Hari ini Yoga tidak berangkat ke kantor, yang ia lakukan sampai malam hanyalah bertopang dagu sambil menghabiskan beberapa anggur koleksinya. Matanya tampak memerah, membayangkan betapa mengerikannya kejadian sedari kemarin. Terlebih, menyadari kenyataan jika wanita yang sangat ia cintai kini sangat membencinya. Dia tidak menyangka, hal yang dia pikir akan membuat Meta merasa aman, hal yang dia pikir akan melindungi wanitanya, ternyata benar-benar berubah menjadi menyerangnya. Meta, bukan tipikal perempuan-perempuan pada umumnya, yang mungkin akan tersanjung ketika Yoga melakukan ini semua untuknya. Tapi, Meta adalah wanita berbeda.
Yoga kembali menghela napas panjang, rahangnya mengeras karena memikirkan masalah ini. Untuk sesaat dia memijat pelipisnya yang tiba-tiba sakit, atau mungkin bahkan sudah sakit sejak kemarin tetapi tidak pernah ia rasakan sama sekali.