"Sayang," Kinan memanggil Hardi, yang saat ini sedang memasak nasi goreng di dapur. Dengan memakai celemek berwarna kuning, Hardi pun segera datang dengan patuh. Di tangannya sudah ada spatula dan pisau, dia memandang istrinya dengan tatapan bahagia yang luar biasa itu. Dia sudah berjanji kepada istrinya, jika apa pun keinginan istrinya akan dia turuti karena rasa syukurnya istrinya telah mau mengandung. Dan kesempatan itu, tidak dilepas begitu saja oleh Kinan, Kinan benar-benar telah memanfaatkan situasinya dengan sangat baik.
"Ya, Sayang, ada apa? Ada yang bisa aku bantu?" tanya Hardi dengan semangat empat limanya. Kinan tampak mengulum senyum, kemudian dia menganggukkan kepalanya kuat-kuat.
"Aku nggak jadi pingin nasi goreng…," kata Kinan yang berhasil membuat Hardi melongo. "Akum au martabak special aja yang ada isian jamur di dalamnya,"