum padanya. "Saya tahu kalau kamu ini sedang dalam keadaan kesal. Banyak sekali saya jumpai jika orang kota tidak terbiasa dengan apa yang ditampilkan penduduk kampung seperti ini. tapi harap maklumi. Percayalah kalau banyak dari kami yang memiliki adab dan bisa menempatkan diri dengan baik dan benar,"