"Yang sabar, ya, Di. Tim suksesnya kuat, tuh," celetuk Pak Cipto, sambil melahap nasi goreng yang ada di depannya. Hardi pun mencibir.
Iya Hardi tahu, jika bosnya sudah mengatakan hal itu berarti petakanya baru saja akan dimulai. Bagaimana tidak, baru mendapatkan restu untuk memacari Kinan saja, dari Meta, hingga bosnya sudah mengancamnya sampai seperti itu. Hardi benar-benartidak bisa membayangkan, bagaimana jadinya jika suatu saat nanti, dia dan Kinan melalui perselisihan kecil, sebuah kesalah pahaman kecil? Yang ada hanya, dia tak akan mendapat dukungan dari siapa pun. Malah-malah, Meta, dan bosnya yang adalah sahabat sejatinya akan membunuhnya saat itu juga. Hardi tanpa sengaja menghela napas panjang. Berat, ini benar-benar berat. Tapi, kalau dia tak mengambil keputusan, keburu Kinan diembat orang. Dia tak akan rela jika Kina menjadi milik orang lain selain dirinya. Ya, dia tidak akan pernah rela untuk itu.