Pagi ini, Kinan tampak menahan napas. Dia hanya berdiam diri di balik meja kerjanya tanpa memiliki niat untuk melakukan sesuatu. Ujung matanya melirik, pada sosok yang kini baru saja masuk ke dalam ruangan, kemudian dia berjalan mengabaikannya, dan masuk ke dalam ruangan khusus untuknya. Yaitu, satu ruangan yang terpisah dari ruangan karyawan lainnya, yaitu ruangan seorang kepala devisi di sini.
Dia kembali mengembuskan napas beratnya, padahal kepala devisi yang dulu sudah diberhentikan bosnya, yaitu Prayoga Mahardika. Tapi kenapa bisa, datang lagi kepala devisi yang bahkan jauh lebih menyebalkan dari yang dulu? Jika yang dulu dia ditekan dengan pekerjaan, yang sekarang dia ditekan dengan banyak hal. Dan itu berhasil membuat Kinan agaknya muak dengan semua ini.
"Kinan, ke ruanganku sebentar,"