"Bunda besok pulang Meta anter, ya...," kata Meta yang berhasil mencairkan suasana. "Sorean, ya, Bun. Meta kerja dulu."
"Kamu bisa cuti, Tita," jawab Yoga diplomatis.
"Nah, dapet cuti," kata Meta semangat. Asih lantas mencubit paha anaknya. Kemudian dia memandang Yoga dengan sungkan.
"Nggak usah, Bunda mau pulang sendiri aja. Ada urusan juga sama temen Bunda di sini," tolak Asih. Dia benar-benar merasa telah gagal mendidik putrinya menjadi seorang perempuan yang manis, dan paham suasana!
"Biar saya saja yang mengantar Ibu pulang,"
"Nggak usah!" tolak mentah-mentah Asih. Dia benar-benar tidak bisa membayangkan, bagaimana bisa dia semobil dengan manusia seperti Yoga selama kurang lebih tiga jam? Yang ada, dia akan turun dalam keadaan kesurupan atau bahkan, pingsan! "Eh, maksud Ibu... Ibu masih ada urusan, Nak Yoga. Lagi pula, Nak Yoga kan seorang bos. Pasti sangat sibuk, kan? Jadi Ibu nggak mau merepotkan,"