"Duh, gimana ini!" kata Kinan dengan gusar. Sepulang dari mall, dia langsung mondar-mandir di kamarnya, bahkan dia belum sempat ganti baju.
Sementara Mbak Tanti, dan Mbak Hesti hanya bisa melihat kepanikan Kinan dengan diam, sambil terus nyemil kuaci.
"Apaan sih, Kin? Mondar-mandir elo bener-bener bikin pusing gue kumat," gerutu Mbak Hesti.
"Ini bahaya, Mbak! Bahaya!" pekik Kinan, memegang kedua bahu mbak Hesti dengan wajah seriusnya.
"Masalah Meta ketemu ama ayahnya tadi?" tebak Mbak Tanti. Kinan mengangguk mantab.
"Kalian tahu, nggak, sih! Sumber trauma Meta, dan alasan Meta begitu benci dengan cowok itu ya karena ayahnya. Kalian kan tahu sendiri, gimana usahanya kita dulu jodohin Meta ke semua cowok tapi nggak pernah berhasil? Karena Meta itu trauma, dia punya trauma dari kecil oleh sosok laki-laki, dan trauma itu diberikan oleh ayahnya."