Meski sakit, meski kecewa, dan meski sebenarnya dia sangat berat untuk menerima semua ini. Dia tak jadi cerai dengan Kinan, tapi syarat yang diberikan oleh Kinan benar-benar sangat berat untuknya. Bagaimana bisa seorang suami istri tidak tinggal bersama, dan jika bertemu harus menyapa sekadarnya? Bukankah berarti jika Kinan mengajaknya untuk break dulu. Bagaimana mungkin ada hubungan suami istri yang break. Ini benar-benar gila. Tapi, jika dia tidak setuju, maka akhirnya yang terjadi adalah Kinan akan kembali tidak terkendali seperti beberapa saat sebelum kejadian ini.
"Baiklah, tapi aku mohon satu hal sama kamu. Jangan halangi aku untuk berjuang atas pernikahan kita. Dan jika kamu telah luluh atau jatuh cinta lagi kepadaku. Oh, bukan... jika kamu telah memaafkanku, datanglah. Kedua tanganku terbuka lebar untuk menunggu kamu datang memelukku."
Kinan tampak memiringkan wajahnya. Kemudian dia tersenyum getir. Mengangguk sekadarnya lalu dia diam membisu.
