Tak lama dari itu, sarapan pun dihidangkan. Lintang duduk dengan menghadap salat sayurnya yang ada di meja. Meta tampak melirik Lintang, kemudian dia melanjutkan menyiapkan sarapan untuk suaminya.
Lintang tampak mengaduk salad sayurnya itu, kemudian dia mengambil seseendok salad itu dan dimasukkan ke dalam mulutnya.
Satu….
Dua….
Tig—
"Ya Tuhan, ini apaan sih! Asin banget!" pekik Lintang. Memuntahkan salad buahnya kemudian dia mengusap lidahnya dengan tisu.
Meta dan Fatma nyaris terbahak, tapi keduanya berusaha sekuat tenaga untuk tidak tertawa. Mereka harus pura-pura terlihat sok tak tahu apa-apa tentang itu.
"Makanya, kalau nggak bisa makan salad itu nggak usah makan. Lidah Jawa sok-sokan makan salad. Kalau kebiasa makan nasi goreng, lontang sayur, nasi sambel ya makan aja kayak gitu," celetuk Meta. Lintang tampak mendengus.